Tes.. Tes..
Asal dari daerah mana aja nih kalian? ^^
Happy reading!
🌸🌸🌸
Pulang sekolah hari ini, Adi meminta Billy temannya itu untuk mengantarkan Binar pulang. Adi mengatakan pada Binar jika hari ini ia tidak bisa mengantarkannya pulang karena ada urusan yang harus ia selesaikan terlebih dulu di sekolah. Binar pun tidak menolak dan hanya mengiyakannya saja dengan pasrah.
Semenjak sahabatnya itu putus dengan Dion, Binar berubah menjadi agak pemurung. Terlihat dari seharian tadi selama di sekolah, Binar lebih banyak diam dan terkadang melamun dengan pandangan kosong. Sungguh membuat Adi terganggu.
Dan hari ini, ketika Adi sudah memastikan bahwa Binar sudah diantar pulang oleh temannya itu beberapa menit yang lalu bel menandakan waktu pulang sekolah berbunyi, kini Adi berdiri tidak jauh dari kelas XII IPA 2. Melihat kelas itu sepertinya keluar telat, karena gurunya masih terlihat menerangkan. Mungkin tanggung jika harus menyudahinya, jadi memilih untuk menyelesaikan materinya hari itu juga.
Tidak aneh lagi bukan, setiap guru mempunyai karakter yang berbeda. Ada yang waktu pelajarannya belum habis ia sudah menyudahinya jauh sebelum bel pelajaran habis berbunyi. Ada pula guru yang kelewat rajin, yang ketika bel waktu pelajarannya sudah habis ia masih terus menerangkan.
Bahkan Adi pernah ketika kelasnya pelajaran matematika, gurunya masih terus saja anteng membahas materi yang sama sekali tidak Adi mengerti itu sampai waktu bel sudah berlalu hampir lima belas menit. Alhasil waktu istirahat kelas Adi pun mau tak mau terpotong.
Sungguh kenapa dunia itu kejam sekali? Kenapa ketika pelajaran yang sangat Adi tidak sukai, gurunya harus kelewat rajin. Apalagi ketika ia harus mengisi soal yang dari satu soal saja jawabannya bisa memenuhi satu halaman bukunya bahkan lebih. Memboroskan buku saja.
Tidak tahukah kalau buku tulis itu mahal?
Untuk ukuran dirinya yang tidak pernah membeli peralatan sekolah bahkan pulpen pun mungkin terbilang mahal baginya, karena ia tidak tahu harganya. Buat apa ia harus mengurus itu semua toh itu adalah tugasnya Binar.
Suruh siapa ia selalu membeli peralatan sekolah yang lebih kalau tidak ingin dipinta olehnya. Dari pada nganggur dan jadi mubazir mending ia pakai, benar 'kan?
Tapi berbeda dengan Binar. Sahabatnya itu sangat menyukai pelajaran mengerikan itu. Binar mengatakan padanya jika matematika itu ibarat seperti cita – citanya. Karena menurutnya ada banyak jalan yang bisa ia lewati untuk mencapai cita – citanya.
Sama seperti matematika. Ada beberapa cara untuk bisa mendapat hasil A. terserah kita mau memakai cara yang mana, tergantung cara mana yang lebih kita sukai dan lebih mudah dikerjakan. Yang terpenting akhirnya kita mendapatkan hasil A itu. Begitulah yang sahabatnya katakan padanya.
Karena sibuk dengan pikirannya sendiri, tak terasa ternyata kelas yang ditunggu – tunggu Adi itu akhirnya keluar. Adi pun melihat Dion yang berjalan keluar melewati pintu kelasnya. Dan ... bersama dengan Vionna. Dilihatnya dua sejoli itu berjalan dengan saling bergandengan tangan.
Dion yang tak menyadari kehadiran Adi sekitarnya itu terus saja berjalan dengan Vionna di sampingnya. Adi pun hanya mengikuti mereka dari belakang tanpa sepengetahuan dua orang itu.
Dan cukup sudah kesabaran Adi ketika mendengar perbincangan mereka dengan Vionna yang memanggil Dion dengan panggilan... sayang(?)
Tak menunggu waktu lama, Adi pun menarik bahu Dion dari belakang hingga badan pria itu berputar menghadap dirinya. Sedangkan lengannya yang lain ia kepalkan dan––
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us
Novela JuvenilBinar sudah tidak heran akan tingkah laku Adi sahabatnya yang super absurd. Sepertinya semua sikap ada pada diri Adi. Di satu sisi sahabatnya itu memang ia akui tampan dan cool, tapi di sisi lain tingkahnya menyebalkan. Ia tengil, jahil, petakilan...