Chapter 1 - Guci 15 Juta

6K 267 5
                                    

Aku berlari-lari di suatu Mall bagaikan maling di kejar hansip. Aku gak peduli lagi dengan tatapan orang yang melihat aku berlari-lari seperi ini. Yang jelas aku ada janji dengan Dimas, jam enam sore, tapi sekarang sudah jam delapan malam. Aku memang bodoh banget,bisa-bisanya aku ketiduran saat aku menenangkan diri karna nervous bakal jalan sama dia. Hhhh

Dan yang lebih sialnya lagi, aku gak bawa handphone. Kenapa?karna begitu aku lihat jam,aku langsung lari keluar rumah, naik ojek kompleks dan hanya membawa tas yang isinya dompet. Aku gak bawa handphone buat ngubungin Dimas. Kali ini,aku cuma bisa berharap, Dimas ketemu temen-temennya lalu dia jadi gabung sama mereka. Jadi dia masih disini.

Mataku membesar begitu melihat bayangan Dimas di cermin suatu counter,dia sedang jalan bersama teman-temannya. That's him! Aku langsung membalik badan yang karna panik jadi agak berlebihan dan...

PRANG!!!

Aku Kanya Juwita Mikha. Masih gadis tentu, umurku lima belas tahun, tapi empat bulan lagi enam belas tahun. Baru naik kelas sebelas di SMA Nasional. Hari ini aku sial banget. Aku sedang disebuah toko yang menjual guci-guci antik nan mewah, yang aku yakini harganya mahal-mahal. Dan disini,aku bukan mau beli,melainkan aku ditahan! Sekitar sepuluh menit yang lalu aku memecahkan sebuah guci antik karna menabrak kurir yang sedang membawanya. Tadi aku mau tetap mengejar Dimas, tapi aku langsung dibentak dan dibawa kesini. Sekarang aku sedang menunggu owner counter ini yang sedang transaksi dengan pembeli. Hmm sebenarnya sekarang aku sedang menangis,pertama karna aku tahu aku harus mengganti guci antik kecil itu,yang pastinya tetap mahal. Kedua,karna aku gak ketemu Dimas!

Sudah sebulan ini aku pedekate dengan Dimas. Aku dapat bocoran dari Caca,sahabatku. Hari ini Dimas bakal nembak aku. Makanya aku kesenangan banget,aku deg-degan seharian ini. Lalu sambil memikirkan itu aku tiduran di kamar,lalu aku malah ketidurannnnnn. Aku memang bodoh sebodoh-bodohnya!!! Dan yang lebih sedih lagi,besok pagi Dimas berangkat ke Aussie,dia mau liburan dengan keluarganya selama seminggu. Liburan tahun ajaran baru kan memang tinggal seminggu lagi,berarti aku ketemu sama dia lagi nanti di sekolah. Aussie kan jauh banget,aku gak tahu deh bisa gak kontek-kontekkan sama dia apa enggak. HUAAAAA.

Lagi-lagi aku mendapat lirikan-lirikan dari orang-orang disini. Sampai akhirnya datanglah seorang wanita separuh baya berkulit pucat dan matanya sipit. Sepertinya dia adalah owner toko ini.

"Saya pemilik toko ini" Dia memperkenalkan diri,benar dugaanku. "Jadi kamu yang memecahkan guci itu?" tanyanya padaku.

Aku mengangguk tanpa suara.

"Kamu tahu berapa harga guci itu?"

Aku menggeleng. Aku melihat kearah wanita itu. Ternyata aku sudah jadi tontonan pengunjung toko ini. Ada salah satu cowok yang sepertinya sudah ada di sini dari tadi. Tatapan cowok itu gak enak banget mengarah padaku. Aku dilihatinya dari ujung kaki sampai ujung rambut. Akupun balas menatapnya,eh dia malah membuang muka lalu sok-sok-an melihat barang-barang yang terpajang di dekatnya.

"Kenapa harus guci ini yang kamu pecahkan?Guci ini sangat mahal!" seru wanita pemilik toko guci antik itu lagi.

Aku memberanikan diri bertanya, "MM,memangnya berapa harganya?"

Wanita tersebut membuang nafas, "Guci antik yang kamu pecahkan itu guci asli dari Jepang. Guci itu pesanan orang. Dan harganya lima belas juta"

Aku melotot, "HAH!?" seruku hampir teriak. "Bohong banget!Ukurannya aja kecil,cuma setengah guci aku yang dirumah.Itu harganya aja satu juta. Masa guci ini harganya lima belas juta!?!"

"Kamu pikir saya mau nipu kamu hah? Guci ini memang harganya lima belas juta!Kamu pikir ini guci biasa? Guci ini,guci antik asli dari Jepang dan harganya memang lima belas juta!" pemilik toko tersebut membentak sekarang. Aku jadi membeku ketakutan karnanya.

Pacar Lima Belas Juta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang