[TSTIM 12] Pertemuan Singkat - Lydia

27 5 0
                                    

Terinspirasi dari lagu
Pertemuan Singkat by Vierra
Dibuat oleh: lililolly23

[lirik]
Pertemuan singkat dan berjalan sangat cepat
Tidak disangka aku langsung terhipnotis olehmu

Saat itu, aku pergi ke kafe baru dekat tempat kerja. Suasana tampak sepi, belum terlalu ramai pengunjung mengingat ini adalah kafe perdana. Langsung saja aku memilih tempat duduk yang cukup efektif karena bisa melihat keadaan di luar kafe sekaligus si barista yang meracik kopi. Ya, tentu juga karena aku suka meracik kopi dan sedang tahap belajar.

Lalu, ada yang berbeda saat itu. Untuk pertamakalinya, aku begitu terpukau oleh sosok wanita—barista— di sana yang sedang meracik kopi. Ya, itu kamu. Kamu Faradina Amadea. Awal mula aku semakin semangat belajar meracik kopi. Sampai akhirnya kafe itu menjadi langgananku. Kamu nampak sangat cantik di sana. Sebagai seorang barista yang racikan kopinya selalu menjadi candu bagiku.

Setiap hari aku selalu memesan kopi hasil racikanmu. Tak lupa aku selalu memerhatikan caramu membuatnya. Ketika aku menatapmu intens, kamu selalu malu-malu dan tak segan mengomel.

"Ih, kamu. Jangan natap aku gitu, dong. Malu, Van," katamu begitu lucu.

Aku hanya tertawa dan semakin menggodamu. "Biarin, Far. Kamu kelihatan lucu kalo aku jahilin."

Hari demi hari pun aku mulai dekat denganmu. Dan rasa itu sudah tumbuh. Menjadi cinta yang selalu bermekaran setiap harinya ketika menatap matamu dengan binar bahagia.

Namun, itu semua tidak bertahan lama. Kamu ... pergi. Aku berteman dengan sepi. Hariku sudah tak berwarna kembali.

"Kenapa kamu mutusin aku, Far."

"Maaf, Van. Aku nggak bisa sama kamu lagi. Kita nggak cocok." Dengan santainya kamu berucap seperti itu.

"Katakan yang jelas, Far. Aku gak mau hubungan kita sampai di sini aja," ucapku sarat akan kesedihan. "Bilang yang jelas atau aku bakal terus maksa kamu buat ngomong!" lanjutku mengancam.

Kamu menunduk. Tak berani menatap mataku yang menuntut jawaban dari ucapanmu barusan.

"Maaf. Aku ... Aku gabisa lanjutin hubungan kita karena aku udah dijodohin sama kedua orangtuaku. Mereka udah nyiapin ini dari lama. Semenjak Papa sakit-sakitan dan bisnisnya bangkrut, sahabatnya yang bantuin kehidupan kami. Dan anak sahabatnya ini udah dijodohin sama aku. Aku minta maaf. Aku gak bisa nolak Papa. Bagi aku, kebahagiaannya lebih utama daripada kebahagiaanku."

Alangkah terkejutnya diriku sengan jawaban panjang yang meluncur dari bibirmu. "Mana mungkin? Kamu korbanin hati demi Papa kamu. Gak! Jangan gitu!  Gak, Far. Aku gak bisa terima ini." Aku masih keras kepala. Menggeleng kuat-kuat. Tak ingin kamu memutuskan aku begitu saja. Namun, lagi-lagi kamu mengulang kata-kata yang membuatku muak.

[lirik]
Setidaknya kamu sempat menjadi milikku
Meskipun tak lama hal itu telah membuat ku bahagia

Sampai akhirnya, aku memilih pergi dari sana. Meninggalkanmu. Lebih baik aku pergi daripada harus mendengar pernyataan menyakitkan itu.

"Kenapa, Far. Kenapa harus gitu," gumamku menatap langit malam.

Tetapi, ada baiknya aku bersyukur. Aku sadar. Tuhan menciptakan kamu untuk kumiliki hanya sementara. Aku tidak boleh larut dalam kesedihan. Aku senang mengenalmu.

[lirik]
Kau buat hidupku tak berarti tanpa kamu

Aku benci. Hari-hariku sekarang begitu menyedihkan. Hatiku kosong. Tanpa pengisi. Tanpa kamu yang biasanya menjadi warna hariku.

"Sudahlah, Van. Jangan terlalu memikirkan dia. Lupakan dia. Carilah wanita lain yang lebih baik," kata salah satu temanku.

Aku hanya memberinya gumaman. Melupakan tak semudah mencintai, 'kan?

[lirik]
Kini kau menghilang dan aku terhipnotis olehmu

Kamu sudah tak menunjukkan kabar apapun. Aku sungguh seperti orang gila. Setiap hari hanya membayangkan kenangan yang kita lalui. Menatap langit malam dan bermonolog diiringi raut kesedihan yang mendalam. "Kapan kamu akan kembali."

The Songs That Inspired Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang