Chapter 7 : Sebuah Pengakuan

28 3 1
                                    

Arisa berjalan masuk ke dalam kelas.

Ardi sudah duduk tepat di depan kursi yang rencana akan diduduki Arisa.

Ardi menyapa Arisa ketika Arisa hendak berjalan menuju tempat duduk itu.

"Hai, Arisa! Kau baik-baik saja?" sapa Ardi dengan gaya playboynya.

Ardi seringkali mendapat julukan playboy karena sering menggoda para mahasiswi cantik di kampusnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ardi seringkali mendapat julukan playboy karena sering menggoda para mahasiswi cantik di kampusnya.

Sebenarnya Ardi tidak berniat menggoda mereka, hanya saja Ardi memang sedikit usil dan selalu berusaha menyapa semua orang yang lewat di sekitarnya.

"Mmmm." jawab Arisa singkat sambil menganggukan kepalanya, lalu duduk di kursi yang berada tepat di belakang Ardi.

Ardi membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Arisa. "Kau yakin baik-baik saja? Wajahmu agak pucat.."

Arisa menatap Ardi. "Wajahku? Pucat?"

Ardi menganggukan kepalanya.

Tiba-tiba Aiden, dengan earphone masih menempel di kedua telinganya, berjalan menghampiri Arisa dan Ardi.

Tiba-tiba Aiden, dengan earphone masih menempel di kedua telinganya, berjalan menghampiri Arisa dan Ardi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kurasa kau harus ke UKM." sahut Aiden dengan nada dingin seperti biasanya sambil menatap Arisa.

"Apa.. Maksudmu?" Arisa menatap bingung ke arah Ardi.

"Tadi sebelum masuk ke kelas, tubuhmu bertabrakan dengan tubuhku kan? Aku bisa merasakan kulitmu panas. Kau demam. Lebih baik kau ke UKM sekarang." sahut Aiden.

Ardi menatap Aiden.

"Sejak kapan kau perhatian terhadap seseorang?" tanya Ardi dengan nada sinis.

Aiden, tentu saja, mengabaikan Ardi.

"Cepat ke UKM. Kalau tidak, kau bisa pingsan." sahut Aiden, masih terus menatap Arisa.

"Kau mendiamkanku? Cih!" gerutu Ardi.

"Aku baik-baik saja..." sahut Arisa.

Assyfa, yang sejak tadi memperhatikan Arisa, langsung menghampiri Arisa dan memegang keningnya.

Inikah Takdirku? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang