[TSTIM 8] Cinta dan Konsekuensinya - Herlinda

16 5 0
                                    

Terinspirasi dari lagu
Stitches by Shawn Mendes
Dibuat oleh: imajinasi27

'Jika sudah mengenal cinta, maka harus bersiap-siap dengan segala konsekuensinya.'

Seorang pria bertubuh tegap, berahang tegas, dan memiliki mata tajam sedang duduk di balkon kamarnya. Mata tajamnya yang bagaikan elang itu menatap langit senja yang terlihat begitu indah tetapi tak secerah hatinya yang kini sedang dilingkupi kabut.

"Aku tak pernah menyangka, bahwa ini terjadi kepadaku." Pria itu bergumam pelan seraya mrnatap sendu langit senja.

"Semua terjadi begitu tiba-tina dan sangat mengejutkan, bahkan ... aku tak pernah menduga ini. Kenapa kau melakukan ini padaku?" tanya pria itu entah pada siapa.

I thought that I've been hurt before. But no one's ever left me quite this sore

Mikail Alvandres, pria itu merasakan oksigen di sekitarnya menipis, dadanya terasa sesak mengingat kekangan yang selama ini mengikat hati dan pikirannya. Sebelumnya, ia tak pernah merasakan akan sesakit ini, padahal ini bukan pertama kalinya ia merasakan sakit hati. Tetapi, sakit yang ia rasakan saat ini begitu menyakitkan dan membuatnya sangat tersiksa.

***
Your words cut deeper than a knife

Saat itu, Mikail baru saja pulang dari rumah sakit –tempatnya bekerja– karena ia adalah seorang dokter spesialis bedah. Tetapi, bukannya pulang ke rumah, ia malah pergi ke rumah kekasihnya. Ia berniat memberikan sesuatu untuk kekasihya, senyum terus mengembang di bibirnya.
"Tunggu aku, Van. Aku akan memberikan sesuatu yang tidak pernah kamu duga.

Tak lama kemudian,  Mikail sampai di rumah kekasihnya, Vanya Arsitva. Lalu, ia turun dari mobilny dan dengan langkah pasti, ia memasuki rumah Vanya, karena memang ia sudah sering berkunjung ke rumah Vanya. Bahkan ia sudah mengenal dekat orang tua Vanya dan menganggap mereka seperti orang tuanya sendiri.

Tetapi, sebuah kejutan justru malah didapatkannya. Kejutan yang justru tak pernah diharapkannya.

"... itulah aku. Jelas aku lebih cerdik dan lebih tahu sifat Mikail. Dia adalah pria yang sangat mudah dimanfaatkan." Walaupun ucapan Vanya hanya sebagian yang didengarnya, tetapi jelas itu sangat .... menyakitkan.

"Kau memang pintar ," puji Tania –sahabat Vanya– yang memang sedang berkunjung atas permintaan Vanya.

"Dia saja yang terlalu bodoh dan dibutakan oleh cintanya padaku. Aku bahkan tid—" Perkataan Vanya terpotong saat mendengar sebuah pertanyaan yang dilontarkan oleh suara yang sangat dikenalnya.

"Kenapa kau melakukan ini?" Tubuh Vanya menegang mendengar suara itu dan menoleh untuk memastikan bahwa pendengarannya tidak salah.

"Karena aku ... memang ingin membuat kau merasakan kehancuran dan sakit hati," jawab Vanya ringan.

Mikail menatap Vanua tak percaya, ia tak menyangka dengan apa yang dikatakan oleh Vanya. "Kenapa?" tanya Mikail.
Vanya tak berniat menjawab pertanyaan Mikail yang menurutnya memang tak penting. Ia hanya menatap pria itu datar.

"Aku pikir, kau ... mencintaiku dengan tulus. Tapi nyatanya ... kau hanya ingin menghancurkanku ...." Pria itu menghela napas panjang, merasakan nyilu yang mulai mendera dirinya.

"Tadinya aku ingin memberikan kalung ini padamu, tapi sepertinya ...."

Vanya menatap Mikail semakin datar dan dingin. "Sebaiknya kau simpanatau buang saja kalung itu. Aku tidak membutuhkannya ...," Mikail mendesah berat mendengar ucapan orang yang dicintainya. Orang yang ia anggap sebagai sumber kebahagiaannya justru malah membuat hatinya hancur berkeping-keping.

"Kau berhasil membuatku hancur, Van."

"Ya, memang itu yang aku inginkan. Kau hancur bahkan sangat hancur melebihi apa yang telah kau lakukan. Aku hanya pura-pura mencintaimu."

Mendengar apa yang dikatakan Vanya membuatnya semakin sakit dan tak tahan berdiri di hadapan Vanya.

***
Now I need someone to breathe me back to life

Mikail tidur terlentang di atap rumahnya seraya menatap langit malam, hatinya masih terasa sakit dan sulit untuk menghilangkan rasa sakit itu. Saat in ia sangat membutuhkan seseorang untuk meluapkan segala kesakitan dan beban dalam hidupnya.

Got a feeling that I’m going under, But I know that I’ll make it out alive

Pria itu merasa bahwa semua ini akan sangat sulit dan ia merasa bahwa akan ada kesulitan yang melanda hodupnya. Tetapi ia yakin bahwa ia bisa mengatasi dan menyelesaikan kesulitan itu.
"Aku pasti bisa, aku harus yakin."

***
If I quit calling you my lover, Move on
You watch me bleed until I can’t breathe. Shaking, falling onto my knees

Mikail merasa bahwa ia telah memutuskan yang terbaik dengan mengakhiri hubungannya dengan Vanya. Ia berdoa agar keputusannya itu akan membuahkan hasil yang baik untuk hidupnya.

"Aku akan membuktikan bahwa aku baik-baik saja dan aku tidak semenyedihkan apa yang mereka lihat."  Pria itu bertekad akan membuktikan bahwa ia bukanlah pria yanh menyedihkan.

***

"And now that I’m without your kisses. I’ll be needing stitches ...." Pria itu sedikit bersenandung, menyanyikan reff sebuah lagu yang sangat mengbambarkan dirinya saat ini.

Mikail tahu bahkan sangat tahu bahwa mengakhiri hubungannya dengan Vanya bukanlah suatu pilihan yang diinginkannya. Tetapi inilah hidup, harus memilih walau terasa sulit. Ia memutuskan kisah cintanya dengan Vanya dan berusaha akan melupakan semua luka yang telah ditorekan oleh Vanya. Ia ingin hidup normal dan lepas dari bayang-bayang masa lalunya yang sangat kelam.

The Songs That Inspired Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang