Aku ingin cepat-cepat ulangan semester berakhir. Aku ingin cepat-cepat mengurus semua nilai lalu ambil raport. Setelah itu aku bisa liburan ke Singapore,menemui kedua orang tuaku. Selama ini aku hanya berhubungan dengan mereka lewat video call,itu juga palingan seminggu dua kali. Aku benar-benar merindukan mereka!
Selain itu juga tentu saja karna aku ingin cepat-cepat menjauh dari Gio,ya setidaknya aku 'libur' berakting dululah. 'Hubungan' ini sudah berjalan empat bulan lebih,dan rasanya sudah seperti empat puluh tahun. Memang sih terkadang Gio baik,tapi presentasi baik sama jahatnya adalah dua banding seratus.
Hubungan aku sama Dimas kembali kaku. Tentu saja ini semua gara-gara Gio. Coba saja dia gak memberi pertanyaan itu,mungkin aku dengan Dimas benar-benar bisa kembali bersahabat.Ya sahabat...
"Bos,minggu depan kan ngambil raport tuh.Lusanya gue ke Singapore ya nemuin bonyok" kataku diperjalanan pulang. "Lo liburan kemana?"
"Gue gak kemana-mana. Duit gue udah habis buat ngebayar guci yang dipecahin sama seseorang" katanya datar membuatku hampir tersedak. "Makanya,lo juga gak boleh kemana-mana. Pokoknya lo stay disini,tanggung jawab"
"Eh?Gak bisa gitu dong! Masa gue sama sekali gak ada liburannya?Resiko elo dong kalo duitnya abis,salah sendiri mau ngebayarin gue" aku kesal sekali. "Gue kan udah jadi pacar elo,impas dong harusnya!"
"Emangnya di surat kontraknya ada yang bilang kalo lo punya hari libur?Impas dari mana?Lo setengah tahun jadi 'cewek' gue aja belom! Tadi lo bilang apa?Salah gue mau bayarin elo?Heh,kalo gak ada gue lo gimana waktu itu hah?!"
"Ya tetep aja,masa gue gak boleh liburan sih!?"
"Gak"
IIIIIII
Aku sama sekali tidak senang melihat hasil raportku yang cukup bagus. Aku mendapat peringkat lima,padahal dulu mana pernah aku masuk sepuluh besar begini. Ya ada untungnya sih 'pacaran' dengan Gio,nilaiku jadi naik karna dipaksa belajar.
Tetapi seperti yang kukatakan,aku tidak merasa sesenang dan sebangga seharusnya. Selain karna gak ada orang tuaku,juga karna aku gak bisa liburan kemana-mana habis ini.Aku bakal menghabisi masa liburanku di rumah Gio! Semoga saja dia sering-sering pergi,jadi aku gak perlu ketemu dia setiap hari.
Gio menghilang dari tadi,entah kemana. Aku sedang malas dengannya,lebih baik aku pulang sendiri saja. Biar tahu rasa dia mencariku.
Begitu sampai rumah,rumah juga kosong. Hanya ada si bibi. Pada kemana ya?Padahal masih jam satu siang.Ya Vegas memang sibuk sih,mungkin mereka sedang manggung. Lho berarti asyik dong?Aku bisa bebas.
Gelap. Itulah yang kupikirkan ketika ketika membuka mata dari tidurku.Aku sudah berkeringat karna kepanasan,astaga mati lampu. Aku meraba-raba kasur mencari Gina,tapi dia tidak ada. Berarti aku sendiri dong?Aku cepat-cepat bangkit dari kasurku. Aku paling gak suka gelap dan gerah seperti ini,apalagi sendiri.
Aku meraba-raba letak pintu. Seram juga nih,nanti aku salah pegang lalu malah memegang tangan...Ah enggak-enggak!Aku gak boleh mikir yang aneh-aneh,initinya aku harus cepat-cepat keluar dari sini sekarang.
"Biiii" panggilku setelah berhasil keluar dari kamar.Benar-benar gelap,apa tidak ada yang sadar?Aku melangkah perlahan lagi, "Biiii" panggilku lagi. Tetap saja aku tidak mendapat jawaban. "Giooooo" seruku lagi. "Kak Ginaaa?"
Aduh pada kemana sih?Jangan-jangan aku benar-benar sendirian?Aku harus cepat-cepat keluar rumah nih,tapi dimana pintu keluarnya?Aku gak bisa melihat apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Lima Belas Juta (END)
Ficção AdolescenteKehidupan Kanya sebagai remaja berumur 15 tahun yang semula mulus-mulus berubah menjadi complicated semenjak insiden Kanya memecahkan guci seharga 15 Juta. Selama setahun, dia harus menjadi pacar Gio, si ganteng yang digilai banyak cewek-cewek cant...