Dialah musuh ku sejak aku masuk di sekolah ini. Dia Rivaldo Baswara. Dia adalah kakak kelas ku sekaligus menjadi ketua osis di SMA Yeran.
Waktu itu pertama masuk sekolah dan di hari MOS. Aku hanya telat semenit namun dia memberi hukuman yang begitu berat pada ku
"Hei kamu anak baru, sini!" seorang cowok yang memanggil ku dan aku pun segera menghampirinya.
"Kamu sudah telat dan langsung masuk barisan tanpa meminta izin dulu kepada panitia osis, kamu nggak tau aturan ya?" ucap orang tersebut dengan lantang yang memarahi ku di depan orang banyak.
"Ma ma maaf kak, a aku nggak tau" ucap ku terbata-bata karena ketakutan
"Maaf? Hei anak baru, di sini bukan sekolah nenek moyang lo yang lo bisa seenaknya aja" ucap nya yang terus-terusan bicara tanpa mengizinkan ku untuk berbicara.
Dia terus mempermalukan ku di depan banyak siswa, sehingga mereka menertawakan ku. Aku hanya terdiam dan tidak bisa membalasnya.
"Sekarang kamu bersihkan semua toilet cewek maupun cowok yang ada di sekolah ini" ucap nya dengan sekehendak hatinya merasa dialah yang berkuasa.
"Hah? Seluruh toilet? Gila lo? Woi gua cuma telat semenit dan lo ngehukumnya separah itu? Toilet cowok juga? Toilet cowok tuh yah cowok yang ngebersihinnya masa nyuruh cewek sih?" gerutu ku yang kesal
"Woi, gue ketua osis di sini, dan nggak ada yang berhak ngelarang gue di hari MOS ini, cepat bersihin sekarang juga. Dan lo jangan coba untuk ngebantah, kalo lo ngebantah gue bakal nambahin hukuman lo. Roni antar cewek gila ini ke tempat di mana dia bisa menyelesaikan hukumannya" ucap cowok tersebut.
Aku pun hanya dapat mengikuti perintahnya dan segera pergi ke toilet.
"Ah sungguh sial hari ini, kenapa hidup ku tidak pernah menyenangkan lagi seperti dulu" batin ku kesal.
"Itu tadi Rival, maklum dia begitu, dia ketua osis sekaligus anak kepala sekolah di sini, jadi lo terima aja ya. Ini pel sama alat pembersih lainnya" ucap Roni
"Bilang ya sama tuh cowok gila, tunggu aja pembalasan gue" ucap ku dengan kesal dan menggerakan tangan yang ingin menonjok nya.
"Haha lo lucu ya, kenalin nama gua Roni" ucap Roni yang menjulurkan tangan nya untuk berkenalan.
"Quin" ucap ku jutek dan pergi memasuki toilet cewek.
Hampir 1 jam aku membersihkannya, aku sangat lelah dan butuh minum. Aku tidak bisa pergi sebelum aku menyelesaikan hukuman ini.
"Capek, gue haus" ucap ku yang duduk dan bersandar di dinding toilet.
"Nih" ucap seorang cewek yang berpakaian sama seperti ku, seorang siswa baru dan menjulurkan sebuah botol berisi air dingin.
Aku pun meminumnya. Sungguh lega tenggorokan ku.
"Makasih" ucap ku"Iya sama-sama. Gue nggak tega liat lo dipermalukan sama kakak osis tadi. Gue bantu lo ya beresin toilet ini, kebetulan sekarang lagi waktu nya istirahat. Oh iya nama gue Chika, nama lo siapa?" ucap nya yang sambil melanjutkan pekerjaan ku
"Quin" jawab ku yang terlihat lelah dan masih duduk bersender.
"Quin" lamunan ku terbuyar ketika Chika berteriak pada ku.
"Lo ngelamunin apa sih? Tuh Pak Rusdi ngabsen nama lo" ucap Chika
"Ah iya pak hadir" ucap ku yang sambil mengacungkan tangan
"Sekarang keluarkan kertas selembar" ucap Pak Rusdi guru matematika yang killer.
Mau tau kelanjutannya?
Jangan lupa beri suara dan koment ya..
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hope
Teen FictionAku seorang wanita yang menginginkan kehidupan seperti yang lainnya. Ingin merasakan kebahagiaan tanpa harus mengenali kesedihan. Ingin merasakan kasih sayang bukan diberi dengan kekerasan. Mengharapkan cinta yang sesungguhnya. Akankah harapan itu d...