Our First Time <3

78 3 0
                                    

Galvin sedikit kecewa karena gadisnya belum ingin mengecup pipinya saat berpisah. Namun galvin yakin akan ada saatnya gadisnya memberikan kecupan itu untuknya.

■ ■ ■ ■ ■ ■

Dots Messenger
(Upil goreng = Galvin, Kentut panggang = Yuna)
Upil Goreng : sayaaaaang ><
Kentut Panggang : yes? Wahapen? *what happen*
Upil Goreng : apatu wahapen?
Kentut Panggang : What happen. Duh
Upil Goreng : ya lagian mana ada singkatan english model begitu.
Kentut Panggang : biarin dong~
Upil Goreng : iyade dibiarin buat kamu~
Kentut Panggang : najes
Upil Goreng : syg
Kentut Panggang : hm wut *what*
Upil Goreng : pulang jamber
Kentut Panggang : gatau
Upil Goreng : serius.
Kentut Panggang : ini udah paling serius loh
Upil Goreng : ok. Jam 12 aku tungguin depan perpus kampus
Kentut Panggang : yauda klo uda plg w kabarin
Upil Goreng : yaudah
Kentut Panggang : marah ya?
Upil Goreng : yaiyalah
Kentut Panggang : dih
Upil Goreng : makanya cepetan ketemu. Kangen
Kentut Panggang : iya. Take care
Upil Goreng : Sure
Read.

Yuna melanjutkan membaca bukunya sambil menunggu sang dosen. Galvin paham kalau yuna tidak akan membalas pesannya kalau sudah ada dosen. Yuna tidak akan membuka ponselnya jika tidak terlalu penting saat belajar. Makanya galvin selalu mengirim pesan sebelum dosen yuna datang.

Setelahnya, yuna pulang jam 11 dan langsung menuju perpus untuk menemui teman sekelompoknya dalam suatu tugas kuliah. Yuna dan teman-temannya berdiskusi dan tak terasa sudah jam 12 siang. Galvin menelfon yuna karena penasaran apakah yuna sudah selesai.

"Kamu dimana?" Tanya galvin disebrang telfon
"Masih diperpus." Jawab yuna datar
"Masih lama?" Tanya galvin yg sama datarnya ditambah suara baritonnya
"Mungkin 15 menit lagi selesai." Jawab yuna
"Yaudah. Aku on the way 5 menit lagi ya" ujar galvin dengan nada kalem
"Emang ga kerja?" Tanya yuna agak cemas disertai nada gaenak
"It's alright. Wait for me, ok." ujar galvin dengan nada menenangkan yuna
"Okeh bye" ucap yuna
"Bye sayang" ujar galvin dengan nada cerianya

Yuna mematikan telfonnya dan kembali pada kelompoknya. Dan sesuai dengan perkiraan yuna, diskusi mereka selesai 15 menit kemudian. Yuna pergi ke kantin sambil menunggu galvin menjemput dirinya.

"Kamu dimana? Aku udah didepan perpus" ujar galvin dalam sambungan telfon
"Dikantin" jawab yuna sambil menyedot es jeruknya
"Ok" jawab galvin yg langsung menancap gas ke arah kantin dan mematikan telfonnya

Yuna melihat mobil galvin dari kejauhan dan melangkah ke depan mobil itu setelah mobil itu berhenti.

"Lama ya? Sorry macet." Ujar galvin sambil mengerutkan dahinya
"Santai" ujar yuna dengan santai

Yuna menaiki mobil galvin lalu mengelap sedikit peluh pada dahi galvin dengan tangannya.

DEG. DEG. DEG

Jantung galvin berdegup kencang karena terkejut dan bahagia atas tingkah yuna yg sangat tiba-tiba untuknya. Yuna bahkan tidak mengatakan apapun ketika melakukan aksinya itu.

Setelah menempelkan bokongnya dengan mulus di jok mobil Range Rover milik galvin, Yuna membuka tasnya dan mengambil sebuah pouch *tas kecil* yg berisi make up miliknya.

"Na" panggil galvin sambil memfokuskan pandangannya ke depan
"Hm?" Deham yuna sambil touch up dengan bedak dan blush on-nya
"Laper gak?" Tanya galvin masih sambil memfokuskan matanya pada jalan raya
"Hm.. lumayan." Jawab yuna singkat
"Ok" ujar galvin tak kalah singkat

Sambil menyetir diperjalanan, galvin memutar lagu kesukaan mereka berdua.
-Marry your daughter By Brian Mcknight-

Mereka berdua larut dalam musik klasik kesukaan mereka dan lancarnya perjalanan. Karena perjalanan yg tak terlalu jauh, mereka pun sampai tak lama setelah galvin memutar lagu ketiga dalam playlist mobilnya.

"Ini dimana?" Tanya yuna penasaran
"Udah masuk aja yuk" jawab galvin singkat sambil mengantongi kunci mobil dan menenteng handphonenya
"Aku titip handphone ke kamu aja ya" ucap galvin sambil menyerahkan ponsel miliknya yg merupakan ponsel keluaran terbaru
"Loh? Tumben ga bawa tas" tanya yuna sambil memasukan ponsel galvin ke dalam tas miliknya
"Mulai sekarang, aku titip barang-barang aku ke kamu aja" ucap galvin ringan
"Yaudah" jawab yuna datar
Galvin tersenyum simpul karena gadisnya tidak menolak permintaannya.

"Btw, emang kenapa nitip semuanya ke aku?" Tanya yuna agak gagap karena kurang terbiasa menggunakan bahasa aku-kamu
"Kalo belom kebiasa, gausah pake aku-kamu aja gapapa kok. Hm.. sebenernya supaya gaada privasi aja. Aku mau tunjukin kalo aku ga punya rahasia apapun dari kamu" jawab galvin santai dengan nada baritonnya yg lebih terdengar kalem dan tenang
"Iyaudah" jawab yuna menurut lalu memasukan beberapa barang-barang lain termasuk handphone galvin kedalam tasnya
"Ini adalah kantor aku~ jengjeng" ujar galvin ceria sambil melebarkan tangannya
"Waaah.. bagus banget designnya" ujar yuna terpukau
"Ehehe ayoo tebak siapa yg design?" Tanya galvin dengan nada bercanda
"Hm.. kamu?" Ucap yuna polos
'Wah kayaknya dia udah membiasakan diri pake aku-kamu.. akh senangnyaa~' batin galvin bahagia
"Tepat sekali!! Ehe bagus ya... kamu yg pertama liat kantornya loh~" ucap galvin masih dengan nada cerianya
"Loh? Emang ini kantor baru?" Tanya yuna terkejut
"Iya~ ini kantor cabang yang baru. Khusus aku yg disuruh design sama papa." Ucap galvin ceria *bersinar*
"Oh pantesan.. trus sekarang kamu ga kerja?" Tanya yuna yg matanya sedang meneliti seisi kantor luas milik kekasihnya
"Kerjalah" ujar galvin santai
"Yaudah aku pulang ya" ujar yuna dengan cepat

Yuna ingin pulang karena selain gaenak sudah mengganggu jam kerja galvin, ia juga ingin menonton bioskop bersama teman-temannya yg tentu saja para gadis yg sama cantiknya dengan dirinya.

"Kok buru-buru? Emang mau kemana?" Tanya galvin
"Mau.. nonton sama temen-temen" jawab yuna sedikit gugup
"Ama cowok juga ya" ucap galvin meledek
"Engga. Cuma sama temen cewe-cewe kok" ucap yuna sedikit tegang takut galvin marah
"Aku ikut dong~ pasti cantik-cantik ehehe" ucap galvin bercanda dengan tujuan menggoda kekasihnya
"Yaudah sono kamu aja. Aku mending tidur" ujar yuna sedikit kesal
"Duh just kidding, babe. Cepet amat marahnya wuee" ujar galvin dengan nada bercandanya
"Lagian becandanya gitu" ucap yuna cemberut
"Lagian pasti pacar aku yg paling canteeek" ujar galvin sambil mengusap lembut pipi kekasihnya
"Idih gombalnya basi" ucap yuna menjelekkan gombalan kekasihnya
"Iyade yang penting sayangnya ga basi. Masih Fresh." Ujar galvin sambil mengangkat dagu *bangga*
"Udah ah geli. Pulang yah" ujar yuna sambil berniat jalan keluar kantor galvin
"Heee aku anterin lah" ujar galvin mengejar gadisnya
"Aku naik ojek online aja ah~" ujar yuna santai sambil mengambil ponsel dari tasnya
"Jangan. Bahaya. Kalo aku bisa aku aja kecuali udah urgent banget" ujar galvin dengan nada khawatirnya yg menurut yuna sangat menggemaskan
"Duh yaudah anterin aku deh" ucap yuna yg langsung memasukan ponselnya
"Oh iya nih handphone sama barang-barang kamu" ujar yuna sambil memberikan benda-benda galvin
"Ke ruangan aku aja yuk. Kita taro disana'" ujar galvin lalu berjalan bersandingan bersama wanita yg merupakan kekasihnya itu
"Oke" jawab yuna singkat

Mata yuna mengitari setiap detail kantor prianya itu sambil tetap menyamakan langkahnya dengan galvin. Yuna cukup terkejut dengan selera seni prianya itu karena menurutnya terasa unik dan maskulin. Yuna melihat beberapa ruangan yg masih kosong lalu bertanya pada galvin.

"Vin kok ruangannya masih banyak yg kosong?" Tanya yuna penasaran
"Iya. Meja sama kursi lain belum dianter. Maybe today or tomorow. Soalnya banyak banget." Ujar galvin yg berjalan sambil memandang lurus kedepan dengan tegak yg membuat ketampanannya semakin terlihat
"Oh gitu.." jawab yuna singkat karena telah mendapat jawaban yg ia inginkan.

Mereka pun sampai dan hanya meletakkan barang-barang galvin lalu keluar kantor galvin. Galvin membukakan pintu mobil untuk yuna lalu galvin masuk ke kursi pengemudi dan mengemudi untuk mengantar kekasihnya pulang.

Yuna pun melaksanakan kewajibannya sebagai teman yg baik yaitu menonton bersama teman-teman kuliahnya.

Penasaran? Lanjutin baca yah~~
See ya for the next chapter >.<

Future AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang