My Love Brother. eps 04

9.2K 36 0
                                    

Pura-pura bangun tidur, aku gak mau kak jeyqo tau' kalau sebenarnya aku menguping pembicaraanya ayah dan kakak tadi.
"Kakak, apa ayah udah pulang…"
Mengusap-usap mataku.

"Eh… vo… voby, kau… kau bangun dek' eh… ya ayah sudah pulang pasti ayah ada di ruanganya…"

Dia menghapus air matanya dan berdiri dari duduknya tadi' aku benar-benar bodoh… disaat jeyqo sedih dengan perasaanya itu, aku malah pura-pura gak tau akan kejadianya sekarang.
"Kakak menangis…"

"Eh… eng… enggak, ya… yaudah kakak ke kamar dulu ya…"

Kulihat dia berbalik kearah kamarnya, dengan cepat aku langsung memeluk tubuhnya… berdosalah aku karna sudah menyentuh tubuhnya' tapi mau bagaimana lagi jeyqo sedang sedih dan aku harus menenangkanya.
"Apa kakak punya masalah…"

"Eng… enggak ada by…"

Wangi rambutnya seperti wangi bunga mawar, jujur… aku gak bisa menahan hasratku' kenapa aku bisa mencium aroma rambut kepala atasnya… karna dia gak setinggi sama denganku, tinggi badanya hanya sebatas dada bidangku saja.
"Kak jangan sedih ya, kalau kakak sedih aku juga ikutan sedih…"

Jeyqo hanya bergumam saja dan tubuhnya berbalik kearahku sampai-sampai payudaranya sudah bergesekan dengan perut datarku, yang membuatku kaget dia menarik kepalaku kebawah sampai sejajar dengan wajahnya(deg).

"Jika kakak mempunyai pacar apa kau akan marah by…"

Aku menutup mata sebentar dan membukanya lagi, jujur… aku benar-benar kesal jika jeyqo membahas tentang PACAR' betapa kagetnya aku sewaktu melihat wajahnya yang sudah sangat dekat dengan wajahku' sampai-sampai hidungku sudah menyentuh hidungnya… yang membuatku tegang lagi dia terus menggerakan kedua talapak tanganya di pipiku.
"Jujur ya kak, menurutku itu adalah ide yang bagus' kakak akan mencari pacar dan itu membuatku senang, ada yang menjaga dan perhatian kepada kakak. He… he… cepat-cepatlah ya kak dapat pendamping, semoga kakak sudah siap untuk menikah di gereja nanti…"senyum.

Kulihat wajahnya berubah sedih dan bahkan dia menangis' tanganya yang sewaktu menyentuh kedua pipiku tadi sudah turun dengan lemas… aku merasa semua ini adalah salahku, andai saja aku gak masuk kedalam kehidupanya mereka pasti jeyqo gak akan jadi sedih begini.

"Kakak, kenapa menangis…"
Langsung kuhapus air matanya dan menarik dagunya supaya wajahnya bisa melihat ke wajahku' kulihat dia menutup matanya dan menggelengkan kepala… aduuh. Dia membuatku tegang lagi.
"Kak…"

"Eh… so… sorry, eh… kakak malu' nanti kau meledek mata kakak bengkak gara-gara nangis tadi…"

"He… he…"
Sewaktu aku tertawa tadi, kak jeyqo membuka matanya… dia melihat ke arahku dengan tatapan wajah yang memerah.
"Kakak… mana mungkin aku mau meledekmu, yang ada aku malah kasihan melihatmu nangis muluh dari tadi. Jangan menangis ya kak…"

Bersambung.

My Love BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang