Hari ini, Tekadku sudah bulat memutuskan untuk berterus terang tentang rasa yang selama ini kupendam. Karena adalah kau yang membuatku belajar untuk memberanikan diri terhadap segala rasa. Sekali lagi aku tak peduli tentang apa reaksimu ketika kau mendengar semua ini, karena aku sangatlah lelah memendam rasa dan terlihat bahagia ketika kau disakiti.
Aku juga berpikir terlalu tinggikah harapanku untuk mampu bersanding denganmu ? Tetapi setidaknya aku sudah selalu ada dalam tangismu, dan kau akan selalu ada dalam doaku walaupun kau tak pernah mendengarnya dalam doaku. Berbincang denganmu adalah hal terindah dalam hidupku jua aku selalu menghargai setiap detik bersamamu entah ketika berbincang ataupun ketika kau menyakitiku dengan cara menunjukan isi chat dengan pria itu yang telah meninggalkanmu dan kau selalu membanggakannya.
Aku tidak mahir tentang masalah mengejar, tetapi aku tahu tentang cara menunggumu sembari berjalan perlahan di belakangmu untuk melihatmu bahagia ataupun sedih. Aku juga tak mahir tentang masalah melawak tetapi aku tahu bagaimana cara untuk membuatmu tersenyum setiap kali kau denganku. Tetapi tanda tanya terbesar dariku adalah maukah kau bersanding denganku menggenggam tanganku erat-erat ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Jingga Di Senyummu
PoesíaOktober kala itu adalah hal yang bahagia di hidupku tapi hancur hatiku melihat sikapmu.