35

1.3K 157 24
                                    

Masih hari yang sama, dengan hati yang sama

---

Kini Jennie terdiam di sofa ruang inap hennie, matanya menatap ke arah appanya yang tiba-tiba datang dan sedang bicara dengan hennie sekarang.

Pembicaraan mereka beberapa menit lalu sudah cukup untuk membuatnya kembali merasa tak paham dengan appanya.

"Appa sudah mengurus berkas hennie, dia akan ikut pulang ke auckland besok"

"Tapi appa, kami masih punya sisa waktu dua bulan di sini"

"Dan memberi kemungkinan hennie harus mengalami ini lagi? Tidak trimakasih, kalau kamu mau tetap di sini itu terserah padamu, bahkan appa akan mengurusnya kalau kamu mau pindah kuliah ke sini. Tapi hennie akan tetap ikut pulang ke auckland "

Dia dan appanya sudah berbaikan sejak eommanya siuman, memang appanya sedikit marah saat tau jennie dan hennie ikut pertukaran pelajar, tapi akhirnya mereka baikan lagi.

Tapi kata-kata appanya tadi, membuatnya merasa kembali di asingkan.

"Pulanglah, kamu ada kuliah besok?" ucap heechul yang kini tersandar di depan Jennie. Membuat lamunan Jennie buyar. Sesaat jennie menatap ke arah hennie yang ternyata tertidur sebelum akhirnya menatap appanya lagi.

"Besok aku hanya punya jam kuliah siang appa, lebih baik appa yang ke apartemen kami untuk istirahat, aku akan menjaga hennie di sini"

Heechul menatap jennie, dia tau jennie lelah sekarang, bisa di lihat dari lingkar hitam di area matanya saat ini.

Ceklek

Pintu ruangan terbuka. Menampakkan chanyeol dan appanya.

"Heec, bisa kita bicara sebentar? "

Heechul mengangguk lalu menyusul leeteuk yang kini sudah lebih dulu keluar.

"Kenapa gue merasakan hawa aneh di sini" chanyeol segera duduk ke tempat heechul tadi.

Jennie mengangkat bahunya

Chanyeol hanya mengangguk.

"Besok appa bakal bawa hennie balik"

"Gue tau kok" ucap chanyeol santai. Tapi jennie justru melotot.

"Kenapa ga kasih tau gue! "

"Sttt, bangun tuh ntar" ucap chanyeol sambil menunjuk hennie dengan dagunya.
"Gue juga baru tau tadi di ruangan appa"

Jennie mendengus kasar

"Mino mana? "

"Entahlah, lo liat sendiri pas kita balik dia udah ga ada" ucap jennie kesal, tangannya meraih ponselnya yang sejak tadi bergetar di kantongnya.

Chanyeol mengangguk lagi, tapi tak lama anggukannya terhenti saat melihat jennie memucat dengan ponsel di telinganya.

"Jen? Kenapa?"

Jennie langsung berlari ke luar ruangan hennie tanpa menjawab pertanyaan chanyeol, membuat chanyeol refleks mengikuti jennie.















Flashback satu jam sebelum ke jadian di atas.

Di sisi lain


Mino membawa mobilnya membelah jalanan dengan cepat, walau begitu matanya menatap kosong ke arah jalanan.

Marah, atau lebih tepatnya kecewa. Mungkin itu yang sedang ia rasakan sekarang.

Pikirannya melayang ke keadaan beberapa saat lalu, saat dia melihat jennie menangis dengan keadaan memeluk chanyeol.

Bukan. Bukan kecewa pada pada chanyeol apalagi jennie. Karena sejujurnya dia tau apa yang membuat jennie menangis.

"Kalo sekarang gimana? "

Mino menatap hennie bingung. Bukannya apa, dia sudah membahas ini dengan hennie sebelumnya.

"Sayang kok, gimanapun juga lo orang pertama yang ngajarin gue semua perasaan ini, tapi sekarang gue sayang lo dalam artian adik bukan sebagai pasangan, lo tau sendiri gue udah jatuh ke kakak lo sekarang"
"Btw perasaan gue udah pernah bilang ini ke lo kemaren"

Hennie tersenyum simpul.

"Keluar gih, jennie kayanya salah paham deh"

"Maksud lo? " mino menatap bingung hennie yang mulai terkekeh.

"Lo emang udah bilang itu ke gue tapi engga ke jennie, gue mau jennie denger kata-kata lo tadi, but, kayanya dia pergi tanpa denger lanjutan kata 'sayang kok' lo tadi"

Mino melotot seketika, setelahnya dia langsung keluar dari ruangan itu, meninggalkan hennie yang tertawa di sana.

Dan itulah awal dia melihat tangisan jennie. Sebenarnya mino sudah akan menemui jennie untuk menjelaskan semuanya saat tiba-tiba chanyeol datang menenangkan jennie.

Tin tin tiiiiinnnnnn

Bunyi klakson itu menyadarkan mino dari pikirannya, di hadapannya nampak mobil truk melaju ke arahnya, membuat mino yang tak berpikir jernih langsung membanting stir ke arah kanannya.

Braaakkkk

Bruuugggg

Shhhhhhh

Ciiitttttt ciiittttt ciiitttt

Mino membuka matanya yang entah mengapa terasa berat, pandangannya menangkap kaca sebelah kirinya yang retak dengan satu titik sebagai pusat pecahan, terlihat juga bercak darah di sana, sedang di luar mobilnya nampak asap mengepul.

Mino berusaha menggapai ponsel yang terlempar ke jok sampingnya tapi entah mengapa pandangannya mulai menghitam, sampai akhirnya kesadarannya menghilang.

----

Oke part ini pendek 〒▽〒

Dan setelah gue baca ulang dari awal gue ngerasa cerita gue semakin ngedrama kaya sinetron di TV (T_T)

Ada yang ngerasa gitu juga?

Bagaimanapun gue ngucapin makasih banget buat yang tetep mau baca + vote cerita ini 😘

Our Story ( Mino x Jennie ) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang