Bab 1 - Gesekan Biola Si Gadis

339K 12.1K 282
                                    

Trailer Tulang Rusuk Menuju Surga


***

Detuman musik yang diputar oleh DJ di atas panggung mengalun keras di gendang telinga laki-laki yang sejak tadi menyipitkan mata, silau akan lampu klub yang berkerlap-kerlip. Puluhan orang melompat dan menari bersama-sama mengikuti irama musik. Di sisi kanan dan kirinya tampak orang tengah duduk-duduk sambil meminum anggur.

Semua pengunjung wanita klub itu mengenakan pakaian serba mini. Sedangkan yang laki-laki hanya mengunakan kaos oblong dan celana jeans di atas betis. Kecuali lelaki itu, ia mengenakan kemeja putih dengan celana hitam panjang semata kaki.

Hati lelaki itu tidak henti beristghfar. Ia teringat perkataan papanya, bahwa hendaklah berhati-hati dalam memandang, meskipun lisan adalah anggota tubuh paling berbahaya, tapi lisan tidak akan berucap jika mata tidak manatap. Lisan juga berawal dari pandangan.

Lelaki bertubuh 180 cm itu melanggang menuju pintu keluar. Baru saja berbalik, tangannya ditarik oleh seorang pria berkulit sawo matang, pemilik tangan itu adalah Joan. Teman kuliah yang mengajaknya masuk ke ruang yang belum pernah ia injak sebelumnya.

"Aku tunggu di luar aja."

Joan tetap menarik tangan lelaki itu. "Maghza Hafis Rizaka, gimana mau mulai penelitian kalau lo takut terjun ke dunianya."

Hafis kembali ingat apa tujuan ia ke Bali termasuk ke tempat yang kini ia kunjungi.

"Lo duduk di sini ya. Gue pengen penelitian sambil ikut dugem."

Harusnya Hafis sadar sejak lama, dia sudah salah memilih teman. Joan bukan ingin penelitian, night life memang kehidupannya. Andai ada An, pasti penelitian Hafis sudah menemui titik terang. Sayang, laki-laki itu masih sibuk mengurus sekolah mengajinya di salah satu pemukiman yang beada di pinggiran Kota Jakarta.

Hafis duduk. Mengamati kejadian di sekitar. Semoga saja ia mendapatkan kunci penelitian untuk laporan skripsi. Ia mulai mengetik sesuatu di layar ponsel, mencoba mencari referensi tentang betapa besar efek lagu yang diputar di dalam diskotik bagi kesehatan dan psikis manusia.

Usai membaca artikel, padangan lelaki berusia 26 tahun itu hinggap pada seorang gadis yang menangis di atas meja. Di depannya tersedian dua botol wine, yang satu masih penuh dan satunya tinggal separuh. Hafis mencatat di note kecil. Wine biasa digunakan untuk pelarian dari masalah yang dihadapi manusia.

Usai Hafis mencatat, ia mengamati gadis itu lagi. Tangannya yang lentik mengambil vapor dari dalam tas kecil berwarna merah. Asap langsung membumbung saat gadis yang kira-kira berumur 24 tahun itu menghembuskan nafas dari mulut. Hafis mencatat kembali. Selain Wine para depresan mengunakan vapor.

Tiba-tiba, seorang pria bertato kupu-kupu di lengan kanan duduk di depan gadis berambut ikal sepunggung itu. Dari dugaan Hafis, pasti lelaki bertato menawarkan sabu. Si gadis tidak banyak bicara, ia memilih pergi meninggalkan pria itu. Entah berasal dari mana, hati Hafis tergugah untuk mengikuti perginya si gadis. Ia memasuki lorong kecil menuju pintu keluar.

Dug...

Kepala si gadis terhantam keras ke tembok.

"Lo harusnya mati!" ancam perempuan yang menghantam kepala si gadis. Wanita itu tidak sendiri saat memarahi, ia bersama seorang perempuan berambut kemerahan.

Tulang Rusuk Menuju Surga (sudah diserieskan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang