Kali KeDelapan

40 4 0
                                    

Saat ini aku tengah berada didalam kamarku tercinta . 
Duduk memandang indahnya rintik hujan dibalik jendela .
Hari - hariku penuh dengan cerita dan tawa tapi rasanya masih kurang karna orang yang ku cinta kini masih jauh disana .

Aku merindukan sosok lelaki dewasa yang selalu menanti ceritaku disetiap hari yang kualami disekolah .
Aku merindukan canda tawa dan cara dia menghiburku disetiap keluh kesahku .
Aku merindukan hadirnya .
Aku merindukanmu papa .

Tapi aku tak bisa menyalahkan keadaan , karna aku selalu percaya bahwa perjuangannya jauh disana untuk menghidupi dan membahagiakan kami disini .

Tok tok tok

"Put.. buka pintunya nak "

"Sebentar maa.."

Kuhapus air mata kerinduan akan sosok hadirnya disini . Aku tak ingin melihat  orang yang kusayangi juga bersedih . Karna aku tau menjadi mama akan jauh lebih berat , dia jauh dengan orang yang begitu dicintanya .

"Ada apa maa? " . Tanyaku saat kujumpa sosoknya dibalik pintu .

"Kamu ini ya nak ya , kmu lupa ada temenmu yang nginep disini? " . Tanya mama padaku .

Aku berfikir dan 3 detik kemudian baru kujumpa jawabannya .
Ya ampun bagaimana aku bisa lupa kalau manyun masih berada disini .

"Aduh maa , maaf aku lupa . Sekarang manyun eh.. maksudku ayunda ada dimana ma?".

"Dia lagi dibawah bantuin mbok Asri bikin kue . Kamu ini anak perempuan kok cuma males - malesan dikamar sih put. Anak perempuan itu harus rajin , mandiri dan terampil supaya dapat jodohnya juga yang baik . Ini anak perempuan kok cuma musikan main hape sambil tiduran . Kamu juga itu jadi anak perempuan yang ........ " Omel mama panjang lebar padaku .

Saat mama sudah berhenti bicara . Beliau menatapku dengan heran . Mungkin karna sedari tadi aku hanya diam saja . Karna biasanya aku akan berdebat panjang lebar kali tinggi dengan mama tapi kali ini aku membiarkan beliau mengeluarkan pendapatnya yang bejibun itu .

"Kok diem aja ? " . Tanya mama padaku .

"Udah ma?" . Tanyaku kembali .

"Udah apa sih put?".

"Udah dongengnya?".

"Ya ampun ini anak siapa ". Geram mama akhirnya menjewer telinga kiriku .

"Aduhh.. maa ampunn.. maaf deh maaf . Janji gak ngulang maa ".

"Mangkanya kalau orang tua lagi nasehatin dengerin dipahami". Omel mama kembali dan melepaskan jari tangannya yang menari ditelinga kiriku .

"Yaudah sana kamu ke bawah bantuin ayunda sama mbok asri bikin kue . Mama mau telfon papa dulu ".

Sebelum mama pergi meninggalkanku , ku cium pipi kiri mama bawelku .
"Iyaa ma , aku ganti baju dulu ya ".
Aku langsung menutup pintu karna jika tidak aku pasti mendapat dongeng untuk kesekian kali .

Tepat setelah kututup pintu kamar terdengar mama mengomel disana karna dari tadi aku masih betah memakai seragam sekolahku dirumah .


***

Waktu menunjukkan pukul 9 malam .
Hari ini banyak pelajaran yang ku ambil dari setiap kisah yang kulalui .

Dua orang terdekatku menceritakan keluh kesah perasaannya padaku .
Riani yang kukira baik - baik saja ternyata merindukan hadirku disisinya .
Mas Radit yang menyebalkan ternyata bisa galau juga .

Dari riani aku belajar untuk lebih memahami orang - orang disekelilingku . Terkadang mungkin aku terlalu asik dengan dunia yang kuciptakan sendiri saat ini, hingga aku lupa dengan orang - orang yang berperan lebih awal .

flavourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang