"Taman?" tanya ku bingung. Kenapa Rival mengajak ku ke taman?
"Gue tau lo stres di kamar, makanya gue ajak lo kesini. Yah hitung-hitung buat lo refresing deh" ucap Rival yang berjongkok di depan ku, menatap dalam mata ku
"Ehmm gini deh, gue kasih lo satu permintaan. Bebas deh lo mau apa"
"Bener bebas? Lo mau ngehibur gue kan?"
"Iya gue mau ngehibur lo, gue tau masalah lo banyak banget" ucap Rival yang mengelus kepala ku.
"Gue mau lo jadi badut"
"Badut? Oke, wait yah lumut" Rival yang kembali lagi mengelus kepala ku
"Apa sih" ucap ku dan menangkis tangan Rival.
Dan Rival pun pergi meninggalkan ku.
Sudah hampir setengah jam Rival belum kembali. "Masa Rival ninggalin gue sih. Tega banget tuh orang ninggalin gue sendirian yang lagi sakit begini"
"Rival" teriak ku kesal di taman dan tentu saja sebagian orang memperhatikan ku. Mungkin mereka pikir aku orang yang baru keluar dari rumah sakit jiwa dan belum sembuh total. Huhhh
"Halo lumut" ucap seseorang yang menggunakan baju badut barney.
"Kangen ya sama Rival yang ganteng ini" ucap Rival yang membuka kepala badut barney nya.
"Lu sih lama amat" gerutu ku
"Lah permintaan lu sih aneh-aneh ya gue kan nyari baju nya dulu, sampe keliling-keliling nih gue gara-gara lu" ucap Rival yang sambil memasang lagi kepala badutnya.
"Haha yaudah deh maaf" ucap ku sambil memainkan mulut barney.
"Udah ya nggak usah ngambek mulu"
Lalu dia joget-joget nggak jelas, sampai orang-orang ngeliatin dia dan dia nggak perduli.
"Hahahaha" tawa ku lepas yang memperhatikan Rival dengan gaya konyolnya.
Rival mengajak seorang wanita yang sudah lanjut usia untuk menari dengan nya.
Dan lagi-lagi aku hanya tertawa.
"Ayok sini" ucap Rival yang mengajak ku untuk berdiri dan menari bersama.
"Eh gue masih lemes nih"
"Tenang aja ada gue disini"
Aku menari-nari bersama Rival. Orang lain memperhatikan kami dan tertawa. Yah hanya bahagia yang aku rasain sekarang.
"Makasih ya" ucap ku tersenyum ke Rival dan Rival menggendongku. Yah tubuh mungil seperti ini tentu Rival nggak akan keberatan menggendong ku.
"Rival haha" ucap ku yang berada di gendongannya yang badan ku berputar-putar sama dia "pusing nih"
Dia langsung menurunkan ku dari gendongan pelukannya.
Lalu kami duduk di taman rumah sakit dan orang-orang kembali lagi ke kesibukannya masing-masing. Rival melepaskan wajah barney dari mukanya dan sekarang terlihat mukanya yang sok cool itu.
"Sejak kapan yah Rivaldo Baswara jadi baik gini sama gue, biasanya juga ngajak berantem mulu"
"Sejak lu masuk rumah sakit"
"Dih parah lu baiknya cuma gara-gara gue sakit" ucap ku yang menjitak kepala nya.
"Lo seru juga ya, nggak yang kaya gue pikirin"
"Iyalah, lo kan mikir nya gue nyari masalah terus sama lo, padahal lo duluan yang mulai. Lagian juga gue baik hati gini kok kalo lo baik juga"
"Best friend?" ucap Rival yang menatap ku dan mengacungkan kelingking nya.
"Best friend" aku yang mengaitkan kelingking ku juga ke Rival dan tersenyum..
Waktu sudah pukul 09.00 malam dan kami masih berada di taman rumah sakit. Rival sudah mengganti bajunya. Berbaring di rerumputan taman. Memperhatikan bintang yang berkelap kelip.
"Eh lo ngapain liatin gue sih?" tanya ku yang tak sengaja melihal Rival yang memperhatikan ku.
"Gr banget sih lo lumut" ucap Rival yang langsung memperhatikan bintang.
"Quin bukan lumut"..
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hope
Teen FictionAku seorang wanita yang menginginkan kehidupan seperti yang lainnya. Ingin merasakan kebahagiaan tanpa harus mengenali kesedihan. Ingin merasakan kasih sayang bukan diberi dengan kekerasan. Mengharapkan cinta yang sesungguhnya. Akankah harapan itu d...