BAB 2 : Matahari dan Senja

39 11 11
                                    

Saat menatari mulai terbenam, meninggalkan warna jingga yang menenangkan. Kita berpisah di persimpangan dan saling melambaikan tangan.

•••

Arthit berjalan masuk ke kamarnya setelah membeli sarapan. Ini masih jam enam pagi, belum banyak orang yang memulai aktivitas saat ini. Menyingkap tirai jedela, Arthit dapat melihat suasana di luar. Benar-benar damai.

Tiba-tiba wajah seniornya terlintas di pikirannya. Dia tidak tahu kenapa dirinya bisa tertarik pada seniornya itu. Semuanya terjadi begitu saja. Saat bertemu dengannya di hari pertama ospek, dia merasakan rindu yang tiba-tiba menyerangnya. Apalagi saat pandangan mata mereka saling bertemu, Arthit dapat merasakan desiran halus dalam dadanya. Hatinya terasa hangat.

Arthit semakin tertarik melihat seniornya itu memarahinya. Mungkin bagi yang lain, kemarahannya itu terlihat menyeramkan. Tapi bagi Arthit, wajah seniornya itu terlihat imut dan manis.

Memikirkannya membuat Arthit berpikir, apakah seniornya itu sudah bangun? Arthit tersenyum, karena dia tahu seniornya itu berada di tempat yang tidak terlalu jauh. Kamar mereka bersebelahan, Arthit mengetahuinya sejak hari pertama kuliah.

Bisa di pastikan seniornya itu tidak mengetahui hal ini dan Arthit tidak akan membiarkan seniornya tahu. Jika dia mengetahuinya, dia mungkin akan minta pindah kamar. Mengingat dia bertingkah seolah membencinya.

"Kau benar-benar tidak mengingatku, Kobayashi Yuuhi?"

Arthit mengacak rambutnya sendiri karena memikirkannya. Dia bergegas mengambil handuk dan berjalan menuju kamar mandi.

•••

Melihatmu tersenyum, walau dari jauh tetap membuatku bahagia.

•••

Sapphire baru saja bangun dari tidurnya. Semalam, dia sibuk membereskan barangnya di kamar barunya. Dia mengambil air putih dari dispenser dan meminumnya. Melangkahkan kakinya mendekat ke meja dekat jendela.

Tirai yang sedikit terbuka dapat membuatnya melihat ke luar. Di seberang kamarnya, seorang gadis dengan rambut super acak-acakan keluar menuju balkon. Dia tampak mengangkat telepon dari seseorang dengan wajahnya yang terlihat masih mengantuk.

Setelah mematikan teleponnya, gadis itu mengacak rambutnya sendiri dan menggelengkan kepala untuk mengusir rasa kantuk yang menguasainya. Mengambil handuk lalu berbalik badan. Sapphire tertawa kecil melihat gadis itu menabrak dinding lalu mengusap jidatnya.

"Kau tidak berubah, Yuuhi."

Kantuk yang dia rasakan telah hilang setelah melihat Yuuhi. Sapphire menggelengkan kepalanya dan bangkit dari tempat duduknya. Di dalam kamar mandi pun, dia masih ingin tertawa mengingat tingkah Yuuhi.

Saat dia keluar dari kamar mandi, Sapphire terkejut melihat orang yang kini duduk di tempat tidurnya.

"Umi!"

"Kau lama sekali! Aku sudah menunggu selama satu jam, kau tahu?" Umi tidak menghiraukan teriakan Sapphire.

Sapphire bertanya padanya, "Sedang apa kau di sini?!"

Remind Me Of My PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang