11

23 5 0
                                    

JANGAN LUPA VOMENT YAA.. KALIAN BACA CERITA INI.. DAN GUE BACA KOMEN KALIAN, BIAR ADA SIMBIOSIS MUTUALISME, SALING MENGUNTUNGKAN, OKE :)

Selalu ada alasan kenapa rasa bisa hinggap. Tanpa permisi dan tanpa ketukan.
Sekalipun hanya karena sesederhana tatapan mata, atau hanya tersenyum pada detik pertama bertemu.


"Dar, gue mau ngomong sesuatu sama lo" tiba-tiba kak dalvin dateng entah dari mana dan langsung narik tangan gue supaya menjauh dari gerombolan temen-temen gue. Dia berjongkok di hadapan gue dan ngasih mawar merah+cokelat ke gue.

Deg...

Jadi selama ini kak dalvino itu udah nyimpen perasaan sama gue sejak gue minta tanda tangan dia waktu mos.

Gue dan kak dalvin langsung jadi pusat perhatian semua orang.

Reno kamu dimana??

"Dar gue mau jujur tentang perasaan gue ke lo, awalnya gue suka karena lo yang jutek dan buat gue penasaran, selain itu gue juga suka sama sikap bijaksana lo ketika lo berperan jadi osis, gue sayang sama lo dan gue berharap lo punya perasaan yang sama kayak gue dar 'dar lo mau gak jadi pacar gue?'" kata kak dalvin yang masih jongkok di hadapan gue.

"Terima.. Terima.." teriak riuh siswa siswi Pelita Angkasa yang heboh.

Kamvret moment.

Dan ada yang berkomentar lain.
"Yaampun gebetan gue nembak dara"
"Ihh apa bagusnya sih tuh cewek cantikan juga gue, mending kak dalvin sama gue aja"
"ternyata kak dalvin seleranya rendah juga ya"
"Yahh sebentar lagi kak dalvin taken dong"
"Jangan diterima, jangan diterima"

Gila celetukkannya pada pedes semua ya...

"Udah terima aja, cogan tuh!" bisik nindy sambil mendorong bahu gue pelan.

Tarik napas... Buang

Gue menyentuh bahu kak dalvin dan menyuruhnya bangun. Semua siswa siswi Pelita Angkasa menunggu kepastian dari gue.

Jujur gue gak mungkin nolak dia di tempat umum kayak gini. Aplagi gue osis disini.

"Boleh kasih kesempatan gue buat mikir" kata gue sambil menuduk.

"Kenapa harus mikir? Kalo suka terima gue dan kalo gak suka tinggal tolak gue, gampang kan?" Kata kak dalvin dengan nada yang agak memaksa.

Kak dalvin akhirnya menarik napas panjang dan menghempaskan kasar.

"Okee..gue akan tunggu" kata kak dalvin pasrah.

Gue menganggukkan kepala dan meninggalkan kak dalvin sendirian yang masih berada di tempat yang sama saat dia nembak gue.

Bagus!!

Dan sekarang gue jadi pusat perhatian semua orang di sekolah ini.

Rasanya pengen gue colok satu-satu tuh mata mereka.

Reno tau gak ya masalah ini?

Gue dan sahabat gue langsung menuju ke kantin dan sesampainya kami di kantin kami langsung memesan makanan.

beberapa menit kami menunggu pesanan kami akhirnya makanan yang kami pesan sampai di meja kami.

"Guys gue ke toilet dulu ya sebentar" kata gue sambil beranjak berdiri dari kursi yang gue dudukin dan menuju ke arah toilet.

Gue menelusuri koridor, begitu banyak tatapan elang yang mengarah ke arah gue.

Siapa peduli? Gak ngaruh.

Ada satu orang yang tatapannya membuat gue susah payah menelan ludah.

Renoo...ya dia orang yang membuat gue susah payah menelan ludah.

Gue membuang muka buat ngehindarin kontak mata sama dia, dan terus berjalan ke arah toilet.

Saat gue tiba di toilet, tuben-tumbenan pintu toilet di tutup.

Curiga gue..

Gue membuka kenop pintu. Dan menampilkan sosok arin yang sedang membentak junior.

"Gue ingetin ya sama lo, jangan pernah lo cari muka di depan reno dengan cara cupu lo itu. Reno itu milik gue, cuma milik gue! Ngerti lo" Arin mengucapkan sambol mendorong bahu junior itu sampai nyaris terjatuh.

Junior itu hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Arin mengucapkan 'Reno itu milik gue, cuma milik gue!' seolah-olah dia itu pacarnya reno.

Kayaknya gue yang ceweknya reno gak segitunya deh.

Gue langung masuk dan menghampiri junior itu.

Disaat gue masuk mereka sontak kaget dan melihat ke arah gue.

"Nama lo siapa?" tanya gue ke junior itu.

"Re..rebecca kak" jawab dia gugup.

Kenapa dia gugup ya? Mungkin dia menganggap kalo gue juga pengen nge labrak dia.

"Udah sana lo keluar, biar dia jadi urusan gue" kata gue yang berbisik kepada rebecca.

"Ohh iya, tadi gue denger ada salah satu temen lo nyebut nama lo gitu. Kayaknya dia nyariin lo deh, coba aja lo samperin" ucap gue bohong.

Dia menatap gue dengan tatapan 'terima kasih'.

Arin sontak kesal melihat rebecca langsung ngacir keluar tanpa persetujuannya. Dan arin berusaha mengejar gadis itu tapi dengan cepat gue menahan tangannya.

"Lepasin tangan gue penghianat!" ucap arin sambil menatap gue dengan tatapan tajam.

Siapa yang disebut penghianat? Gue?

Bersambung...

Hai readers👋

Jangan lupa vote and comment nya👍👍

Di share juga boleh

Hehe😊😊😊

Thanks for read😘😘😘

My Stupid PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang