Sebelumnya Aya mau ngucapin minal aidzin walfaidzin ya semua mohon maaf lahir batin, maafin semua salah Aya ya,😊😊
Siangnya mas Affan berangkat ke kantor setelah sebelumnya nganterin aku kuliah, kebetulan akunya juga masuk siangan jadi bisa barengan.
"Nayya boleh saya bicara sebentar?"
Astagfirullah, Pak Ardit mau apa lagi? Aku udah melenguh males sama Pak Ardit sekarang, dia mau apalagi Ya Allah? gak cukup apa cuma gara-gara dia, aku sama suami aki sampe berantem semaleman.
"Ada perlu apa ya pak, suami saya mungkin udah ada diparkiran sekarang" sebisa mungkin aku nolak ajakan pak Ardit.
"Sebentar, saya mau ngomong sesuatu, dan kamu harus tahu"
"Yaudah ngomong"
Jujur aja aku udah masang muka jutek aku sekarang, entahlah, aku emang udah rada gak respek sama Pak Ardit, aku cuma masih menghargai dia sebagai dosen aku dan itu gak lebih.
"Saya suka sama kamu" ucap Pak Ardit to the point
Pak Ardit natap aku serius dan aku sama sekali gak bisa nutupin keterkejutan aku sama ucapan Pak Ardit barusan, Pak Ardit jelas tahu kalau aku udah nikah terlebih lagi sama temen dia sendiri, dia masih ngarepin apa lagi dengan ngomong kaya barusan.
"Bapak jelas tahu kalau saya sudah menikah bukan? Saya minta maaf Pak"
"Saya mengatakan perasaan saya bukan untuk mendapatkan permintaan maaf dari kamu, bukankah cinta harus diperjuangkan?"
Allahuakbar, sakit ni orang, memperjuangkan sesuatu yang udah jelas-jelas jadi milik orang lain itu gila
"Pak, saya istri orang"
"Saya tahu"
Lempeng banget tu muka, gak merasa bersalah apa udah ngomong kaya gitu, itu mah sama namanya kaya nikung temen sendiri
"Kalau bapak tahu, bapak mau memperjuangkan apa lagi? Bapak jangan aneh-aneh, saya pamit"
"Saya hanya ingin mencoba memperjuangkan sesuatu yang saya yakini bisa saya miliki"
"Omong kosong"
Dan aku dengan rasa kesel yang udah menjadi-jadi langsung jalan menuju parkiran dan Mas Affan udah nungguin aku dengan senyum sumringahnya.
Kalau aku ngomong ke mas Affan apa yang barusan Pak Ardit bilang, apa bisa mas Affan masih tersenyum semanis itu? Gak akan.
"Kenapa mukanya istri mas ditekuk heum?" ucap mas Affab sembari mengusap pelan kepalaku,
"Jangan di bahas mas, Nayya gak mood" jawabku sembari mencium tangan mas Affan
"Jadi sekarang istri mas moodnya apa?"
"Ayo nonton"
.
.
.Sesuai keinginan aku, sekarang kita berdua pergi nonton, lumanyan untuk naikin mood dan aku sama sekali gak pernah ngelapasin tangan mas Affan dari gandengan aku, akunya gak tahan sama tatapan degem-degem disini pas ngeliatin suami aku kaya gitu.
"Mas, mas ganti dulu gih? Ayo beli pakaian ganti mas"
"Emang pakaian mas kenapa Nay?"
Sekilas emang gak ada yang salah sama pakaian mas Affan, cuma yang ngebuat aku risih, kalau mas Affan lagi make pakaian kantornya gini, gantengnya itu nambah dan aku gak suka kalau mas Affan jadi pusat perhatian kaya gitu.
Gak ngejawab pertanyaan mas Affan, aku langsung narik lengan mas Affan dan masuk ke salah satu distro, disana mas Affan aku minta milih baju asal dan gak lama mas Affan keluar dengan pakaian yang jauh lebih santai. Aman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Him? (END)
Romance(Islamic Romance Ver) Dari kecil aku hidup dan tumbuh bersamanya tapi hanya karena sebuah status segalanya berubah, bisakah aku mengubah pandanganku untuknya? Merubah pandangan dari sosok seorang saudara lelaki menjadi sosok orang yang akan melengka...