Rumah Sementara

47 0 0
                                    

Aku bagaikan rumah sementara bagimu, meski kau dengan biadabnya hanya bersinggah tanpa pernah memikirkan perasaanku, aku selalu tersenyum dan tanpa mengharap balas darimu. Aku adalah Asam Mefenamat yang selalu kau telan untuk menghilangkan rasa sakitmu ketika ditinggalnya. Aku selalu berfikir menunggu bukan berarti aku bodoh, aku hanya bersiteguh akan pendirianku selama ini.

Mungkin karena hal itulah aku tak bisa meninggalkanmu seorang diri. Tetapi sampai kapan aku harus begini  ? aku tak mempunyai  nyali untuk mengatakan kepadamu tentang rasa ini. Aku bagaikan juara kedua, tetap juara tetapi bukan berarti aku yang terutama bagimu. Sampai kapankah aku seperti ini ? apakah sampai kau jatuh dipelukan orang lain ?.

Kalau kau benar-benar menyayangiku kau tidak akan menjadikanku seorang juara kedua. Menyebalkan sekali menjadi juara kedua seperti ini. Aku juga ingin kau rindukan ketika kau senang, aku juga ingin menjadi orang yang pertama kau ucapkan selamat pagi setiap harinya. Kenyataan yang menyakitkan jauh lebih baik daripada fiksi yang menyenangkan bagiku

Senja Jingga Di SenyummuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang