Part 6

42 6 0
                                    

Aku putuskan masuk ke Mega Mall. Lah malah masuk mall yang sama namanya dengan ini anak. Aku ajak Mega masuk ke rumah makan Sunda. Ini lidah lagi pengen sambal mentahnya orang sunda. Setelah makanan kami habis. Dan klien tak kunjung datang, Riana mulai gelisah. Dan sedikit pucat. Kecapean kali ya.

" Joe, kliennya datang jam berapa ?"

" Eh.. hmm. Bentar aku cek dulu."

Mamposlah aku ini. Kan tadi boongan. Oke pura-pura cek HP ajalah. Sok serius aja dulu.

" Joe. Aku ketoilet bentar."

Ehh pas balik dari toilet, si Mega makin pucat mukanya.

" Ga.. sakit kamu ?"

" Dikit. Kamu aja yang nemuin klien ya. Aku makin lemes ini.  Ntar aku pesan Go car aja."

" Ya udah pulang aja sekarang. Ayok aku antar."

" Trus klien gimana ?"

" Gampang lah. Ini aku cancel."

Setelah membayar, aku dan Mega buru-buru ke Parkiran. Pas sampai mobil ini anak langsung pegang perutnya.

" Hmmm...sssshhh"

" Ga .. are you Ok ? "

" Ok kok. Ini biasa di aku."

Lah oke dari Hongkong. Itu muka pucet banget. Aku membawa mobil agak laju. Biar cepet sampai ke kosannya Mega. Tadi dia sudah menunjukkan arahnya. Kosan mega ada di daerah Bengkong.

" Sorry Jo jadi batal ketemu kliennya. ini tamu bulanan aku. Nyeri banget. "

" Udah soal klien gampang lah. Bisa reschedule kok. Mereka juga santai. Salah mereka juga kan telat lama banget dari jam yang disepakati. "

Setelah itu aku fokus ke jalanan di depan. Mengingat arah yang tadi disebut Mega. Aku termasuk jarang masuk kawasan ini. Jalannya sempit dan sering buat aku nyasar. Lah ini udah simpang yang tadi Mega sebut. Belok mana ya. Kanan atau kiri. Lupa aku. Berhenti sebentar lah aku. Aku menoleh ke arah Mega. Mata nya pejam tapi tangannya sibuk meremas perutnya.

" Ga.. sorry. Ini belok mana ya. Aku lupa."

" Ohh ini.. hmmm belok kanan Jo.
Rumah deretan ke tiga itu kosan aku. Yang warna orange."

Pelan aku menjalankan mobil. Karena ternyata ini udah dekat banget.

" Kamu bisa bantu aku masuk ke kamar Jo ?? Aku susah mau jalan. Ini hari pertama jadi sakit banget."

" Bisa kok. Tunggu aku turun duluan."

Aku memegang lengan kiri Mega. Membantunya berjalan ke kamarnya. Di Kos ini setiap kamar ada nomornya. Tadi Mega sempat bilang. Kamar nya Nomor 215.

" Jo .. tolong ini kuncinya. "

Ini kalau dari yang aku lihat. Parah reaksi tamu bulanan Mega. Ni anak sampai gemetaran dan tangannya tu dingin banget.

" Aku bisa minta tolong ??"

" Yup."

" Tolong tetap disini Jo."

" Oke. Kamu mau aku belikan makanan atau obat mungkin ? Kamu gemetaran gitu."

" Enggak jo. Aku cuma butuh tidur."

Aku melihat sekitar kamar. Ini kamar enggak terlalu besar. Tapi nyaman. Karena rapi dan bersih. Di pojok kanan ada kamar mandi kecil. Enggak jauh dari pintu ada kasur single, 1 kipas angin, lemari kain, keranjang pakaian kotor dan satu meja kecil perlengkapan si Mega. Di bagian kiri agak jauh dari Kasur ada kompor kecil, magic com dan beberapa peralatan masak.

KAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang