T O G E T H E R

74 3 0
                                    

Galvin membalas pelukan yuna dengan versi lebih erat. Yuna tenggelam dalam dada bidang galvin yg hangat. Pelukan yg ia sangat amat rindukan selama 7 tahun.
Rasanya semuanya terbayarkan oleh memori baru ini. Memori yg akan menjadi kenangan tak terlupakan bahkan ketika rambut yuna sudah memutih.

■ ■ ■ ■ ■ ■

"How about confession?" Tanya galvin sambil menyentuh lembut pipi gadisnya yg masih tersipu
"Ha?" Ujar yuna bingung
"Okay I'll be the first one to do this confession." Ucap galvin dengan yakin
"I love you." Ujar galvin dengan penuh keyakinan sambil menatap dalam mata yuna dan memegang kedua pipi gadisnya itu
Yuna hanya diam. Lalu yuna menundukkan kepalanya.
"I'm sorry. I can't." Jawab yuna sambil hampir menangis
"Its okay" ucap galvin dengan nada kecewa sambil mengusap pelan puncak kepala yuna
"Okay. Dont cry please. Gue gabisa liat lu begini" ujar galvin sambil menghapus tetesan air mata yuna
"Gue belum siap. Gue,,, huhuhu" seru yuna yg terpotong dengan tangisnya

Yuna juga sangat mencintai galvin. Lebih dari itu, Yuna lebih takut kalau galvin akan pergi lagi. Kepergian galvin adalah sebuah trauma besar untuk kehidupan yuna. Setelah galvin kembali, yuna masih memiliki perasaan takut jika harus kembali kehilangan pria yg ia cintai itu.

"Kalau lu takut gue bakalan pergi lagi, no. Gue gaakan kemanapun. I'll always stay here. By your side. So, jangan takutin sesuatu yg gaakan terjadi. Ok?" Ujar galvin menenangkan gadisnya
"Lu tau segala hal yg gue takutin. Dan kenapa lu masih confess ke gue?" Tanya yuna sambil menghapus air matanya
"Curious, because i just want to know. And this is the answer." Ucap galvin sendu
"Okay. *tarik nafas* ME TOO. I LOVE YOU TOO." Ucap yuna dengan menekankan semua ucapannya dengan satu tarikan nafas

Galvin tersenyum puas dengan keputusan akhir dari gadisnya. Galvin akhirnya mengantarkan gadisnya pulang. Diperjalanan yg cukup jauh, yuna tertidur pulas dikursi depan sebelah galvin. Wajahnya yg tetap putih mulus dan sering tersenyum bahkan saat tertidur pun semakin membuat galvin menyayangi gadisnya. Galvin akhirnya sampai di kediaman gadisnya dan diam sambil menunggu yuna terbangun dari tidur lelapnya.

Galvin masih memandangi yuna tanpa berkedip ataupun mengalihkan pandangannya. Yuna terbangun dari tidurnya dan mengucek mata.

"Kok ga bangunin sih?" Tanya yuna sambil merapihkan rambut dan bajunya
"Lagian lelap banget tidurnya" ujar galvin masih memandang wajah yuna
"Ini jam berapa ya?" Ujar yuna sambil mengambil barang-barangnya dikursi belakang
"9 pm" ujar galvin setelah mengalihkan pandangannya pada jam tangan miliknya
"Okay. Thank you so much for today." Ujar yuna sambil menyematkan senyum manisnya
"Udah gitu doang!?" Tanya galvin dengan menyelipkan keinginan lain
"Trus?" Tanya yuna bingung
"Kiss lah" ujar galvin sambil menunjukan pipinya dengan jarinya
"Ogah" ujar yuna sambil melenceng pergi
Galvin mendekati wajah yuna dan mengecup pipi yuna sekilas lalu kembali memundurkan wajahnya.

Yuna hanya diam dan masuk kedalam rumahnya sambil menyembunyikan pipinya yg sudah semerah tomat dan suhu wajahnya yg mampu mematangkan telur dadar.

Keesokan harinya~

"Na, banguuuun!" Mama yuna
"Hoaaaaahm... jamber ma?" Tanya yuna sambil meregangkan sendi-sendi tubuhnya
"Jam 8" jawab mama yuna asal
"HAH?!" Ujar yuna terkejut setengah hidup

Yuna secara otomatis mengecek jam wekernya dan menemukan fakta bahwa masih jam setengah 7 pagi.

"Ah nipu nih" ujar yuna mengerutkan bibirnya
"Lagian udah tua masih mau dibangunin" ujar mama yuna sambil memakai anting kesukaannya
"Yeh, aku udah nyalain weker tau. Mau bangun jam 7." Ujar yuna sambil menyetel ulang wekernya
"Kamu itu ngomong doang pake weker. Yang ada malah telat trus ga bisa masuk kelas lagi. Udah sana mandi trus sarapan dibawah" ujar mama yuna sambil melepas gulungan roll rambutnya

Yuna dengan keadaan iler di pinggir mulut dan baju setengah berantakan ditambah rambut yg mengembang, keluar kamarnya karena berniat untuk mengambil handuk dan mandi. Yuna terbiasa untuk tidak membawa pakaian saat mandi dan memilih untuk memakai pakaian dikamarnya.

"Na, bawa baju ke kamar mandimu ya. Ada galvin dibawah" ujar mama yuna yg membuat putrinya terkejut dan otomatis melotot
"WHAT?! KOK BISA MAHLUK ITU ADA DISINI SIH MA?! KOK GA DIUSIR" ujar yuna yg menekankan setiap kata-kata nya
"Padahal senengkan gue kesini ehehe. Morning!" Ujar galvin yg muncul didepan pintu kamar yuna yg terbuka
"WOAH?! NGAPAIN KESINI LU" ujar yuna kaget lagi
"Gapapakan tan?" Tanya galvin untuk memperjelas izinnya
"Iya dong." Ujar mama yuna santai
"Emak macem apa yg ngebolehin cowo masuk ke kamar anak ceweknya." Ujar yuna kesal
"Macem mama lah. Yaudah sana mandi. Malu" ujar mama yuna yg langsung ngacir ke bawah setelah melepas roll rambutnya yg sempat nyangkut

Yuna sampai diam dan tidak mampu berkata-kata karena tingkah ibunya yg sangat random dan agak abnormal.

Setelah mandi, yuna masuk ke kamarnya dengan jas handuk mandinya yg berwarna merah muda lembut. Yuna melihat galvin sedang duduk di sudut kasur queen size miliknya sambil memperhatikan seisi kamar yuna.

"Heh ngapain masih dikamar gue?!" ujar yuna berjalan masuk ke kamarnya
"Ehehe sorry. lagian males nunggu dibawah sendirian kayak jones. Cepetan ganti baju trus breakfast." Ujar galvin santai
"Ya lu keluarlah gila. Yakali ada lu gue ganti baju" ujar yuna kesal
"Oiyah lupa. Maap maap. Iya gue keluar oke. Cepetan yaaa" ucap galvin keluar sambil menutup pintu kamar yuna perlahan dengan ceria

Diam-diam, Yuna tersenyum malu-malu karena tingkah galvin yg menurutnya sangat menggemaskan dan childish. Yuna merasa seperti kembali pada masa indahnya dulu.

Setelah memilih baju untuk berkuliah, lebih tepatnya mengambil baju teratas yg ada ditumpukan lipatan bajunya dilemari. Yuna kebawah untuk menemui galvin, mamanya dan makanan untuk sarapan.

"Berangkat jam berapa na?" Tanya mama yuna
"Hm, jam setengah 9 ma. Masuk kelas jam 9" jawab yuna sambil mengoleskan selai coklat ke roti panggangnya
"Nanti pulang kuliah beliin mama buah naga ya 2 biji" ujar mama yuna sambil memoles bibirnya dengan lipstik merah tebal
"Iya. Vin, lu mau ngapain disini? Ga kerja?" Tanya yuna sambil menggigit rotinya
"Iya kerja. Tapi nganterin lu dulu" ujar galvin sambil membersihkan mulutnya dengan tissue

Yuna bangkit dari kursinya dimeja makan dan pergi ke kamarnya untuk mengambil tas serta buku-bukunya. Yuna memoles wajahnya yg polos dengan BB Cream,blush on,eyeliner,sedikit highlight dan liptint tipis sambil merapihkan anak rambutnya. Galvin hanya mengecek beberapa E-mail didalam ponselnya sambil menunggu gadisnya turun.

"Tante ga bareng aja ama kita?" Tanya galvin pada ibu yuna
"Gausah vin. Tante berangkatnya siangan" ujar mama yuna
"Lah aku pikir udah mau berangkat. Soalnya udah make up gitu" ujar galvin sambil mematikan ponselnya
"Inimah basenya doang vin" ujar mama yuna bercanda
'Setebel itu baru base?! Buset' batin galvin shock
"Mama kan udah mau berangkat. Kenapa ga bareng sih" ujar yuna sedikit sewot karena tingkah ibunya
"Engga ah.. mama juga santai kok orang cuma arisan doang. Nanti dijemput sama temen mama. Udah sana berangkat" ujar mama yuna sambil ngaca
"Idih ngusir. Yauda babay" ujar yuna sambil melambaikan tangannya pada ibunya lalu mengecup singkat pipi ibunya
"Iya. Take care ya sayang" jawab mama yuna tanpa membalas lambaian putri cantiknya

Yuna dan galvin berjalan beriringan dan bersandingan ke arah mobil galvin.

"Na, pulang jam berapa?" Tanya galvin sambil menyalakan mesin mobilnya
"Hm.. belom tau. Nanti soalnya mau ngomongin tugas kelompok. Emang mau kemana?" Tanya yuna penasaran
"Ga kemana-mana sih. Tapi mulai sekarang, aku mau nganter jemput kamu" ujar galvin datar
"Idih bahasa apa tuh.. aku-kamu?" Tanya yuna dengan nada jijik
"Kan kita udah pacaran. Masa masih lo-gue" ujar galvin dengan suara beratnya
"Ogaaah" ujar yuna menolak
"Yaudah. Intinya aku bakalan pake aku-kamu. Hehe biar romantis" ujar galvin dengan nada menggodanya
"Najes" ujar yuna sewot

Mereka pun sampai di kampus yuna. Yuna hanya melambaikan datar tangannya dan keluar dari mobil.

Galvin sedikit kecewa karena gadisnya belum ingin mengecup pipinya saat berpisah. Namun galvin yakin akan ada saatnya gadisnya memberikan kecupan itu untuknya *author be like = alay banget si galvin*

Penasaran? Lanjutin baca yah~~
See ya for the next chapter >.<

Future AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang