Kulewati senja dengan kopi dan getirnya
Lalu kucoba menatap jauh kearah barat sana
Namun tak sedikitpun tampak surya menjingga
Lalu kulihat semesta begitu muram melukis lara
Seakan selaras dengan suasana hati yang menduka
Lalu aku coba melupa
Perlahan kucumbui lagi cangkir kopi dengan nikmatnya
Di iringi elegi hujanmu yang mulai reda
Seakan memaksa kembali kemasa kita bersama
Dimana tangismu begitu tampak diujung netra
Pulau Sebuku,
22 November 2017©instagram : @_rmdhny
KAMU SEDANG MEMBACA
belum ada judul
PoetryHanya seonggok daging berjalan yang tercipta dari cipratan mani dua insan anak adam.