Dava Mahendra Alengga

57 3 0
                                    

Dava Mahendra Alengga adalah seorang anak tunggal dari pasangan Arya dan Alisa. Dava selalu bahagia berada ditengah mereka, dan beruntung mempunyai orang tua yang sangat peduli dan menyayanginya. Semua kebutuhan dan keinginan Dava selalu terpenuhi. Sampai suatu saat keluarga Dava tak lagi sama. Saat Dava merasa kebahagiaannya hilang, Arya dan Alisa jadi sering bertengkar karena hal sepele.

Hari-hari Dava dipenuhi dengan kegaduhan di rumahnya, bahkan tak jarang Dava melihat ibunya di tampar oleh ayahnya.

Kini yang dirasakan Dava adalah perasaan benci terhadap Arya ayahnya, bagaimana tidak ayahnya yang selalu dibanggakan ternyata berselingkuh dengan wanita yang lebih muda.

Semenjak itu Dava lebih sering menghabiskan waktu di luar rumah, nilai pelajarannya pun terganggu dan menurun, sikap Dava di sekolah pun jadi pendiam, tak jarang Dava tak memperhatikan penampilannya. Banyak perubahan yang terjadi pada Dava, semua terjadi karena dia belum siap menerima kenyataannya sekarang.

**"

"Mas, ini lipstik siapa di kemeja kamu?" tanya Alisa~ibu Dava kepada Arya~ayah Dava.

Arya yang tengah menyadarkan tubuhnya di sofa merah ruang tengah tidak berkata apapun apalagi menjawab pertanyaan Alisa tadi.

"Mas!" panggilnya lagi menyadari suaminya mengacuhkannya.

"Kamu ini jadi istri cerewet banget. Gak lihat saya capek baru pulang kerja, malah ngajak ribut" bentak Arya beranjak dari duduknya.

"Aku gak ngajak ribut mas, aku berhak tahu apapun tentang kamu" lirih Alisa.

"Mas, aku bingung kenapa kamu sekarang jadi berubah, kamu sering tampar aku, bentak aku. Apa karena wanita simpanan kamu itu" lanjutnya.

"Dasar istri KURANG AJAR!" tangan Arya melayang mendarat keras di pipi Alisa.

"Mas, kenapa kamu selingkuh? Apa salah aku mas?" Alisa memegang pipinya yang terasa perih akibat tamparan Arya.

"Kamu itu gak salah" ucap Arya langkahnya semakin mendekati Alisa, kini tepat wajah Arya di samping Alisa begitu dekat dengan telinga Alisa. "Hanya kamu sudah tidak menarik lagi buat saya" ucapnya kejam.

"Mas, tega kamu sama aku" Alisa menghindar dari Arya, langkahnya pelan ke belakang. Air matanya sudah sedari tadi jatuh.

"Sadar mas, sadar" Alisa terus menangis.

"DIAM KAMU! Lama-lama saya muak terus disini" Arya berlalu membawa ponselnya di meja.

"Mas! Kamu mau kemana?" teriak Alisa.

Tapi Arya tak menghiraukannya, tetap berlalu meninggalkan Alisa. Dava yang baru datang sudah terbiasa melihat kejadian itu, hati kecilnya semakin menyisakan dendam yang semakin hari semakin besar.

"Mamah gakpapa?" tanya Dava menghampiri Alisa.

"Nggak kok, mamah gakpapa sayang." Alisa segera menghapus air matanya yang sedari tadi membasahi kedua pipinya.

"Beneran mah?" tanyanya memastikan bahwa ibunya benar baik-baik saja.

"Iya nak, mamah gakpapa. Mamah ke kamar dulu ya" Alisa menepuk sekali bahu Dava pelan dan berjalan menuju kamarnya.

Dava merebahkan tubuhnya di atas kasur, menyanggah kepalanya dengan kedua lengan, menatap langit-langit kamarnya. Memikirkan seseorang yang sekarang berada dibenaknya. Entah kenapa bayangan gadis itu selalu menari di pikirannya semenjak pertemuan pertama di tepi danau minggu lalu.

Dava sudah lelah bila terus memikirkan ayahnya yang berubah menjadi sosok yang jahat baginya.

Dava memejamkan matanya mengingat setiap lekuk wajah gadis itu, gadis tuna netra yang memiliki senyuman manis. Dava selalu tersenyum saat mengingat dia.

Blind GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang