[TSTIM 4] Jalan Gwanghwamun - Padi

32 8 0
                                    

Terinspirasi dari lagu
Gwanghwamun by Kyuhyun
Dibuat oleh: FangirlDetected94

Musim panas sudah hilang. Sekarang tibanya musim hujan. Kota Seoul tak pernah hilang keindahannya, masih sama seperti saat musim-musim lainnya.

Aku berlari menuju tempat itu, di mana seseorang telah menungguku sekarang. Lebih tepatnya aku terburu-buru, karena sudah terlambat 10 menit dari waktu yang telah ditentukan.

Gwanghwamun, akhirnya aku sampai di sini. Ternyata dia masih menungguku. Aku sangat beruntung memiliki lelaki sepertinya.

"Alex, maaf aku telat," ucapku saat sampai di hadapannya.

"Iya, aku belum lama juga di sini," ucapnya seraya tersenyum.

"Sebenarnya, apa yang ingin kamu katakan?" tanyaku pada Alex.

Dia menatapku lurus. Tatapannya seakan berbeda, aku tak bisa mengartikan tatapannya sekarang. Perlahan, dia memegang pundakku. Terasa sedikit getaran saat tangannya menyentuhku.

"Aku tidak bermaksud melukaimu, Reina, tapi ini harus kukatakan," ucapnya perlahan.

"Kenapa? Apa yang ingin kamu katakan?" tanyaku.

"Kita cukup sampai di sini," katanya perlahan.

Hatiku bagai diterjang ribuan batu. Hubungan kami baik-baik saja, tidak ada yang salah. Lalu, kenapa dia memutuskannya secara sepihak seperti ini.

"Apa aku punya salah?" aku masih membendung tangisanku.

"Tidak, kita memang sudah tidak searah. Jaga dirimu baik-baik. Aku menyayangimu." Perlahan dia mencium keningku.

Tak terasa air mata ini menetes. Sakit teramat sakit yang aku rasakan sekarang. Apakah cinta harus selalu melukai? Bukankah cinta saling mengasihi?

***
Sudah berberapa hari ini, aku jalani hariku tanpa kehadirannya. Reina, nama yang tepat untuk orang yang sangat cengeng sepetiku. Selalu ada hujan di balik kelopak mataku.

Aku kembali menatap pria yang sedang menuangkan kopi. Alex. Dia masih dalam jangkauanku. Lebih tepatnya aku yang terlalu merindukannya, hingga aku harus menatap diam-diam di sini, di tempat kerjanya.

Apalagi yang bisa aku lakukan? Kami sekarang hanyalah dua orang asing. Dua orang asing yang sudah meninggalkan masa kekanak-kanakan sekarang.

Setelah puas melepaskan rindu aku kembali menelusuri jalan ini. Entah kenapa, kakiku justru membawaku ke tempat ini. Tempat sejuta kenangan, aku bersamanya. Gwanghwamun.

Perlahan, hujan mulai turun. Hujan yang membasahi tubuhku, tapi menutupi tangisku. Betapa bodohnya aku saat ini. Untuk apa aku di sini? Jelas aku menunggunya. Iya, aku menunggunya yang sudah jelas-jelas tidak akan pernah datang menemuiku!

Samar-samar, aku hanya bisa melihat bayangannya yang berdiri dekat pohon itu. Hanya melihat kenangan saat kami bergandengan tangan di jalan ini.

Aku hancur, benar-benar hancur. Aku teramat mencintainya, tapi tidak dengan dirinya. Aku sempat berpikir, untuk apa lagi aku menjalani hidupku sekarang?

Sekilas, aroma kopi dari cafe ujung jalan ini tercium. Aromanya begitu menenangkan pikiranku sekarang.

Aku sangat suka menghirup aroma kopi di jalan Gwanghwamun ini. Karena indahnya tempat ini, mengingatkanku pada kenangan manisku bersama Alex.

Ini adalah pertama kalinya, seseorang membuat hatiku patah sekaligus rindu.

Dia adalah orang satu-satunya yang aku cintai setelah Tuhan dan orang tuaku. Aku selalu mengutamakannya dibandingkan orang lain. Tapi, kenapa dia meninggalkanku?

Dengan bodohnya, aku masih terdiam di sini. Di tempat ini.

Di tempat awal pertemuanku dengannya yang sangat indah.

Di tempat di mana dia menyatakan kesungguhanya.

Di tempat di mana aku dan dia berbagi keluh kesah.

Di tempat dimana aku dan dia berjalan beriringan saling bergandeng tangan.

Dan satu lagi...

Di tempat di mana dia melukai hatiku dan memutuskan untuk meninggalkanku.

END

The Songs That Inspired Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang