Takut

94 6 0
                                    

Galvin pulang kerumahnya dengan rasa deg-degan dan bahagia. Rasanya sangat membahagiakan karena dia semakin dekat dengan yuna. Galvin menyetir sambil bersenandung saking bahagianya.

BRAAAAAAAAAK!

■ ■ ■ ■ ■ ■

DEG

Yuna pov
Kenapa rasanya nyeri ya? Perasaan gue gaenak banget. Kenapa ya?

Mungkin gue harus..

Braaak ngiung ngiung ngiung.. *suara keramaian*

Author pov
Yuna penasaran karena mendengar suara ambulans dan keramaian diluar rumahnya. Yuna bergegas keluar untuk memeriksa apa yg terjadi. Yuna menutup mulutnya tak percaya. Galvin tertabrak mobil lain dan mengalami kecelakaan parah tepat didepan rumahnya.

"GALVIN!!" yuna *lari dengan sepanik-paniknya*

Yuna menerobos keramaian yg meliputi galvin dan mobil galvin yg menabrak tiang listrik.

"Permisi, saya wakilnya. Tolong biarkan saya ikut kerumah sakit" yuna *panik sambil menangis*

Yuna akhirnya ikut ke rumah sakit dan didalam ambulans bersama galvin. Yuna menggenggam tangan galvin yg lemah dan berdarah. Yuna hanya menangis dan menatap galvin dengan cemas. Yuna bahkan gemetar karena galvin sempat kejang. Yuna mengelus kepala galvin untuk menghentikan kejang galvin dan perlahan galvin membuka matanya untuk sebentar. Galvin tersenyum kearah yuna dan menutup matanya lagi.

mereka pun akhirnya sampai dirumah sakit. Galvin dioperasi karena mengalami cidera dan beberapa luka serius.

1 jam..
2 jam...
3 jam...

Dokter yg menangani galvin keluar dari ruang operasi dan mengabarkan berita baik pada yuna.

"Mbak wakil dari pasien ini?" Dokter
"Iya dok" yuna
"Silahkan ikut saya." Dokter

Diruangan si dokter
"Kondisi pasien sudah membaik dan operasi berjalan lancar. Untuk beberapa cidera, mungkin akan sembuh total sekitar 1 bulan. Pasien butuh banyak waktu istirahat dan dilarang membawa barang berat. Selain itu luka2 yg disebabkan oleh goresan kaca mobil sudah kami atasi dengan baik sehingga pasien akan sadar sekitar 2 jam lagi setelah obat bius habis. Jika pasien sadar, tolong nyalakan bel supaya saya bisa datang memeriksa." Dokter
"Iya dok. Terima kasih banyak" yuna

Yuna menunggu galvin sadar. Yuna memandangi wajah galvin yg penuh luka. Yuna menangis karna sangat mengkhawatirkan galvin walaupun sudah diberitahukan oleh dokter kalau galvin akan baik2 saja. Yuna tetap khawatir. Yuna hanya menggenggam tangan galvin dan menangis didepannya. Hingga ia tertidur disebelah galvin sambil memegang tangan galvin.

The next day~
"Hoam aw" galvin *kucek mata* *ga sengaja kena luka ditangan kanan* *mempertajam penglihatan* *baru sadar kalo tangannya digenggam yuna*
"Yuna?" Galvin *bingung*
"Hmph?!" Yuna *bangun karena kaget*

Yuna diam sambil memandangi wajah galvin dan mulai menangis.
"Hu.. hu huhuhu hiks hiks hiks uwaaa" yuna *nunduk*
"Its okay its okay" galvin *elus kepala yuna*
"Huwaaa akh hiks ohok ohook huhuhu" yuna *author : anggep aja nangisnya didramatisir.*
"Udah gue gapapa" galvin *peluk yuna*
"Gue ta-takut huhuhu hiks" yuna
*galvin elus punggung yuna sambil meluk*
"Semalem lu berdarah gitu banyak banget trus lu kejang-kejang gitu trus-- huhu hiks" yuna *makin kenceng nangisnya*
"Iya iya udah ah jelek bat kalo nangis" galvin *elus kepala dan masih dalam mode peluk*
"Gue ganteng ga waktu berdarah?" Galvin *berusaha mencairkan suasana*
"JELEK KAYAK MONYET KECEBUR SAOS huhuhuhuu" yuna *ngeledek sambil nangis*
"He kurang ajar hohoho udah ah nangisnya. Daripada lu nangis, mending beliin gue makanan" galvin
"Mau apa emangnya?" Yuna *sedot ingus* * apus airmata*
"Mau nasi uduk" galvin *apusin airmata yuna*
"Yauda tunggu" yuna *mesen get-food*

Future AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang