1|pertemuan (a)

105 17 0
                                    

Dipagi hari yang cerah! Di kota panas penuh dengan bangunan langit pencakar langit, Serta tiada sudut tanpa macet dan kebisingan. Dimana lagi kalau bukan jakarta?
Diantara banyaknya pengendara yang terjebak macet, terdapat sepasang  remaja yang sedang merutuki nasib karena terjebak macet yang tak berkesudahan.
Mereka adalah Raina dan Cassandra sepasang adik-kakak yang baru saja pindah dari london ke jakarta dua hari yang lalu. Dan sekarang hari pertama mereka untuk bersekolah di sekolah yang baru.

"Astaga Rain! Sumpah gue udah ga kuat Rain! Lo tau ini baru jam 06:30 tapi kota ini penuh banget kendaraan! Dan kita disini kejebak macet gila! Sumpah ini kota apa neraka panas banget! Berisik banget juga! Nasib gue sial banget!" gerutu Cassandra sedari tadi yang merutuki nasibnya.

"Bisa diem ga sih Lo! Emang lo pikir gue juga ga kesel?! Gue juga sama emang lo doang?! Mana masih jauh lagi! Kalo kaya gini bisa terlambat kita! Kenapa sih papa harus pindahin kita ke sini, kenapa dia di mutasi ke kota kaya gini terus papa ga bisa apa cariin sekolah yang lebih dekat?!" jawab Raina dengan nada kesal.

"Tau nih kalo aja papa ga ada bisnis di negara ini, kita pasti SMA nya masih tetap di london! Lagian, tanggung banget kita sekolah baru Lima bulan doang disana "Lanjut Cassandra sambil melihat sekeliling

"Gue yakin banget, kota nya aja macet kaya gini pasti nih siswa-siswi disekolah itu juga otaknya pasti macet" Sambung Raina.

"Iya juga! BTW Brayen sama Gavin mana? Kok dari tadi ga ada?" tanya Cassandra melirik-lirik kearah luar.

"Mungkin udah sampe duluan kali! Kan mereka bawa motor" jawab Raina menunggu lampu hijau.

"Udah hijau tuh Rain! Lets Go!" ujar Cassandra dengan riang.

Raina dan Cassandra pun melanjutkan perjalanan mereka.

Sementara di lain tempat terdapat sepasang Remaja Perempuan yang sedang ketakutan karena mereka dihadang empat orang preman berwajah sangar! Mereka adalah Erlina dan Giselle.

"Eh neng cantik-cantik, mau kemana? Kok kita ga diajak sih?" Kata salah satu preman.

"Eh om jangan kurang ajar ya om sama kita, Udah sana minggir kita mau sekolah jangan gangguin kita! Atau saya bakalan teriak! Pergiiiii Sanaaa!" ujar Erlina dengan lantang.

Namun gertakan Erlina tidak berpengaruh kepada Preman-preman tersebut bukannya pergi, mereka malah berjalan mendekati Mobil Erlina dan Giselle.

"Kalian mau teriak! Teriak aja kita ga takut!" ujar salah satu preman semakin mendekat kearah Erlina dan Giselle.

"Aduh Er gimana nih, gue takut Er, lo sih malah nantangin!" ujar Giselle ketakutan.

Para preman itu pun sampai di mobil Erlina dan Giselle dan terus memaksa mereka untuk keluar.
Mereka terus memukul kaca mobil Erlina dan Giselle hal itu semakin membuat Erlina dan Giselle semakin ketakutan.
Salah satu dari mereka membawa alat untuk membuka pintu mobil samping pengemudi dan akhirnya terbuka. Erlina dan Giselle ditarik untuk keluar dari mobil wajah mereka berdua sudah pucat pasi.
Erlina dan Giselle pun terus ditarik mereka terus melakukan perlawanan tetapi apa daya tenaga mereka sangat kalah dibandingkan keempat preman tersebut sampai akhirnya sebuah suara yang mampu mengalihkan pandangan mereka.

"Woy om! Lepasin mereka!" ujar seorang pria turun dari motor nya dan menghadang langkah para preman tersebut.

"Jangan ikut campur urusan kami! Sana kalian lebih baik pergi!" jawab salah satu preman yang menahan pergelangan tangan Erlina.

"Kami bakalan pergi kalau om lepasin mereka! Lagian nih udah pada tua juga! Bukannya perbanyak ibadah, ini malah banyakin dosa, apa om ga takut kalau misalnya om meninggal sebelum tobat gimana? Ga takut apa disiksa? Inget umur om inget?!" Cerocos pria yang lain bernama Brayen yang memang sangat-sangat so alim.

Tiger, Wolf, And Blood HolyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang