My Love Brother. eps 22

3.9K 31 2
                                    

Kudorong tubuhnya sampai dia berbaring di sofa ini, sedangkan aku sudah berada di atasnya… ciumanku turun beralih kearah lehernya dan kedua tanganku mencopot bajunya.

Setelah terbuka, kedua tanganku beralih membuka kaitan tali belakang branya' tapi sayangnya dia menahan tanganku dan menyuruhku mengambil kotak kecil yang ada di dalam kantung plastik… yang membuatku kaget, apa coba yang kubaca di gambar kotak kecil itu.

"Kondom, apa aku harus memakai ini…"
Wajahku memerah setelah melihat kotak yang aku pegang sekarang, kulihat jeyqo hanya menganggukan kepala saja.
"Bisa kakak menutup mata…"memohon.

"Why?…"

"Eh… tutup aja…"
Aku menggendong tubuhnya menuju ke kamarku, kulihat matanya masih saja tertutup dan tanganya tetap setia melingkar di belakang leherku… aku masuk kedalam kamar dan membaringkan tubuhnya di ranjangku.

Kucopot branya dan roknya, beserta cdnya' kulihat dia masih menutup matanya… dengan cepat aku langsung membuka bajuku, celana jans, dan cdku… setelah terlepas semua aku lngsung memakai kondom ini.

Wajahku mendekat kearah wajahnya dan mencium bibirnya bahkan jeyqo membalas ciumanku juga' kedua tanganku meremas payudaranya dan sesekali melintir putingnya yang telah mengeras itu, dengan cepat aku langsung memasukan penisku kedalam lobang vaginanya.

"Emmfm- sak- emmfm…"

Sewaktu mendengar perkataanya tadi, aku langsung melepaskan ciumanku dan memberhentikan maju-mundur penisku tadi… kulihat wajahnya berubah kesakitan dan bahkan dia menggigit bibir bawahnya.
"Sa… sakit kak, eh… so… sorry kak' eh… a… aku stop aja ya kak. Aku minta maaf…"

"Kamu gak perlu minta maaf by, memang seperti ini kalau perempuan masih perawan' ngerasain sakit dulu dan nantinya ada rasa nikmat beriringan dengan rasa perihnya. Lagian nanti kau akan ketagihan lagi kok he… he…"

Mendengar ucapanya itu, membuatku merasa bersalah bener atas apa yang aku lakukan sekarang' tiba-tiba saja dia menarik leher belakangku dan melumat bibirku, akupun membalasnya dan penisku mulai bergerak maju-mundur… bahkan aku sudah merasakanya kalau jeyqo menahan rasa sakit itu.

Dia menarik rambutku, aku tau dia melampiaskan rasa sakit itu sewaktu menarik rambutku… tapi lama-kelamaan kedua tanganya yang sewaktu menarik rambutku tadi tidak terasa menyengat lagi ke kulit kepalaku' kedua tanganya mengelus rambutku.

Ciumanku beralih kebawah lehernya, kudengar jeyqo malah mendesah sewaktu aku mempercepat gerakan bokongku dan bahkan penisku rasanya seperti di pijit oleh vaginanya karna jeyqo terus bergerak.

Beberapa kali jeyqo memintaku melakukan ML kepadanya berulang-berulang kali, yang membuatku tertawa' katanya aku selalu mendesah… kayaknya aku gak sadar gara-gara sangking keasikanya melakukan ML dengan kakak tercintaku ini.

_____________________

"Voby… jeyqo, apa yang kalian lakukan ahh… oh my good' garry… cepat kemari…"

Yaampun… aku benar-benar kaget sewaktu mendengar teriakanya ibu, kulihat jeyqo masih tetap tidur' aku bangun dari tidurku dan memakai bokser untuk menutupi kejantananku dan memakai baju juga… selesai menutup tubuhnya jeyqo membenarkan selimut yang terbuka tadi, aku segerah keluar kamar menarik tanganya ibu menuju turun kebawah.

Kulihat ayah menuju keatas tangga, dengan cepat aku langsung menarik tanganya juga dan menyuruh mereka berdua duduk di sofa sedangkan aku duduk di sofa lainya' melihat raut wajahnya ibu yang marah seperti itu rasanya dadaku mulai sesak… mataku sekarang melihat kearah wajahnya ayah, kulihat wajahnya ayah berubah kebingungan sewaktu melihat raut muka istrinya itu.

"Bu… kenapa tadi manggil ayah, ayahkan di dapur. Masa sampai teriak-teriak gitu emangnya ayah di hutan apa?…"

"Tanya kepada voby, kenapa dia tegah melakukan hal menjijikan itu kepada kakaknya sendiri…"

"Me… menjijikan. Eh… maksudnya apa, voby' maksud dari perkataan ibu apa. Ayah gak ngert-"

Dengan cepat aku langsung memotong perkataanya ayah.
"Aku melakukan ML dengan kak jeyqo…"
Wajahku melihat kebawah.

"What…"

"Silakan ayah mau mengusirku dari rumah, atau tidak mau menganggapku menjadi anakmu lagi, dan bahkan mau membunuhku. Aku siap menerimanya' tapi kalian harus tau kalau aku sebenarnya eh… aku… aku…"
Aku rasa ayah benar-benar murkah dan nada bicaranya sekarang berubah tegas, tidak seperti dulu… selalu lembut dan nada bicaranya halus jika mengobrol denganku.

Bersambung. 

My Love BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang