Kali KeEnam

20 7 4
                                    

"Ra , tumben gak bareng sama manyunmu ?" . Tanya Riani menghampiri mejaku saat ini dengan membawa beberapa makanan ringan dan jus jambu kesukaannya .

"Engga nih dia sakit jadi ga berangkat . Kmu sendiri tumben ga bareng cowkmu ke kantin? ".

"Si ferdi lagi kumpul anggota basket sama doni dkk . Jadi aku sendiri deh , btw kmu kalau ngomong sama aku sopan ya gapake logatmu yang lu - gue - lu - gue ".

" karna kamu orang jogja aku jadi sungkan kalau bicara kurang sopan hehe ". Ucapku menanggapi pertanyaan riani yang lucu menurutku.

"Tapi kan kita dah kenal lama . Ngapain pakai acara sungkan segala , lagi pula aku kan juga sahabatmu . Kamu gak inget aku sahabat pertama yang menyapamu saat kmu pindah ke sini ". Protes Riani padaku .

"Hehe, iya juga ya . Jelas kmu orang pertama yang nyapa aku . Kan rumahmu cuma depan rumahku neng . Lagi pula dulu waktu aku ngajak ngobrol pakai lu - gue - lu - gue kmunya malah kagok dan itu lucu menurutku ". Jelasku pada Riani .

Aku hanya bisa menertawakan tingkahnya saat teringat awal pertemuanku dengannya .

"Oh iya kalau dibahasa daerah mu mungkin ucapan dan tingkahmu saat itu dikatakan WAGU loh Ri ".
Ucapku dengan menertawakan ekspresinya saat ini .

Wajar aku menertawakannya saat ini . Gadis berambut panjang yang dikucir kuda di depanku ini tengah mengembungkan kedua pipinya yang sangat Chubby membuat bentuk bibirnya begitu aneh terlihat antara akan keluar atau mau masuk kedalam . Sungguh menggelikan jika dibayangkan .

Tapi hanya sebentar saja karna setelahnya ekspresi Riani berbeda . Tampak terdapat gurat kesedihan disana . Hingga ucapannya selanjutnya yang menjawab pertanyaanku akan perbedaan tersebut .

"Kmu tau gak ra ? Aku cemburu loh . Aku cemburu melihatmu lebih banyak menghabiskan waktu dengan manyunmu . Seperti kedekatan kita sudah tak pernah terlihat lagi . Bahkan aku kadang ragu . Apakah aku masih bertahta sahabatmu ?.
Maaf ya ra aku malah baper gini ".
Ucap Riani dengan senyumannya .

Senyuman yang aku tau ada kesalahanku dibaliknya .

Ku genggam kedua tangannya berusaha membuat Riani tak khawatir lagi dengan pemikiran sepihaknya.

"Maaf ri , maafin aku . Aku gak tau kalau kmu cemburu dengan kedekatanku sama manyun . Tapi tenang saja karna sampai kapanpun kamu tetap bertahta sahabatku .
Lagi pula kamu sekarang punya cowok jadi jarang main kerumahku sih .
Kalau aku kerumahmu nanti cuma jadi obat nyamuk aja dong disana , habisnya ferdi rajin amat tuh ngecek rumahmu ". Ucapku diselingi candaan agar suasana kami tak terasa canggung lagi .

"Hehe , iya ra . Maaf ya kalau aku juga jarang ada waktu buatmu .
Tegur aku ya ? Tegur aku jika kamu merasa aku telah berjalan berlainan arah denganmu , tegur aku jika kamu merasa aku telah berubah , dan tegur aku semaumu sekalipun itu hal yang sangat kecil menurutmu. Karna bagiku teguranmu adalah bentuk khawatirmu padaku . Disaat itu pula aku merasa kmu masih peduli padaku ". Ucap Riani begitu tulus .

Aku bisa merasakannya . Genggaman tangan yang semakin erat .
Pancaran indra penglihatnya menampilkan kilauan kristal bening yang jika terjatuh orang menyebutnya air mata .

Apakah aku telah jauh berjalan meninggalkannya .

Rasa sesak itu muncul begitu saja .

"Riani , maaf ya jika tanpa sadar telah membuatmu merasa diabaikan ".
Ku balas genggaman riani dengan erat dan hangat . Aku ingin menyalurkan perasaanku saat ini .
Aku tak pernah ingin membuatnya bersedih .

"Aku gak bisa janji untuk selalu ada untukmu tapi aku bakal ada disaat waktu kamu emang bener - bener butuh aku .
Karna aku menghargai waktumu . Duniamu tak melulu hanya tentang aku . Jadi aku akan hadir disaat peranku memang sudah tiba .
Dan saat waktu sudah tiba, berceritalah tentang duniamu saat tak bersamaku , aku akan turut bahagia mendengar kabar bahagiamu dan aku akan menjadi sandaran ketika perih menghampirimu ".

flavourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang