Kembaran

45 1 1
                                    

"Huh cape banget gue hari ini"

Seorang gadis berambut lurus hitam panjang lebih sebahu menghempaskan tubuhnya di atas kasur setelah membuka pintu dan menyimpan tasnya. Gadis itu bernama Alia.

Sedikit merenggangkan tubuhnya dan berbalik menghadap ke kanan dimana tanpa ia sadari ada seseorang pula dihadapannya.

Malam berlalu seperti begitu cepat, rasanya seperti baru 1 jam Alia tertidur. Alia terbangun saat mendengar alarm yg berbunyi bersamaan dengan bangunnya seseorang dihadapannya. Mereka bangun bersamaan. Ya tuhan! Alangkah terkejutnya Alia melihat ada seseorang di hadapannya, ditambah dengan wajah gadis itu. Dalam sepersekian detik, seketika itu juga "Aaaaaaaaaaaaaaaaa" Alia menjerit dan sedikit memundurkan tubuhnya sampai terjatuh dari kasur.

"Aww" Alia merintih kesakitan.

Alia bangkit dari jatuhnya. Melihat detail setiap lekuk wajah seorang gadis yang dihadapannya itu.

"Lo siapa? Ngapain ada di kamar gue? Muuuuuuka lo?" tanya Alia penuh keheranan. "Ayaaaaaaaah! Ayaaaaaaah!" lanjutnya berteriak.

Beberapa detik setelah itu orang yang dipanggil Alia sebagai ayah menghampirinya. Dia Gintara, ternyata Alia itu anak dari Gintara.

"Ada apa sayang? Pagi-pagi kok kamu udah teriak-teriak?" ucapnya.

"Ayah siapa dia? Kenapa bisa ada disini? Ini pasti cuman mimpi, ya kan yah?" kata Alia.

Gintara lupa memberi satu hal pada putrinya. Ia lupa memberi tahu bahwa telah membawa seseorang ke rumahnya.

"Alia sayang, dengerin ayah. Kamu gak mimpi nak, kenalkan ini Avia, saudara kembar kamu" jelas Gintara.

Avia dan Alia sangat terkejut. Alia tak pernah mengira sebelumnya. Sama halnya dengan Avia.

Avia beranjak dari kasur menuju arah suara percakapan Alia dan Gintara. Tapi hal yang terduga pun terjadi. Brukkk!! Avia terjatuh saat turun dari kasur. Alia yang melilhatnya hanya memicingkan mata.

Gintara langsung membantu Avia bangun. Dan Alia hanya mendengus dan menuju kamar mandi untuk bersiap ke sekolah.

***

Meninggalkan kekesalannya di rumah meski masih tersisa, berjalan di koridor sekolah menuju kelasnya XI IPS B. Alia bahkan tak sempat sarapan dan memilih berangkat seorang diri. Setibanya di kelas Alia menghempaskan tasnya di bangku paling depan karena ini giliran untuknya berada di depan.

"Di tekuk aja tuh muka. Kenapa?" tanya Eriana teman sebangku Alia sekaligus sahabatnya. Alia awalnya tak menghiraukannya.

"Cerita dong sama gue" lanjutnya.

Alia menghela nafas kasar. "Gue punya saudara" ucapnya setelah itu. "Saudara itu kembar sama gue" lanjutnya lagi.

"Terus apa masalahnya? Harusnya lo seneng dong jadi lo ada temen dirumah. Ga perlu nyuruh gue temenin lo kalo bokap lo pergi" kata Eriana sambil membuka kacanya dan merapikan kerudungnya.

"Bukan masalah buat gue kalo dia gak buta" Alia kini menghadapkan dirinya ke arah Eriana.

"Buta?" tanyanya heran menghentikan aktivitasnya.

"Dan bokap gue daftarin dia sekolah disini" kata Alia. "Lo tau kan sekarang apa masalahnya buat gue?" lanjutnya tak menunggu jawaban dari Eriana.

Eriana hanya mengangguk.

Bel sekolah berbunyi menandakan bahwa jam pelajaran pertama akan dimulai. Para siswa memasuki kelasnya masing-masing. Hari ini pelajaran sejarah dimana gurunya adalah walikelas XI IPS B yaitu Bu Sandra. Bu Sandra memasuki kelas tepat waktu bersama seorang siswa yang dituntunnya. Semua mata siswa-siswi tertuju padanya juga pada Alia. Bagaimana tidak? Wajah mereka sama.

"Selamat Pagi anak-anak" sapa Bu Sandra saat berdiri tepat di depan para siswa.

"Pagi Bu" jawab para siswa serentak.

"Hari ini kita kedatangan murid baru. Ini Avia. Kalian pasti heran kenapa wajah Avia mirip dengan Alia?" kata Bu Sandra. "Avia perkenalkan diri kamu" lanjutnya pada Avia.

"Hai semua. Namaku Avia Reksa Tamara, kalian bisa panggil aku Avia. Semoga kalian senang denganku" ucap Avia memperkenalkan diri.

"Baik Avia selamat datang di kelas XI IPS B" ucap Bu Sandra. " Ibu harap kalian semua bisa berteman baik dengan Avia dan membantu Avia dengan keterbatasannya" lanjutnya lagi.

Jam pelajaran pertama berlalu begitu pun jam pelajaran seterusnya sampai bel istirahat tiba.

"Mau ke kantin gak Ri?" tanya Alia.

"Mau. Yuk" ucap Eriana.

Alia dan Eriana menuju ke kantin tapi belum sampai ke pintu kelas sudah ada yang menghadangnya. Dia Keyla.

"Minggir gue mau lewat" ucap Alia saat Keyla menghalangi jalannya.

"Gak nyangka lo punya saudara kembar. Sama-sama cantik sih walaupun cantikan gue. Tapi sayangnya dia BUTA" kata Keyla menekan ucapan akhirnya.

"Apa urusannya sama lo? Minggir, jangan hambat waktu gue" Alia menyingkirkan Keyla dihadapannya, dan menarik pelan tangan Eriana.

Sementara Avia sekarang masih duduk dibangkunya. Seseorang menghampirinya.

"G.. Ga.. G... Gak ke kantin?" ucapnya gagap, dia Deon yang sekarang adalah teman sebangku Avia.

"K... K... Ka.. Kalo mau, b.. ba... b.. bareng gu... gue" ucapnya lagi.

"Boleh, tapi aku takut repotin kamu" jawab Avia.

"E... Eng... Enggak kok"

Avia pergi ke kantin bersama Deon. Sesampainya di kantin Deon mencari tempat duduk.

"Hey semua lihat tuh Avia sama si Deon cocok banget ya. Yang satu buta yang satu gagap. Hahahaha" ujar keyla tiba-tiba mengetahui Deon dan Avia sedang duduk di bangku yang sama. Sontak semua pasang mata di kantin melihat ke arah Deon dan Avia.

Deon yang memang pemalu dan merasa terkucilkan pergi dan menarik tangan Avia. Berjalan menyusuri koridor kelas.

"Kita mau kemana Deon?" tanya Avia.

Deon tak menjawabnya tetap melanjutkan jalannya. Tiba-tiba...
Brukkkk!!!!

"Awww" ringis Avia. Deon dan Avia menabrak seseorang dan terjatuh. Orang itu membantu keduanya untuk bangkit.

"Avia? Lo kok bisa ada disini?" tanya seseorang itu...

Siapakah yang di tabrak oleh Avia dan Deon?...
Kapan-kapan aku update lagi gak janji untuk secepatnya. Tapi nanti aku usahain.

Jangan lupa Vote ya Comment juga boleh. 

Blind GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang