13

2.3K 255 23
                                    

Ve Pov

Aku sedang menghabiskan waktu sendirian di perpustakaan sejak kemarin. Aku tidak tahu harus bagaimana. Sejak pulang dari Jogja, aku tidak berhubungan lagi dengan kak Kinal. Entahlah dia kemana, aku semakin jarang melihatnya.

"Sendirian aja?" tanya Gre yang baru saja datang lalu duduk disebelahku.

"Menurut lo? Gak bisa liat?" jawabku agak sensi.

"Judes amat lo. Lagi dapet lo ya?" tanya Gre.

"Iya. Napa? Lo mau beliin gue roti jepang?" jawabku lagi.

"Jangan judes-judes dong. Serem tau." ujar Gre.

"Hahahaha iya deh iya Gre cayang." jawabku.

"Kalo gue baper, tanggung jawab lo ya." ujarnya.

Aku terkekeh pelan, "Gak mau anjir. Masa gitu doang baper sih lo."

"Hahahaha! Iya ih gue juga becanda."

Aku kembali melanjutkan aktivitasku, membaca novel. Sedangkan Gre masih mengubrak-abrik seisi perpustakaan.

"Ve!"

"Apaan sih Gre..."

"Gre?"

Aku menoleh. Dan ternyata itu bukan Gre.

"Eh sorry kak, kirain si Gre. Kenapa kak?"

"Aku nyariin kamu. Tapi kamu gaada dimana-mana, ternyata disini."

"Emang kenapa?"

"Makan bareng yuk?"

"Tumben. Tapi sorry, aku gak bisa nemenin kakak makan. Soalnya aku makan bareng Gre nanti."

"Hmm, ya udah. Jangan lupa makan ya."

Aku mengangguk. Aku kembali kepikiran tentang tawaran dari Pak Herman. Apa aku harus bercerita padanya? Tapi apa dia masih peduli denganku?

"Kak.."

Kak Kinal memberhentikan langkahnya dan kembali menoleh, "Ya?"

"Gak jadi deh."

"Ya udah."

Huft.... Untuk memberi taunya saja, aku tidak mempunyai keberanian. Aku tidak tau bagaimana reaksinya nanti. Aku tidak siap. Apakah dia akan menangis lalu melarangku, atau dia senang dan menyuruhku pergi.

Aku harus bagaimana?

"Hoi, ayo makan." seru Gre.

"Males ah. Lo beliin dong bawa kesini. Lo kan anak yang punya sekolah, pasti boleh dong makan disini." jawabku.

"Dasar lo. Lo mau makan apa nanti gue beliin." ujar Gre.

"Apa aja lah. Kan ditraktir." jawabku lagi.

"Sip."

Gre pun pergi. Aku langsung melarikan diri ke atap asrama. Jujur, aku butuh waktu untuk sendiri dan berfikir.

Aku suka berada di atap asrama. Tapi aku mengurungkan niatku jika ingin pergi kesini. Karena pasti akan selalu ada kak Kinal dengan Sheren sedang bermesraan disini. Waktu itu aku melihat mereka berciuman disini.

Hatiku.. Sungguh sangat sesak.

Krek.

Pintu dibuka.

Aah, baru saja aku memikirkan tentang dia. Dia malah muncul. Sheren.

Dia duduk disampingku. Aku berniat ingin langsung pergi dari hadapannya. Tapi dia sudah lebih dulu berkata.

Chubby GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang