Part 9

27 4 0
                                    

Mega ini aneh menurut aku. Pas tadi makanan nya sampai, enggak pakai jaim minta aku suapin dia. Tau enggak kalian dia pesan apa ??? Nasi padang pakai Ikan Asin sambal ijo. Dan kalian tau yang aneh. Dia minta di suapin tapi enggak pakai sendok. Minta pakai tangan. Aku tu pernah nyuapin mantan ku dulu, tapi enggak pakai tangan langsung gini.

" Buru lah Joe. Laper. Cepet cuci tangan kamu."

" Aneh kamu Ga. Sumpah enggak paham aku."

" Lapeeeerrr. Mau sampai kapan kamu protes ??."

Kesian lah aku sama ini cewek. Jadi nurut aja. Cepet aku menuju westafel. Dan membuka bungkusan nasi. Dan posisi ini anak udah buka mulut maksimal. Gemes aku. Dan dia makan lahap banget. Cepet aja gitu ngunyahnya. Tau deh dikunyah apa langsung telen. Kecepatan 10 suapan per 5 menit. Aku aja yg nyuapin seret liatnya. Rakus banget.

Enggak sampai setengah jam habis ludes semua nasi padang itu. Tak bersisa walau sebutir nasi. Dan kalian tau.. haduhhh susah ini aku jelasinnya. Ini tu makin aneh dan buat darah aku berdesir enggak karuan. Pas aku mau berdiri Mega menarik tanganku. Menjilati jari jariku yang masih nyisa bumbu nasi padangnya. Ini tu aneh tapi nyenengin.

Megaaaaaa... makin gila lah aku kalau kamu giniin. Baperrrr aku.

" Thanx ya Joe. Makan dari tangan orang lain tu enak banget."

" Hmmm. " Dia kenyang lah aku gemetaran.

" Joe.. cerita dong ?? Aku kenapa. Dari tadi aku penasaran. Tapi karena laper aku tahan deh buat nanya."

" Kamu tenang ya. Aku bakalan cerita. Tapi kamu harus tenang. Sekarang aku tanya dulu ya. Apa hal terakhir yang kamu ingat. "

" hmmm minum. Ada Mas Gun. Trus aku jadi agak lemes gitu. Cuma itu aja deh kayaknya."

" iya itu bener Ga. Tapi di minuman kamu ada campuran obat penenang. Itu yang buat kamu lemes dan enggak sadar kan diri."

" Hah ???!!! Beneran Joe. Memang siapa yang ngasih aku obat penenang. Enggak mungkin Mas Gun kan ?? Dia baik banget sama aku."

Aku katakan semua yang dokter jelaskan tadi pagi. Biar Mega paham.

" Dia baik karena ngincer kamu Ga. Dia hampir....... hmm ya itu lah kamu pasti tau maksud aku."

Enggak tega aku buat bilang kata "diperkosa". Itu pasti sensitif buat perempuan manapun.

Makin aneh ini si Mega. Aku kira bakalan nangis atau histeris karena hampir aja dimanfaatkan tapi dia hanya terdiam. Tatapan nya kosong dan menghela nafas berat.

" Nanti aku temani buat laporan ke polisi Ga. Biar dia di hukum sesuai perbuatannya."

" Jangan Joe. Jangan."

" Loh .. kok jangan ??"

" Aku enggak bisa buat itu. Enggak bisa joe."

Barulah dia terisak. Di menutup wajahnya dengan kedua tangan. Aku tak sanggup melihatnya. Ini pertama kali nya aku lihat Mega menjadi rapuh, lemah dan tak berdaya. Perlahan aku peluk dia.

" ssshhhhh.. Ga. Maaf. Aku cuma mau keadilan buat kamu."

" aku enggak apa-apa joe. Asal kamu jangan buat laporan"

" Apa Gunawan ngancem kamu ??"

Mega hanya menggeleng. Aku tau ada hal yang disembunyikan Mega. Entah itu apa.

" Oke. Kita bahas lagi nanti. Kamu udah hubungi keluarga kamu ??"

Dan kembali hanya gelengan yang aku terima. Dan dengan suara lirih aku mendengar Mega berucap "Mereka enggak perlu tau." Entah dia sadar atau tidak saat mengucapkannya.

KAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang