Chapter 2 - Kontrak Pacaran

3K 183 4
                                    

Lagi-lagi aku dibuat ngelongo oleh Gio. Mobilnya adalah mini cooper berwarna electric blue yang sangat mencolok di parkiran basement mall ini. Dalamnyapun gak kalah keren dari luarnya,sound sistemnya lengkap dan benar-bener di modif. Pasti dia tajir banget nih. Ya iyalah, Nya! Wong, tadi aja dia bayar lima belas juta rupiah pake debit!

Setelah diam hampir sepuluh menit diperjalanan, akhirnya Gio bersuara. "Rumah lo dimana?"

"Di Cinere"

"Hmm. Jauh juga ya dari rumah gue. Gini aja,nanti pokoknya tiap pagi berangkat sekolah,elo ke citos. Nanti gue jemput di Citos baru kita berangkat sekolah."

"Hah? Tiap pagi tuh?"

Gio mengangguk. "Ya pokoknya gue harus kelihatan sayang banget sama elo"

"Kayaknya elo udah rencanain serapih mungkin ya?"

"Bukan urusan lo"

Jutek! Sekilas orang-orang bakal pikir aku sangat beruntung punya cowok sekeren, dan setajir Gio. Tapi gatau kenapa,feelingku mengatakan aku bakal makan hati dalam jangka waktu yang panjang.

Rumah Gio terletak di daerah Ragunan. Rumahnya memang gak besar, tapi gak bohong,rumahnya lucu banget. Designnya minimalis modern,warnanya putih semua. Begitu masuk, aku benar-benar takjub melihat dekorasinya. Benar-benar putih semua,elegan,dan rapih.

"Lo tunggu disini aja" katanya.

Aku menurutinya. Aku duduk di sofa putih ini,gak tahu kenapa aku sayang mendudukinya. Takut kotor. Hoho, norak banget emang aku ini.

Aku memandangi dindingnya, gak ada foto keluarga. Yang ada malah fotonya,dengan anak-anak seumurannya. Kelihatan bringesan metal-metal gitu malahan.

"Lo siapa?" tanya seorang cewek dari belakang. Suaranya serak.

Aku menoleh. Ternyata yang bicara padaku adalah seorang cewek berkulit putih pucat,matanya tajam,bibirnya merah,hidungnya bangir, dan rambutnya hitam cepak. Dia memakai tank top hitam dengan bawahan hot pants jeans. Dia cantik,matanya tajam dengan eye liner hitam yang ia pakai. Cewek ini kelihatan familiar.

"E.Gu,gue. Temennya Gio"

"Temennya Gio? Kok gue gak tahu?"

"Siapa sih, beib?" datang seorang cowok tinggi berkulit tanning, wajahnya tegas, dia memakai baju lengan buntung berwarna hitam yang memamerkan otot dan tato permanen di lengan kanannya. Dia menoleh padaku.Lho? Itu kan Vino vokalisnya band indie beraliran rock yang sangat terkenal apalagi di kalangan anak SMP-SMA masa kini, band tersebut bernama Vegas. Oh iya! Cewek itu kan gitarisnya band Vegas sekaligus ceweknya Vino. Tapi kok mereka disini? Kalo gak salah nama cewek itu...

"Lho kak Gina? Vino?"

Iya,namanya Gina! Lho,kenapa si Gio manggilnya pakai 'kak'?

"Ini siapa,Yo? Katanya temen lo?" tanya Gina.

"Temen?" Gio melirikku tajam. "Oh iya.Kamu belum jawab ya." Katanya padaku. "Kenalin kak, ini Kanya,s ekarang sih temen. hehehe" setelah itu dia membisikan sesuatu pada Gina dan Vino sambil tersenyum. Aku bisa nebak kalau dia menggambarkan aku sebagai cewek spesialnya sekarang, kan aku bakal jadi pacarnya, SETAHUN PULA! Hhh.

"Ohhh." Gina tersenyum padaku. "Gina" katanya sambil mengulurkan tangannya.

Tentu aku membalasnya, "Kanya" jawabku kaku.

Pacar Lima Belas Juta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang