"Lo mau pergi Ka?" Tanya Aruna yang berpapasan dengan Soka di dapur.
Soka mengangguk "Rangga ngajakin Soka jalan," Soka tersenyum
"Kemana?" Tanya Aruna yang kemudian menghampiri Soka.
"Nggak tahu."
"Lho, Kok nggak tahu?" Aruna mengerutkan keningnya
"Kemana aja asal Soka sama Rangga, Soka happy," Aruna tertegun, belum pernah melihat wajah Soka sebahagia sekarang.
"Kalau dia macam-macam telepon gue, nanti gue hajar si Rangga," Aruna mengepalkan tangannya mengancam, biar keliatan beneran haha..
Soka tertawa lagi, "Kayaknya Aruna mulai bolehin Soka sama Rangga deh, nggak ngomel lagi kayak biasanya."
"Bolehinlah, Lo sadar nggak? Kalau Lo banyak senyum gara-gara Rangga? Dan gue, senang liat Lo senyum terus." Aruna mengusap kepala Soka pelan.
Friendship goals.
***
Soka mencebikkan bibirnya kesal "Rangga, Soka udah dandan cantik, tapi ujungnya diajakin ke sini doang," protes Soka saat Rangga mengajaknya ke kafe buku yang dulu pernah dia datangi bersama Rangga.
"Habis, nggak tau mau kemana," Rangga mengambil satu buah buku yang tidak terlalu tebal.
"Duduk," titah Rangga
Soka menuruti Rangga, "Rangga suka ruangan ini ya? Dulu, waktu kita cabut kita juga disini," Rangga melirik Soka, wajahnya terangkat dari buku yang dia baca.
"Disini deket jendela, cahayanya paling terang," ucap Rangga singkat.
"Oh, tapi sama Soka terang mana?" Kalimat Soka membuat Rangga menelan salivanya.
"Itu pertanyaan macam apa?" Rangga ngomel. Dibalik ngomelnya ada detakan gila dibalik rusuknya.
Soka mendengus, Rangga tersenyum tanpa sadar, Rangga menyadari bahwa Soka sangat imut dengan segala tingkah polosnya.
Soka berjalan ke arah jendela dan berdiri didepan jendela, mengamati suasana diluar ruangan, beberapa saat kemudian Soka membalikkan badan dan menyandarkan punggungnya di dinding
"Rangga kalau baca tuh gantengnya berlipat-lipat deh," lagi, Rangga menelan salivanya kemudian mengarahkan pandangannya ke arah Soka.
Rangga tertegun, entah mengapa kolaborasi cahaya dan Soka membuat jantung Rangga berdegup tidak beraturan.
"Lo, lagi gombalin gue ya?" Rangga berjalan ke arah Soka kemudian mengungkung pergerakan Soka dengan kedua tangan yang berada diantara kepala Soka. Rangga menatap Soka garang.
Bukannya takut ditatap garang oleh Rangga, Soka malah tersenyum. "Rangga, boleh ngga Soka cium Rangga?"
Rangga mengumpat dalam hati, dia mulai lemah hanya dengan senyum tanpa dosa yang Soka perlihatkan.
"Emang berani?" Rangga menantang dengan smirknya
Soka mengangguk, "Mana tangan kanan Rangga?"
Rangga mengulurkan tangan kanannya, dengan kecepatan sepersekian detik Soka meraih tangan Rangga, kemudian menciumnya pelan.
Rangga cengo, "Dikira gue bapaknya apa ya?" Rangga mengumpat dalam hati, ciuman yang Soka maksud ternyata cium tangan ala anak yang mencium tangan orang tuanya ketika akan pergi ke sekolah.
Soka tersenyum, Rangga menggigit bibirnya menahan kesal dan gemas sekaligus.
***
Bersambung...Update jam 2.14 wib wkwkwk..
Cupsayang
Naa
KAMU SEDANG MEMBACA
Soka
قصص عامةSiapa juga yang mau diikuti cewek seperti Soka, Soka itu auranya mistis kayak hantu, deket Soka bentaran udah merinding semua. Soka cantik, sayang aja dia kaku kayak kanebo kering, Senyum juga nggak pernah. Rangga jadi cowok malang disekolah, karen...