"Ibu, aku berangkat dulu ya.." sahut Arisa sambil tersenyum pagi itu.
Semalam, Ayah Arisa sudah sadarkan diri dan kondisinya sudah membaik pada keesokan paginya. Karena itu, Ibu Arisa menyuruh Arisa masuk berkuliah hari itu.
Dan dengan senyuman di wajahnya, Arisa segera berjalan menuju halte di depan rumah sakit untuk menunggu ojek online yang sudah dibookingnya lima menit yang lalu.
Ingatan Arisa kembali ke kemarin, ketika Aiden menyemangatinya di depan rumah sakit itu.
Detak jantung Arisa kembali terpacu dengan cepat.
"Apa aku.. Benar-benar jatuh cinta pada pria itu?" gumam Arisa.
Tak lama kemudian, ojek online itu datang dan Arisa segera melaju dengan motor itu menuju kampusnya.
Setibanya di kampus, baru saja Arisa berjalan menuju gerbang kampus setelah turun dari motor, terdengar suara nyaring di depan sana.
"Risaaaaaaaaaaaaaaaaa! Kau masuk juga akhirnya!"
Assyfa tengah berlari menuju Arisa, membuat Arisa tercengang karena kini semua mata tertuju ke arahnya akibat teriakan Assyfa yang begitu nyaring.
"Syfa! Teriakanmu kencang sekali!" sahut Arisa ketika Assyfa memeluk tubuhnya erat.
"Aku mencemaskanmu, Risa! Kau kemana saja? Mengapa tidak ada kabar?" tanya Assyfa setelah ia melepaskan pelukannya.
"Ayahku semalam dioperasi." bisik Arisa agar hanya Assyfa yang mendengarnya.
"Serius? Pantas kau tidak masuk1 Lalu, bagaimana keadaan ayahmu?" tanya Assyfa sambil berbisik.
Mereka berdua pun berjalan beriringan menuju kelas mereka sambil Arisa menceritakan kondisi ayahnya.
"Alhamdulillah..." sahut Assyfa. "Aku akan menjenguk ayahmu nanti sore sepulang kuliah. Kau naik ojek? Nanti pulang bersamaku saja, biar aku sekalian menjenguk ayahmu."
"Oke!" sahut Arisa sambil tersenyum.
Assyfa tersenyum sambil menatap Arisa.
"Ada apa?" tanya Arisa.
"Moodmu terlihat sudah jauh membaik. Semenjak kabar ayahmu terkena tumor otak, kau selalu terlihat sedih dan tidak bersemangat. Aku mencemaskanmu, Risa!" sahut Assyfa.
Arisa merangkul pundak Assyfa. "Terima kasih karena sudah mencemaskanmu, Syfa cantik. Hehehe.."
Assyfa tersenyum. "Ayo kita ke kelas!"
.
.
.
"Akhirnya kau masuk juga, Arisa." sahut Ardi ketika melihat Arisa dan Assyfa berjalan masuk ke dalam kelas.
Arisa hanya tersenyum sepintas, lalu menarik sebuh kursi dan duduk disana.
"Jangan banyak bertanya. Nanti Arisa pusing!" sahut Assyfa, memperingati Ardi agar jangan banyak bertanya kepada Arisa.
Arisa menatap Ardi dan Assyfa bergantian.
"Ada apa?" tanya Assyfa.
"Kalian pacaran?" tanya Arisa.
"Uhuk! Uhuk!" Assyfa refleks terbatuk mendengar ucapan Arisa.
Sementara Ardi hanya tertawa.
Arisa mengerutkan dahinya.
"Mana mungkin aku pacaran dengan pria bawel sepertinya? Cih.." gerutu Assyfa sambil menarik kursi dan duduk di kursi di sebelah Arisa.
"Aku juga tidak tertarik padamu, wanita bawel.." sahut Ardi, membuat seisi kelas tertawa melihat kelakuan Ardi dan Assyfa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inikah Takdirku? (END)
Teen Fiction"Apakah.... Seberat ini... Takdir hidupku?" bisik hati kecil Arisa.