25

1.8K 194 9
                                    

Ve Pov

Setelah kak Kinal pergi dari cafe, aku memutuskan untuk pergi ke sekolah dengan naik taxi daripada naik bus.

"Vee, kamu kenapa baru datang? Kemarin juga kenapa gak masuk?" tanya Ji Won, sahabatku.

"Ah iya, aku kemarin sakit. Won, aku mau pergi ke ruang kepala sekolah dulu sebentar ya." ujarku.

"Okay. Aku di kelas ya." jawab Ji Won.

"Oke."

Kemudian aku pergi ke ruang kelapa sekolah.

"Selamat siang, pak."

"Ah iya, Veranda. Ada apa kemari?"

"Saya ingin kembali ke sekolah lama saya."

"Lho? Memangnya ada apa? Ada masalah disini?"

"Maaf pak, saya kurang cocok sekolah disini. Soal kepindahan, biar papa saya yang mengurusnya. Saya permisi."

"Hmm. Baiklah kalau itu mau kamu. Saya tidak bisa memaksa."

"Terima kasih pak atas pengertiannya."

Kemudian aku langsung pergi ke kelasku. Sebenarnya disini nyaman. Tapi, kalau disini adalah alasan papi untuk menjauhiku dengan kak Kinal.. Aku tidak bisa.

"Udah selesai Ve ngomong sama pak kepsek?" tanya Ji Won.

"Udah kok. Ji Won-ah, maaf ya, kita harus berpisah. Aku harus kembali ke Indonesia." ujarku dengan wajah memelas.

"A.. Apa? Kamu serius? Ada apa?"

"Hah?? Ve mau balik ke Indonesia?" seru teman-teman lain yang mendengar.

"Iya.. Maaf teman-teman. Aku harus kembali ke Indonesia." jawabku.

"Yaah, kamu tidak seru, Ve. Kamu kan baru sebentar disini." seru mereka.

"Heheh, iya. Maaf ya teman-teman." jawabku.

"Hufttt, Ve kapan pergi? Setidaknya kita party dulu dong!" ajak Ho Joon.

"Maaf, aku kembali ke Indonesia malam ini. Kapan-kapan aku akan main kesini lagi, kita baru party lagi, okay?" jawabku.

"Baiklah! Hati-hati dijalan, Ve!"

Akupun keluar dari kelas setelah membawa tas dan barang-barangku dari loker. Sedangkan Ji Won masih menemaniku untuk pamit ke ruang guru.

"Huaa, aku pasti akan sangat merindukanmu!" ujarnya.

"Haha, aku juga. Maafkan aku, ya." jawabku.

"Hmm, tidak apa. Aku doain supaya hubunganmu dengan Kinal berjalan dengan lancar." ujarnya.

"Aku akan berusaha semampuku. Dia memang payah. Aku memakluminya." jawabku.

"Ya sudah, hati-hati! Jangan melupakanku, ya?"

"Hahaha iyaaa." jawabku sambil memeluknya.

"Good bye! Annyeong."

"Annyeong.."

Banyak yang bisa kupelajari disini. Tapi, kak Kinal sangat berharga untukku. Aku tidak bisa melepaskannya sedikitpun. Tidak peduli apapun.

***

Setelah perjalanan yang memakan waktu berjam-jam itu, aku akhirnya sampai di Indonesia. Tujuan utamaku adalah rumahku. Banyak yang harus dibicarakan antara aku dengan papi.

"Bi, tolong taroh koper Ve di kamar ya. Papi ada kan?"

"Baik non. Tuan ada di kamarnya, non."

"Okay."

Chubby GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang