Part 15

30 5 0
                                    

Aku tak bisa menahan senyum dan getaran bahagia. Menyatakan cinta ke Mega di kamar hotel sebuah pulau kecil tak pernah ada di agenda ku. Dan resiko dari hal itu adalah aku tak bisa memejamkan mata malam ini.

Setelah belitan asmara kami tergganggu karena petugas hotel mengantar makanan, selanjutnya tak ada adegan sambungan. Mungkin Mega malu, jadi saat aku makan tapi tetap lurus menatapnya sambil tersenyum nakal, dia putuskan kembali ke kamar nya. Ahhhh dek.. abang kan masih mau liat dek Mega.

Dan yang terjadi sekarang, aku tak sanggup menutup netra. Terlalu bahagia. Dan juga mungkin karena sore nya aku sudah terlalu banyak tidur. Sekarang subuh sudah menyapa. Aku bangkit ke kamar mandi. Udah lah enggak usah tidur aja sekalian. Udah kangen aja bawaannya mau ketemu Mega.

Masih jam 6, aku udah rapi banget. Mau tinjau lokasi nya pagi aja lah. Aku penasaran. Biar sorenya banyak waktu sama Mega. Aku masih asik menikmati siaran berita pagi saat pintu kamar ku di ketuk pelan.

" Joe.. sarapan yuk. Laper aku."

" Oke. Bentar ambil tas dulu. Jadi bisa sekalian ke lokasi."

Kami turun dan menikmati sarapan nasi goreng yang disediakan restoran hotel.

" Ga.."

" Hmmm.."

" Sayang kamu."

Reaksi Mega cuma diam. Tapi itu wajahnya merah dan dia tersenyum malu sambil geleng-geleng. Aduhhhh Ga. Jatuh aku ini Ga. Jatuh cinta sama kamu.

" Kok malah senyum Ga. Enggak ada balasannya gitu ?"

"Aduhhh duh Ga. Sakit. "

Bukannya jawab dia malah nyubit lengan aku.

" Berisik. Sarapan tu dihabisin."

Setelah sarapan tandas tak bersisa di piring kami. Aku memutar tubuh menghadap Mega.

" Ga.. tadi malam kamu tidur ??"

" Enggak."

" Seriusan enggak tidur ??"

" Iyah.. enggak tidur aku. Kenapa kok kaget gitu ?"

" Ya kan mending jalan-jalan kalau tau kamu enggak tidur. Aku juga enggak bisa tidur Ga."

" Dihhhh males banget. Ini tu terhitung kampung Joe. Mau jalan kemana malam-malam. Mau kamu ketemu mbak kunti. Hihhhhh.. Aneh kamu."

" Ya kan seenggak nya kita berdua enggak tersiksa menahan rindu Ga. Dikamar masing-masing tapi saling enggak tidur. Mau nyosorin kamu kan belum halal. Takut abang dek."

Dan selanjutnya Mega ngakak. Kan jadi bingung aku.

" Siapa yang nahan rindu ?? Aku tu enggak tidur karena baca wattpad maraton. Aku kebut. Dan apa itu tadi.... ?? Abang adek.. geli joe.. geli. Kayak indra kamu. "

Yahhhh kecewa saya... ini cewek ya bikin gemes. Aku nahan rindu tapi dia cuek banget ya. Malah baca watt watt apa itu lah. Jadi aku ngalihin kesel aku ke Mega dengan liat HP. Cek di google Maps lokasi yang mau aku liat. Ternyata enggak jauh dari sini. Bisa jalan kaki sih kayaknya.

" Joe.. jalan sekarang yuk ke lokasi biar enggak panas."

Gemes aku ke si Mega. Peka enggak sih. Ini tu lagi kesel. Ehh dia santai banget ngajak jalan. Ehh tapi ya udah lah ya. Kok aku jadi kayak bocah labil gini. Dikit-dikit ngambek.

" Yuk."

" Ini kita naik apa ? Kamu enggak pesan mobil atau motor gitu ?? "

" Deket kok . Jalan kaki aja ya. Bisa kan ?"

" Bisa kok."

Saat ayunan langkah kami dimulai. Aku menggenggam tangan Mega. Tak ada respon menolak tapi dari sudut mata aku tau Mega tersenyum. Udah lah nguap semua kesel aku. Dan ini buat aku sedikit paham Mega tak biasa mengungkapkan perasaanya dalam bentuk kata. Tapi dari reaksi tubuh nya aku tau bahwa rasa kami berada pada muara yang sama.




KAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang