🌸🌸🌸
"Bi, minjem pulpen dong."
Adi menoel – noel lengan Binar yang duduk di sampingnya itu. Namun gadis itu tetap saja fokus menyalin materi yang ditulis di papan tulis ke dalam buku catatannya tanpa mengindahkan panggilan sahabatnya.
"Bi.."
"..."
"Ih kok kamu jahat sih."
Binar langsung melirik matanya ke arah Adi menampilkan ekspresi mual. "Ngga usah sok imut gitu deh, geli gue."
"Ya, habisnya Binar nggak ngederin Adi terus sih." Ujar Adi.
Tapi akhirnya Binar tidak mengabaikan dirinya lagi, setelah beberapa saat Adi terus memanggil sahabatnya itu. "Minjem pulpen dong Bi, punya Adi ketinggalan nih. Masa harus nulis rangkuman pake pensil," Adi menunjukkan pensilnya kepada Binar.
"Lagian lo kalau bawa pulpen cuman satu doang sih. Itu juga punya gue yang lo pinjem waktu belajar bareng di rumah gue kemarin. Modal dikit kenapa sih, Di." ledeknya kesal.
Ya, sahabatnya ini memang kebiasaan. Binar terkadang kesal melihat sahabatnya ini yang seperti tidak mementingkan keperluan sekolah. Contohnya ya tadi, alat tulis. Binar sampai bosan mendengar Adi yang selalu meminjam pulpen padanya. Tidak seperti dirinya yang sampai – sampai sekali membeli pulpen bisa satu atau dua pack. Karena ia tahu kalau pulpennya tidak pernah awet lebih dari tiga hari. Bahkan belum lama ini Binar membelinya lagi satu pack, namun sekarang hanya tinggal tersisa beberapa buah saja. Mengingat ia sehari membawa pulpen bisa tiga sampai lima buah, namun secepat itu pula pulpennya akan terus berkurang.
Sedangkan Adi? Bahkan ia belum pernah melihat Adi mengeluarkan tempat pensil. Dan sepertinya lelaki itu memang tidak pernah membawanya, atau bahkan tak punya. Benar kata orang, cowok itu simple. Lihat saja itu pada diri Adi. Saking simple nya sampai tidak mau ribet membawa peralatan tulis. Cukup dengan satu pulpen modal pinjam saja. Dan mungkin besok dia akan meminjamnya lagi padanya, dengan alasan pulpen yang ia pinjam kemarin hilang.
Auh.. sangat Adi sekali.
Dengan terpaksa Binar memberikan pulpen miliknya lagi pada sahabatnya. "Tuh. Itu karena terpaksa ya gue minjemin ke elo. Dari pada lo berisik ganggu gue mulu."
"Yaelah.. gue juga terpaksa kali minjem ke lo. Kepepet gue."
Tuh 'kan! Rese lagi.
"Hih.. dasar!" Rutuk Binar. "Giliran udah dikasih aja, ngeselin lagi." cibirnya.
***
Saat pelajaran masih berlangsung, Adi meminta izin kepada guru yang mengajar di kelasnya untuk izin ke air. Ketika akan ke toilet untuk buang air kecil, Adi melewati kelas anak IPA. Memang di sekitaran kelasnya pun terdapat toilet yang lebih dekat. Namun Adi sengaja memilih toilet yang jauh agar ia bisa berlama – lama berkeliaran di luar kelas.
Lagipula siapa juga yang akan betah berlama – lama di dalam kelas saat jam guru yang paling membosankan berlangsung.
Saat ia berjalan melewati kelas anak IPA, tak sengaja ia melihat Dion bersama dengan salah satu cewek populer––Vionna, yang merupakan cewek hits di sekolahnya. Cewek jaman sekarang yang disebutnya kekinian jika memakai seragam yang ketat, juga tak lupa dengan gincu nya yang berwarna senada dengan darah.
Terlihat Dion yang sedang duduk dibangkunya ditemani Vionna. Ya, Dion merupakan anak IPA, dan ia berada di kelas XII IPA 2. Kelasnya Dion terletak di tengah – tengah, diapit kelas XII IPA 1 dan XII IPA 3. Dan Vionna merupakan teman sekelasnya Dion.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us
Подростковая литератураBinar sudah tidak heran akan tingkah laku Adi sahabatnya yang super absurd. Sepertinya semua sikap ada pada diri Adi. Di satu sisi sahabatnya itu memang ia akui tampan dan cool, tapi di sisi lain tingkahnya menyebalkan. Ia tengil, jahil, petakilan...