Ada ketulusan yang selalu datang menyapamu setiap hari yakni aku. Kaunya saja yang menolak tuk melihatku dan lebih memilih untuk menatap ke arah lain. Sementara aku disini termanggu akan kisahku sendiri disini sebagai siapa sekarang aku berperan ? apakah hanya sebagai figuran atau menjadi tokoh utama yang terlupakan. Tapi aku percaya disetiap kehidupan seseorang ialah yang menjadi tokoh utamanya.
Tenggelam Dalam Lamunan Di Kala Senja Lupa akan lara hilang akan benci, Menapaki Kilas Balik Yang begitu sendu, Saat Kita duduk berdua, saat-saat dimana menikmati kopi terasa lebih manis kala melihat senyummu, Jatuh akan lamunan Hilang akan hujan kutermanggu akan cintamu. Pagi berganti senja, hari berganti bulan, bulan berganti tahun begitu pula dirimu yang ikut berganti dengan sebuah kehampaan, sebuah kemunafikan, sebuah ketiadaan kurasa cinta manis layaknya kopi yang kunikmati kala itu ternyata tidak, itu hanyalah distorsi sesaat tentangmu cinta layaknya hujan kau tahu jatuh itu sakit tapi kau akan terus mengulanginya dan mengulanginya.
Kau Tahu aku berharap hidup didunia paralel, mungkin kehidupanku disana lebih baik. Walau begitu, aku tetap menjadi orang yang sama, yang merindumu dengan sederhana, yang mengagumimu sekedarnya saja karena ku tahu aku bukanlah pemilik senyummu apalagi penyebab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Jingga Di Senyummu
PuisiOktober kala itu adalah hal yang bahagia di hidupku tapi hancur hatiku melihat sikapmu.