Soka masih tidak percaya tadi Rangga menghentikkan mobilnya dan menyuruhnya masuk.
Soka menatapi wajah Rangga yang sedang mengemudi, membuat Rangga risih karena terus ditatapi.
"Ini dimana?" Tanya Soka saat mobil Rangga berhenti ditempat yang tidak Soka kenal.
"Rumah gue," Rangga melepas sabuk pengaman dan keluar dari mobil.
Soka melakukan hal yang sama seperti Rangga.
"Kok Rangga ngajak Soka ke rumah Rangga?" Tanya Soka mengekori Rangga.
"Nggak udah kegeeran, nggak usah baper, gue cuma nggak tega liat lutut lo kayak begitu," Rangga menunjuk lutut Soka yang terluka.
"Ah, ini cuma luka kecil," ucap Soka
"Kecil, tapi kalau dibiarin bisa jadi besar, "Rangga melotot
"Masuk!" Perintah Rangga
Soka mengangguk. Kemudian Soka duduk di sofa ruang tamu di rumah Rangga setelah Rangga menyuruhnya duduk.
Rangga yang menghilang beberapa saat yang lalu kini kembali dengan kotak P3K dan sekotak tissue basah.
"Soka bisa sendiri, mana?" Soka meminta kotak yang ada ditangan Rangga.
"Gue aja," tatap Rangga tajam.
Soka tidak protes, Rangga membersihkan sisa darah yang mengering disepanjang kaki Soka dengan tissu basah dan dengan sangat pelan.
Hati Soka menghangat, membuat gadis itu menjatuhkan air matanya tiba-tiba.
"Tahan bentar ya, nggak akan sakit kok, lagian lo udah gede jadi, " Rangga tidak melanjutkan kalimatnya karena matanya bertemu mata Soka yang menangis.
"Kok lo nangis? Kan obat merahnya belum diolesin,"
"Soka cuma seneng, Rangga baik sama Soka," ucapan Soka terdengar biasa, hanya saja untuk pertama kalinya Rangga melihat Soka tersenyum. Dan senyumnya sangat cantik.
Rangga mengerjap, kemudian menunduk.
"Sial! Jantung gue berdebar."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Soka
General FictionSiapa juga yang mau diikuti cewek seperti Soka, Soka itu auranya mistis kayak hantu, deket Soka bentaran udah merinding semua. Soka cantik, sayang aja dia kaku kayak kanebo kering, Senyum juga nggak pernah. Rangga jadi cowok malang disekolah, karen...