Way To You

37.7K 465 22
                                    

Arka Point Of View

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arka Point Of View

"Apa Pa? Menikah? Papa mau ngancurin hidup Arka seberapa jauh lagi?" Dan satu tamparan mendarat tepat di pipi gue.

"Jangan bodoh Ka, menikah itu cuma pekara status, gak akan ada yang berubah, kebebasan kamu masih seperti dulu."

Gila, bener-bener gila, gimana bisa pernikahan itu cuma dijadikan pekara status? Apa Papa juga mau gue jadi kaya dia? Menelantarkan anak dan istri gue nanti kaya dia nelantarin gue sama Mama dulu? Bahkan Mama meninggalpun dia gak tahu.

Apa katanya tadi? Kebebasan? Memang sejak kapan gue punya yang namanya sebuah kebebasan? Semua hal yang gue lakuin sampai sekarang cuma untuk nurutin semua keinginan gila Papa.

"Apa Papa mau Arka berakhir seperti Papa? Menikah bukan cuma pekara status Pa, siapapun orangnya, setelah menikah dia akan jadi tanggung jawab Arka juga."

"Tanggung jawab kamu cuma untuk menuruti keinginan Papa, Papa sudah mencarikan beberapa calon yang sepadan untuk kamu, kamu tinggal pilih dan akan Papa lamarkan, jangan membantah dan lakukan sesuai keinginan Papa."

"Ini terakhir kalinya Arka menuruti keinginan Papa." Setelahnya Papa cuma tersenyum penuh kemenangan dan berlalu meninggalin ruangan gue, apa hidup gue harus sehancur ini?

Gue mengusap kasar wajah gue dan beralih dengan beberapa lembar foto yang di letakkan Papa diatas meja gue barusan, apa Papa yakin mau gue menikah dengan perempuan modelan kaya gini? Mereka semua sama, mereka cuma anak orang kaya yang hidupnya sudah pasti sangat dimanjakan, bagaimana mungkin gue membawa mereka masuk kedalam hidup gue yang udah jelas-jelas gak pernah aman?

Anindita Keisha Zahrani, gue mulai menatap antusias dengan foto terakhir yang diletakkan Papa, ini gak salah pewaris tunggal dari Hanif grup penampilannya kaya gini? Pencopet juga mikir ulang kalau mau nyopet orang dengan cara berpakaian modelan dia.

"Ka, gue masuk." Dan belum sempat gue ngejawab, itu Si Raffa udah nyelonong duluan ke ruangan gue.

"Lo kalau masuk bisa ketuk pintu dulu?" Tanya gue begitu Raffa mendudukkan tubuhnya di didepan gue.

"Elah kaya sama siapa aja lo, Ka! Beneran lo mau dijodohin? Bokap lo bener-bener gila, dia gak tahu atau gak mau tahu? Menikah sama lo itu artinya perempuan itu siap masuk dalam kawasan berbahaya kapan aja."

"Lo gak liat ekspresi gue sekarang? Gue hampir gila ngebayanginnya, ngurusin hidup gue sendiri aja gue cukup kelimpungan, nah lo bayangin gue disuruh nikah? Gue kudu kerja ekstra kalau masih mau bertahan hidup."

"Jadi apa rencana lo?" Tanya Raffa mulai menatap gue serius.

"Menolak menikah udah gak mungkin, Anindita Keisha Zahrani, selidiki semua tentang dia dan kasih gue kabar secepat yang lo bisa."

Why Him? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang