Yoongi benar-benar mengantar Soyoung ke rumahnya, laki-laki itu bahkan ikut turun dari mobilnya.
"Tidak apa menemaniku seperti ini?" tanya Soyoung.
Yoongi yang berada di sampingnya kini menolehkan kepalanya, laki-laki itu menggeleng. "Tidak, sedang tidak ada jadwal, wajar saja, kami sudah tua."
Ucapan Yoongi membuat Soyoung tertawa, benar-benar lucu, tapi itu faktanya, mereka memang tidak lagi semuda dulu.
"Tapi kalian tetap di kenal siapapun, kalian pernah mencetak sejarah besar."
Yoongi tersenyum, manis sekali, ia raih tangan Soyoung untuk di genggamnya. "Dan itu karenamu, karena kalian."
Kening Soyoung mengernyit bingung. "Aku?"
Satu angguka Yoongi berikan, ia bawa tangan Soyoung untuk di kecupnya. "Army, kau Army kan?"
Kini Soyoung tertawa, ia paham, Yoongi sedang membicarakan ARMY disini, dan yah, salah satu ARMY itu dirinya.
"Kalau begitu aku wakilkan..." Soyoung tersenyum. "Kami bangga pada kalian."
Dan tawa keduanya menggema.
---
"Sudah izin pada suamimu?" tanya sang ibu.
Soyoung tampak bingung, wanita itu menunduk, menatap piringnya sebelum akhirnya kembali mendongak menatap sang ibu. "Ya, sudah." Dia bahkan tidak menjawab telfon dan pesanku.
Satu sisi, Yoongi melirik wanita itu, laki-laki itu menghela nafasnya. "Eommonim, apa aku merepotkanmu?"
Semua pandangan kini tertuju pada Yoongi, laki-laki itu tersenyum dengan santai, ia sedang mencoba mengalihkan pembicaraan.
Kim Haneul, ibu Soyoung tersenyum, ia menggeleng pelan. "Tentu tidak, senang kau ada disini, Yoongi, makan malam kali ini lebih tampak hidup."
Yoongi terkekeh, kepalanya mengangguk, lagi, ia melirik pada Soyoung, kini wanita itu sudah tersenyum kembali, membuatnya menghela nafas lega.
--
"Ha-halo..." Soyoung menggigit bibir bawahnya, entah kenapa mengangkat telfon dari Taehyung membuatnya gugup setengah mati.
"Dimana kau?" suara dingin Taehyung terdengar, itu semakin membuat tubuh Soyoung seperti membeku.
"M-maaf oppa, a-aku-"
"Ku bilang kau dimana?!" suara Taehyung meninggi hingga membuat Soyoung berjengit kaget.
Wanita itu menarik nafas dan menghelanya perlahan. "D-di rumahku, eomma memintaku untuk datang tadi."
Terdengar helaan nafas dari sebrang sana. "Apa kau pikir bisa bebas keluar masuk dari apartemenku?!"
Soyoung menunduk, semakin menggigit kuat bibir bawahnya. "Ma-maaf." suara wanita itu tercekat karena menahan getaran. "A-aku tadi sudah menelfonmu, tapi kau tidak mengangkat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Vacuous || KTH [Dibukukan]
Random[Dibukukan || tidak tersedia di toko buku] [Vacuous Series 01] ⚠️[Chapter cerita tidak lengkap] Kesalahan apa yang telah ia buat di masa lalu? Atau kesalahan apa yang telah di perbuat orang tuanya hingga ia yang harus membayar semuanya? Kehidupan y...