16

9K 605 27
                                    

Sengaja aku update cepet karna kalian udah vote and comment trimakasih banyak yah... Semoga trus begitu karna bagi saya itu sangat sangat berharga tidak bisa menjawab semua tapi saya sangat senang dengan antusias kalian terhadap cerita ini.

Sebelumnya tidak ada niatan secepat ini update,karna suasana mendukung jadi aku uptade sekarang juga. Trimakasih sekali lagi

*********

"Bicara apa kamu?? Kamu ingin berpisah denganku(?)" tanya ali yang tak percaya terhadap perkataan prilly.

"Ya aku ingin berpisah denganmu.. Untuk apa semua ini kak untuk apa? Kamu memang bersamaku tapi hatimu hanya milik billa... Kita tidak akan pernah bisa mempertahankan rumah tangga ini jika hanya ada rasa belas kasihan saja. "Ucap prilly.


"Tidak!!! Tidak akan pernah ada kata pisah diantara kita. "Ucap ali tajam.

"Kenapa? Kakak belum puas dengan semua ini? Setelah menghancurkan seluruh hidupku kakak mau apa lagi? Mau aku mati? "Prilly benar benar merasa tidak kuat akam kehidupannya sendiri masalah selalu mencoba menghampirinya seolah tidak pernah habis.


"Kamu ingin anak itu tidak memiliki sosok ayah begitu? "Ali menatap prilly seolah meminta agar prilly menarik semua kata katanya.

"Aku bisa hidup sendiri... Lagipula aku tidak mempermasalahkan kalau kamu tidak ingin bertanggung jawab. "Balas prilly.

"Apa kamu bisa menjamin kebahagiaan anakku? Apa kamu bisa menjamin seluruh fasilitas hidupnya? "Ali bertanya seolah menyindir bahwa prilly tidak akan pernah bisa hidup tanpa dirinya.

"Aku memang tidak mempunyai harta sebanyak dirimu, aku juga bukan perempuan yang berpendidikan tinggi sepertimu. Tapi dibalik itu semua aku punya Cinta.... Aku bisa merawatnya tanpa bantuan siapapun karna aku ibunya. Sebelum kita menikah aku sudah berfikir bahwa kamu memang tidak akan pernah bisa menerimaku dalam hidupmu dan daripada aku menjadi beban dalam hidupmu lebih baik kita bercerai. Tidak akan ada lagi sebuah kesakitan ini. "Prilly menunduk sambil mencengkram baju yang menutupi perut buncitnya.


"Aku memang bukan perempuan sempurna seperti yang kamu idam idamkan aku hanya wanita sederhana. Tidak pernah ada bukan orang yang menerimaku didunia ini. Bahkan semua orang membenciku. "

"Tapi tapi setelah kamu ada dalam hidupku. Aku berfikir kamu bisa menghapus seluruh rasa sakit itu. Kamu tidak merasakan seperti apa aku, terlahir dengan kekurangan dan terlahir tanpa seorang orang tua disampingku. Terlahir dengan kebencian bahkan aku pernah dicap sebagai anak haram. Aku lelah kak aku lelah.....aku lelah dengan semua ini. Aku tidak bisa bersikap seolah baik baik saja, tapi nyatanya aku menang sakit bahkan hatiku lebih sakit. "Prilly menatap sang suami. Dia sudah menumpahkan keluh kesahnya. Semua semuanya.


Tangisannya pecah, tubuhnya bergetar hebat. Isakannya semakin dalam, mungkin wanita itu memang sangat sangat terluka. Hanya isakan yang mampu keluar dari bibir mungilnya.

Ali baralih menangkup wajah prilly. Diusapnya air matanya sebelum dia menarik prilly dalam dekapannya. "Menangislah... Menangislah jika itu mampu mengurangi sakit hatimu. "

"Kita nggak akan pernah bisa bersama kak... Nggak akan pernah bisa, kakak sempurna. Kakak punya segalanya, sedangkan aku? Aku penuh dengan kekurangan. Kita... Hiks... Kita tidak akan pernah bisa bersatu. "Ucap prilly disela sela isakanya. Ali mengusap lembut punggung prilly,seolah menyalurkan ketenangan pada wanita itu, dia mengerti akan kesedihannya. Seharusnya dari awal dia bisa mengontrol. emosinya. Ini semua memang salahnya.


"Aku... Aku akan lebih memilih untuk tidak pernah terlahir kedunia ini sungguh. "Sambungnya lirih.


Ali melepas pelukannya dan menatap mata bening milik istrinya itu, matanya sangat memancarkan rasa kekecewaan yang begitu sangat dalam. "Maaf.... Dengarkan aku, bukan maksudku tadi membentakmu. Masalah billa aku hanya takut dia bunuh diri karnaku, aku tidak mau terseret seret didalamnya. "


Pregnant [Extramarital]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang