Chapter 6 : "Sorrow"

30 13 13
                                    

"Fūma-sama. Fūma! Fūma, aku mohon... Aku mohon jangan pergi. Fūma, aku--"

"Ssstt... Yuki, kau tahu siapa aku bukan? Kau tahu apa yang selama ini aku lakukan. Aku tetap harus pergi, Yuki. Aku harus! "

"Ta-tapi, firasatku, firasatku mengatakan ini hanyalah jebakkan, Fūma."

Aku menatap Yuki yang saat itu berusaha mencegahku pergi. Aku tahu ia mengkhawatirkanku, aku tahu itu. Tapi... Ego-ku terlalu besar. Aku tak mempedulikannya. Aku hanya menganggapnya terlalu berlebihan. Bagiku, semua rasa takut yang ia rasakan hanyalah kekhawatiran tanpa alasan semata.

Tanpa aku sadari, dengan melangkah pergi, aku telah membuat sebuah kesalahan besar. Di hari itu, aku telah melakukan kesalahan yang seharusnya tak ku lakukan. Sebuah penyesalan, kesedihan dan rasa bersalah! Itu menjadi awal dari rasa sakit dan penderitaan panjangku yabg sebenarnya.

Aku berbalik dan pergi meninggalkannya. Meninggalkan Yuki yang berusaha mengejar dan terus memanggil namaku. Aku pergi tanpa mencoba menoleh ke belakang.

Hingga semua terlambat...

"Yuki! Yukiii...!!! Yuki, dimana kau? Yukiiiiii!!!"

Aku terus berlari mencari Yuki yang menghilang. Aku terus berlari menelusuri hutan. Perasaanku benar-benar tidak nyaman.

Satu-satunya tempat yang mungkin Yuki datangi hanya tempat itu. Hanya pohon sakura itu tempat favorit-nya. Dia selalu suka duduk ataupun tidur di bawah pohon raksasa itu.

Ketika aku tiba di sana, pemandangan yang menyambutku adalah sosok Yuki yang telah bersimpah darah.

Langkahku terhenti, tubuhku mematung dan otakku membeku. Butuh waktu yang cukup lama untukku menerima apa yang ku lihat.

"YUKIIIII!!!"

🎬🎬🎬

Author POV

Teng... Teng... Teng...

Jam antik besar pun berdentang, menunjukkan tepat jam 12 malam.

Seorang pria tengah bersandar di kursi, di sebuah ruang tamu. Dia baru saja membuka matanya.

Bunyi jam itu telah membangunkannya dari mimpi buruk. Ingatan dan kenangan yang paling ingin ia lupakan sekaligus yang tak bisa dan harus tetap ia ingat.

Ingatan akan sebuah luka. Sebuah penyesalan, kesedihan dan penderitaan terbesarnya, yang sangat ia sesalkan.

Kepergian akan orang yang ia cintai dan satu-satu yang paling berharga di dunia. Ini akibat sebuah keegoisan semata. Benar, kita baru akan menyadarinya ketika kita telah kehilangan orang tersebut.

Dia merasa menjadi makhluk terbodoh di dunia ini. Bagaimana bisa dia begitu lalai dalam menjaga sesuatu yang begitu penting baginya?
Bagaimana bisa?

Dia terus menatap ke langi-langit ruangan sambil memikirkan semua yang telah terjadi.

🃏🃏🃏

Kaika Kurayami POV

Aku terbangun dari sebuah mimpi akan ingatan masa laluku. Jika saja jam itu tak berbunyi mungkin aku akan terus berada di dalam dunia mimpi. Menyesali semua yang telah ku lakukan.

Aku kembali memejamkan mataku sejenak sebelum akhirnya bangkit dari kursi sofa dan berjalan menuju mesin penerima pesan.

Tut tut tut...

"Ada memiliki 21 pesan suara. " Umum mesin itu.

"Selamat malam, Mr. Kurayami. Saya Takashi Sakakibara dari Aomori Bank. Saya ingin menyampaikan perihal terkait laporan keuangan perusahan anda--"

Tut... Tut...

"Hai... Hmm, ini pasti nomor Kurayami-san kan? Kurayami terlalu panjang bagaimana kalau ku panggil Kaika saja? Okay? Ahhh, Aku Kaoru anak dari Direk--"

Click...

"Cih... Siapa yang memberikan nomorku pada pelacur sialan itu." Tanyaku kesal sambil menghentikan pesan suara menjijikan ini.

Aku terus melewatkan beberapa pesan suara yang ada. Sebagian besar hanya berisi sampah dan hal yang tak penting ataupun menarik bagiku. Hingga akhirnya ada satu pesan bermutu yang kuinginkan.

"Tuan, ini saya Michael. Saya telah mendapatkan identitas dan data lengkap mengenai perempuan muda yang anda minta. Saya akan mengirimkan semua dokumennya besok pagi ke tempat anda. "

Hmm... Good job, Michael. Pujiku dalam hati dan berjalan kembali ke sofa.

Aku menuang wine merah ke dalam gelas kaca yang ada di atas meja, di depan sofaku. "Hmmm... " Ku hembuskan nafas kasar sembari duduk dan memegangi gelas wine-ku.

Gadis itu, siapa dia? Kenapa setelah aku bertemu dengannya, ingatanku akan Yuki justru semakin kuat? Kenapa aku melihat bayangan Yuki pada dirinya?

Kenapa? Kenapa ketika aku melihatnya aku seperti bertemu kembali dengan Yuki? Dia memiliki aura yang sama dengan Yuki. Kenapa aku merasa kau dan dia adalah orang yang sama?

"Reinkarnasi?" Besitku sambil mengerutkan alis.

Mungucapkan kata itu membuatku ternyum sekaligus kesal.

Pasalnya, jika memang dia adalah reinkarnasi Yuki. Maka itu tentu sesuatu yang patut dirayakan. Tapi di satu sisi, aku tak tahu harus bagaimana. Perasaanku benar-benar kacau, terasa begitu rumit.

Dan hal yang membuatku kesal adalah kemungkinan lain, mengenai para bedebah terkutuk itu.

"Hmmm..." Senyumku sambil berkata "Gadis kecil, siapakah kau sebenarnya? Aku akan mengetahui identitasmu besok pagi. Mari kita lihat nanti, apakah kau benar-benar reinkarnasi Yuki atau bukan. "

"Jika iya. " Aku kembali tersenyum memikirkan hal ini. Dan lalu, sorot mataku berubah menjadi dingin saat melanjutkan kata-kata terakhir yang kuucapkan,"Jika tidak, maka kau harus lenyap."

Aku benar-benar akan melenyapkan gadis itu, jika dia bukan Yuki. Aku tak ingin ada orang lain yang terlihat atau mirip Yuki di dunia ini. Tidak ada yang boleh menyamai atau menjadi Yuki! Kecuali diri Yuki sendiri atau reinkarnasinya. Hanya Yuki yang boleh, hanya dia! Selain dia, yang lain harus dilenyapkan.

"Sampai jumpa, my little lamb. We will meet again." Ucapku sambil meneguk segelas wine merah itu.

🎬🎬🎬

Author : "Noh, Bang. Itu ente udah ane munculin 1 chapter full puas? " Nyodorin HP yang lagi buka WP.

Fūma : Membaca isi chapter "..." Lalu menatap Author.

Author : "Ughhh, kenapa lagi ente? Kenapa mandangin ane kaya gitu? Bikin merinding"

Fūma : Menyipitkan matanya sambil mengeluarkan aura suram dan kegelapan. Aura pembunuhnya makin kuat.

Author : "Ughhh... Giliran ke gue aja, aura pembunuh keluar. Giliran ke Yuki sok sweet, sweet... Booohhh pilih kasih ente. "

PENGUMUMAN

Author dari RToF ditemukan tewas termutilasi di ruang kerja miliknya, bersama sebuah Handphone.

Hantu Author : "Anjrrriiittt gw di mutilasi lagi. Kagak bisa apa, baek-baek bunuhnya? "

Red Thread Of Fate (The past and present, Between Us)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang