10. First Love

20 4 0
                                    


Sebelumnya mau ucapin,
Minal aidin walfaidzin yaa🙏

Happy reading^^

🌸🌸🌸

Beberapa hari ini hati Binar sudah agak baikan. Karena Adi selalu ada saja cara untuk membuat Binar melupakan mantannya itu. Seperti sering mengajak Binar ke tempat–tempat yang mengasikkan. Terakhir kali, Adi mengajaknya main ke timezone.

Bahkan pernah suatu hari mereka jalan ke mall, ketika melihat ada tempat bermain khusus anak – anak disana, Adi dengan polosnya menawari dirinya untuk bermain mandi bola.

Apa–apaan itu? Memangnya dirinya masih bocil?

Akhirnya, tawaran Adi itu malah diberi sikutan tajam darinya. Yah walaupun ada saja cara unik yang dilakukan lelaki itu, tidak sedikit juga membuat hati Binar benar–benar membaik. Meski belum 100% lekas hilang, rasa sedih dan kecewa itu masih bisa Binar rasakan.

Apalagi tatkala ia sedang sendirian seperti sekarang ini. Kini dalam kamarnya Binar terus menatap wallpaper pada benda persegi panjang itu dengan sesekali mengusapnya perlahan. Membuat Binar tersenyum miris. Gue cuma ingin minta penjelasan Ion, apa sesusah itu?

Lagi - lagi perkataan pria itu saat memutuskannya kembali terngiang seperti kaset kusut mengelilingi otaknya. Membuat Binar berdecak kesal.

Lupakan dia bilang?

Cih! Bagaimana bisa Binar melupakan pacarnya semudah itu? Ralat... maksudnya mantan pacarnya. Apa ia bisa melupakannya hanya dalam waktu dekat?

Apalagi kemarin itu ia baru pertama kali pacaran. Ya, bisa dibilang first love nya Binar.

Tiba – tiba layar handphonenya berubah dan muncul panggilan seseorang.

Drrtttt... drrttt...

'Adi Narsis❤️💛💚💙 calling...'

Binar yang sedari tadi sedang fokus mengamati foto yang berada di layar handphonenya itu pun langsung berdecak kesal. Ck! Ganggu aja.

"Apa lo nggak tau kapan waktunya lo nelfon?!"

Terdengar kekehan dari seberang sana. "Hey bodoh! Gue sangat tau sekali kapan waktunya gue nelfon."

"Oh ya? Tapi sayangnya sekarang bukan waktunya lo buat nelfon. Gue lagi sibuk. Lo nelfonnya nanti aja," Binar mau menutup sambungan dari sahabatnya itu sebelum ia mendengar kembali suara dari seberang sana.

"Dasar cewek bodoh."

Binar langsung melotot mendengar umpatan sahabatnya itu. Binar langsung memasang wajah nanar. Walaupun ia tahu jika sahabatnya itu tidak bisa melihat raut wajahnya saat ini.

"Apa lo bilang!?"

"Ya, cewek bodoh. Gue sekarang lagi nelfon dengan cewek bodoh yang lagi sibuk ngegalauin sang mantan terngeri," dan setelah itu Binar mendengar Adi menertawainya.

"Tepat sasaran sekali ya ngga sih gue...edannn..."

Binar memutar bola matanya jengah. "Hah ... Adi dan segala kenarsisannya. Lagian siapa juga yang galau, orang gue lagi sibuk," sergah Binar.

"Ck! Masih aja ngeles lu Bambang. Emangnya segalau apa sih lo, sampai–sampai lupa makan, huh? Udah sekarang cepet turun. Mama lo bilang kalau lo belum makan dari tadi sore. Gue bawain chicken."

"Gue nggak laper."

"Plus ice cream."

"Serius lo!?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang