1. Bestfriend

36 11 11
                                    


🌸🌸🌸

Hari ini jam pelajaran terakhir sudah selesai. Para siswa pun sibuk membereskan buku – buku dan bersiap untuk pulang. Adi yang diketahui adalah Ketua Murid di kelas XII IPS 3 itu memimpin doa sebelum pulang. Setelah memberi salam pada guru, mereka pun segera bergegas keluar.

"Bro, kita keluar duluan ya."

Salah satu teman Adi berjalan menghampirinya sambil menepuk bahu Adi pelan. Adi hanya mengangguk sebagai tanda ia mengiyakan. Lalu laki – laki itu pun menoleh kepada gadis yang berada di sampingnya.

"Bi, balik bareng gue nggak?" tanya Adi pada teman sebangkunya sekaligus sahabatnya sedari kecil––Binar.

"Emm.. kayaknya nggak deh. Gue balik bareng Dion." jawab Binar sambil merogoh saku seragamnya untuk mengambil benda pipih miliknya.

Dilihatnya Binar menekan salah satu nomor untuk menghubungi seseorang. Ya, siapa lagi kalau bukan untuk meminta jemput pada pacarnya. Melihat itu, Adi menarik sebelah sudut bibirnya tersenyum tipis. Lalu ia pun bangkit dari kursinya.

"Ya udah kalau gitu gue balik duluan," Adi menyampirkan tas gendong hitam miliknya di sebelah pundaknya. "Hati – hati, kalau udah sampai rumah kabarin gue." Adi mengacak rambut sahabatnya itu pelan juga menyapit hidung mancung gadis itu sebelum pergi meninggalkan ruangan kelas menyusul teman – temannya yang tadi sudah keluar lebih dulu.

"Aw! Sakit Adi! kebiasaan deh, heran." Binar menggerutu sambil memukul bahu Adi.

Adi tak menghiraukan ringisan Binar, dan terus melenggang keluar kelas.

Sambil menunggu balasan dari Dion, Binar sibukkan dengan main game kesukaannya. beberapa saat kemudian barulah terdengar notif masuk dari ponselnya. Itu pasti dari Dion. Binar langsung membuka pesannya. Dan benar saja Dion mebalas bahwa ia baru keluar dari jam kelasnya. Ia juga mengatakan akan mengajaknya jalan hari ini.

Dengan semangat binar mengetikkan jarinya di benda pipih itu membalas pesan pacarnya. Dion mengatakan bahwa ia menunggunya di depan gerbang sekolah.

Akhirnya mereka bisa jalan bersama lagi. Binar langsung memekik senang.

Namun kesenangannya tak berlangsung lama, menyadari ia kini berada di dalam kelas seorang diri membuatnya bergidik takut. Buru – buru Binar bergegas dan ngacir meninggalkan ruangan dengan tergesa - gesa.

Binar memang penakut. Dasar payah.

***

Malamnya, setelah lima belas menit menghabiskan waktu ritualnya membersihkan diri, Binar pun keluar dari kamar mandi yang berada di dalam kamarnya.

Kamar yang didesain bernuansa serba biru itu memenuhi setiap ruangan. Tak hanya temboknya saja yang di cat biru, namun mulai dari kasur, gorden hingga aksesoris kamar yang lainnya pun berwarna biru. Binar sangat menyukai warna biru. Mengingat ia sangat penyuka Stitch. Hingga ia kamarnya penuh dengan motif itu.

Terlihat ia berjalan santai sambil bersenandung kecil menuju meja riasnya dengan tangan yang sibuk menggosok – gosokan rambutnya yang basah menggunakan handuk.

"Allahuakbar!"

Binar terperanjat. Ia kaget melihat ada sesosok makhluk yang sedang berbaring berada di tempat tidurnya. Melihat sosok itu tersenyum ke arahnya sambil melambaikan tangannya membuat Binar bergidik ngeri.

"Hai Binar.." cengirnya tanpa dosa.

"Di, sumpah elo kok kaya setan aja tiba – tiba nongol!?"

Ya, sosok makhluk itu yang diketahui ternyata sahabatnya sendiri.

"Enak aja Adi yang keren nan tampan tiada tara gini disamain sama setan," Kilahnya. "Ya...abis tadi gue udah ngetuk – ngetuk pintu nggak ada yang nyahut. Takutnya lo mati diem – diem di kamar...ya udah gue masuk aja."

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang