"Asha, Rangga mana?" Soka muncul tiba-tiba didepan Asha.
"Tadi cabut jam ke empat, mungkin lagi dibelakang lab ipa," jawab Asha sambil tersenyum
"Ya sudah aku kesana dulu, makasih," Soka membalikkan badannya, Namun tangan Asha menahan tangan Soka.
Asha menarik kedua pipi Soka "Asha kenapa nyubit pipi Soka?"
"Pantes Rangga bilang lo kayak kanebo kering, lo nggak ada ekspresinya." Asha masih menarik kedua pipi Soka.
"Soka udah latihan senyum kok," Soka mengerjapkan matanya, pipinya mulai panas.
"Coba liat," Asha melepaskan tarikannya pada kedua pipi Soka
Soka mengusap pipinya yang panas "Mau liat?"
"Gue tes dulu coba," Asha melipat kedua tangannya
Soka menarik nafasnya dalam kemudian menghembuskannya pelan, Hanya tersenyum begitu sulit bagi Soka hingga membuatnya gugup.
Soka melengkungkan bibirnya, Soka tersenyum dan membuat Asha menutup wajahnya. Sambil menunduk Asha memutar tubuh Soka memunggunginya.
"Kenapa?" Soka menoleh
"Jangan senyum depan gue lagi," Asha masih menunduk
"Kenapa?" Soka kembali ke wajah datarnya
"Lo terlalu bright kalau senyum, iman gue lemah, nanti gue khilaf, lo terlalu cantik kalo senyum,"
"Ha?" Soka mengerjapkan matanya,
Wajah Asha memerah.
***
Hap!
Soka menemukan Rangga, seperti yang Asha bilang Rangga ada di belakang lab ipa, Rangga tampak serius dengan buku yang dibacanya.
Soka menatapi Rangga dari kejauhan hatinya terasa hangat, sampai airmatanya tanpa sadar jatuh. Soka menangis, tapi tidak merintih atau menampakkan ekspresi apapun.
Rangga menoleh, mungkin karena mulai terusik dan sadar sedang dipandangi, awalnya wajah Rangga kesal, karena Soka lagi-lagi mengikutinya. Namun, raut wajah Rangga berubah penuh tanya tentang 'Mengapa gadis itu menjatuhkan air matanya'
Mata Soka dan Rangga bertemu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Soka
General FictionSiapa juga yang mau diikuti cewek seperti Soka, Soka itu auranya mistis kayak hantu, deket Soka bentaran udah merinding semua. Soka cantik, sayang aja dia kaku kayak kanebo kering, Senyum juga nggak pernah. Rangga jadi cowok malang disekolah, karen...