Seperti biasa.. yuta pergi ke Club malam untuk bersenang senang bersama teman temannya. Sementara Taeyong dan So hyun masih sibuk dengan pekerjaan mereka yang belum selesai.
"Taeyong, Lebih baik kau istirahat, kau telihat pucat.." pinta So hyun sembari mengelus wajah kekasihnya yang tengah mengelap beberapa tumpukan piring.
" Aaa.. benarkah? Sepertinya aku kelelahan. Tapi tak pa.. aku masih sanggup.. ini hanya tinggal beberapa lagi Ujar Taeyong enggan berhenti.
So hyun dan Taeyong bekerja lembur hari itu. Sementara Ayah, ibu Taeyong belum mengetahui Jika Taeyong bekerja. Jinyoung dan Hyo lyn sangat menghawatirkan Putranya yang satu itu, Mereka tetap berusaha menghubungi putranya namun hasilnya nihil. Dengan cemas dan Hawatir mereka tetap menunggu Putra mereka.
Hingga waktu menunjukan pukul 01.35
Akhirnya Taeyong tiba di rumah nya. Dengan lesu perlahan ia membaringkan diri di Sofa namun tiba tiba lampu menyala. Jinyong dan Hyo lyn menghampiri Putra mereka dengan Expresi kekhawatiran.
" Ayah,Ibu.. kalian.."
Hyo lyn langsung memeluk putranya halus.
" kau dari mana saja nak? kenapa kau pulang sangat larut.. kenapa kau tidak mengabari kami" tanya Hyo lyn menyerang Taeyong dengan banyak pertanyaan. Namun Taeyong hanya bisa terdiam melihat kedua orangtuanya sangat menghawatirkan dirinya.
"Jawab Nak ku dari mana? Kenapa kau mangkir dari jadwal Cek up mu?" Tambah Jinyoung.
" Aku.. aku pergi keluar bersama teman teman ayah" Jawab Taeyong mencoba menyembunyikan nya.
"Kakak, Kau bohong!!" Tambah Jae hyun yang ternyata belum tidur karena menunggu Taeyong.
" Ayah, Aku tau kenapa kakak selalu pulang malam akhir akhir ini. Juga kenapa ia mangkir dari Jadwal Chek up nya. Semua itu terjawab melalui diaryn nya." Jaehyun memberikan Buku diary rahasia Taeyong pada Jinyoung.dalam buku Diarynya Tertulis Bagaimana ia Bekerja, Apa saja yang terjadi dan apa yang Ia rasakan. "A.. ayah.. i..itu bukan apa apa.. Se semua itu.. " Rasa takut kemudian menghinggapi Taeyong. Terlihat Expresi jinyoung yang Sangat kaget mengetahui Putranya memilih bekerja untuk membantu nya.
Namun tetap pada Rencannya Jinyoung ingin mengetahui Sekuat Apa mental Ketiga Putranya menghadapi situasi yang tidak biasa.
Jinyoung Sengaja menunjukan Expresi marah terhadap putranya yang satu itu. "Taeyong!! kenapa kau tidak bilang terlebih dahulu terhadap Ayah. Kau pikir Ayah lemah sehingga kau berfikiran untuk bekerja begitu!!? Kau Tidak menganggap ayah kalau begitu"
"Tidak Ayah, bukan Seperti itu.."
" Kau masuk Ke kamar mu! Jangan berani keluar hingga ayah mengizinkan mu keluar. apa Kau mengerti!!???"
"Tapi Ayah.."
Jinyoung memalingkan wajahnya dan berpura pura enggan melihat wajah putranya. Dengan lesu Taeyong kembali ke kamarnya lalu mengunci pintunya dan enggan Pergi keluar kamar.
Keesokan harinya Taeyong sama sekali enggan keluar kamar bahkan ia enggan makan dan minum. Hal ini membuat Jinyoung menjadi panik dan hawatir begitu juga Hyo lyn yang masih mencoba membujuk Taeyong.
Sementara itu So hyun berusaha menghubungi Taeyong di sela sela jam kerjanya namun tidak ada balasan. So hyun berfikir mungkin ada suatu urusan yang mengganggu Taeyong sehingga ia butuh waktu untuk Sendiri.
hingga 5 hari kemudian Taeyong masih enggan membuka pintu kamarnya.
"Taeyong nak, ibu mohon buka pintunya.. "
pekik Hyo lyn sembari mengetuk keras pintu kamar Taeyong.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU NEVER ALONE
Non-FictionAku meyakinkan kamu bahwa kamu disini tidak sendirian karena aku selalu bersama mu disini dan tidak akan ku biarkan mimpi buruk datang menghampiri kamu. Anggaplah aku sebagai dreamchatcher.. - LEE TAEYONG-