8

620 64 30
                                    

Suasana di rumah tersebut terasa normal, terkadang dingin namun ada juga banyak kehangatan.

Semenjak mengetahui keadaan Radhika, semua orang bersuka cita terutama para fans mereka.

Radhika juga dirawat dengan baik oleh Shakti, hubungan Shakti dengan Radhika terlihat semakin harmonis.

-2:02AM-

"Shakti!" Panggil Radhika.
"Hm ?" Tanya Shakti dengan nada mengantuk.

"Aku pengen sesuatu." Kata Radhika.
Shakti bangun, "kamu ngidam lagi ? Astaga, dedek ga tidur-tidur apa ?"

Tiba-tiba Radhika menangis, "Jadi kamu gamau beliin hiks?" Radhika ngambek, semenjak hamil hormonnya naik-turun jadi suka nangis walau hal kecil padahal jika keadaan normal Radhika sudah biasa disakiti Shakti.

"Eh, bukan gitu! Boleh kok, asal jangan aneh-aneh. Habis kamu kalo ngidam suka aneh-aneh," balas Shakti.

Radhika terkekeh, "tau aja aku mau yang aneh-aneh."

"Tuh kan! Aku gamau!" Balas Shakti.

"Iih hiks hiks," Radhika menangis lagi.

"Jangan nangis dong!" Kesal Shakti.

"Habis kamunya gamau," balas Radhika.

"Yaudah, kamu mau apa ?" Tanya Shakti pasrah.

"Kamu beliin nasi rendang punya orang Indonesia..." Ucapan Radhika terpotong.

"Itu sih mudah, tapi nanti pagi jam 8an baru buka." Balas Shakti.

"Belom slese! Aku pengen nasi padang terus kamu pergi dan datangnya harus jadi kayak perempuan! Kamu aku dandanin, kamu cantik kalo jadi perempuan tau hehe." Ujar Radhika terkekeh. "Sekarang pokoknya."

Shakti terkejut, "lah ? Apa-apaan coba, aku gamau." Shakti kembali posisi tidur.

"Nanti kalo dedeknya ileran karena ga dikabulin permintaannya gimana ?" Bujuk Radhika.

Shakti menatap Radhika malas, "semua bayi ileran." Balasnya.

Radhika menangis kencang yang dibuat-buat membuat Shakti terganggu, "Aku telpon mama!"

Radhika menelpon ibu Shakti.
"Mama!" Panggil Radhika ketika telepon telah terhubung.
"Loh, kenapa Rad ? Malam-malam gini telpon, untung aja mama bangun. Kamu kenapa-napa ?" Tanya ibu Shakti panik.

Ya, semua anggota keluarga telah tahu keadaan Radhika sehingga banyak nasihat dan jika ada apa-apa Radhika menyuruh menghubungi mereka.

Shakti menatap Radhika pasrah, kalo begini harus bagaimana ?
Radhika memakai tangis sesenggukannya.
"Tadi kan Radhika ngidam ma, tapi Shakti gamau nurutin hiks. Bilangin dong ke Shaktinya ma, nanti kalo anaknya ileran gimana," ucap Radhika lalu menatap Shakti, wajah Shakti terlihat pasrah.

"Ck, anak itu! Kasih telponnya ke dia sini! Biar mama marahin." Lalu Radhika memberi telponnya ke Shakti sambil terkekeh.

Shakti mendapatkan ceramah panjang lebar oleh ibunya tersebut. "Oke ma," balas Shakti lalu mematikan telponnya.

"Jadi ?" Tanya Radhika tersenyum jahil.
"Iya, aku beliin. Tapi ga pake make up ya." Ujar Shakti.
Radhika cemberut kecewa akhirnya Shakti luluh.

"Nih, ayo make up-in!" Kata Shakti dan menyodorkan seperangkat alat dandan Radhika, "Yeay!" Teriak Radhika senang.

Radhika banyak terkekeh saat mendandani Shakti.
"Kalo anak ini lahir dan durhaka, aku bakal telan anak ini nanti. Sudah merepotkan ayahnya sampai sebegininya" Shakti bercanda.
Radhika ketawa lalu memoles kembali dandanannya seperti menaruh blush on pink, eyeshadow dan lain-lain.

Bukan Sang PengantinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang