VIII(end)

9.5K 549 88
                                        

Mungkin ini terdengar egois tapi memang kim brother tidak ingin kehilangan si bungsu. Kata-kata hoseok tadi  selalu terngiang di dalam otak mereka. Andai saja waktu bisa di putar mereka sangat ingin menghabiskan waktu bersama jimin, tapi sekarang berbeda saat ini hanya tinggal menunggu waktu yang akan menjemput jimin.

"Chim-chim baby...hyung mohon buka mata mu... hiks.., apa kau marah..hiks..karna hyung tidak mempercayai mu. Hyung sudah putus dengan soojung, jadi hyung mohon...hiks..hiks...bukalah mata mu walau hanya sekali saja...hiks...."isak seok jin sembari mengecup tangan mungil nan pucat itu. Seok jin ingat tangan ini, jemari ini dulu sangat berisi tapi sekarang hanyalah tulang terbalut kulit, tangan dongsaeng nya sangat kurus sekarang.

Namjoon yang melihat betapa frustasi nya seok jin hanya bisa diam, jujur ia juga sedih setelah mendengar kata tiap kata yang di ucapkan sahabat hyung nya itu yang tak lain adalah jung hoseok. Dia sudah mengikhlaskan jimin jika jimin harus pergi, bukan berarti ia tidak menyayangi jimin, bahkan ia sangat sangat menyayangi jimin, itu karna agar jimin tidak merasakan sakit lagi.

"Sudahlah hyung...kita ikhlaskan chim, jika chim seperti ini dia akan selalu merasakan sakit."

"Ani...sampai kapan pun hyung tidak ingin kehilangan chim baby. Kita sudah kehilangan eomma dan appa, hyung tidak ingin kehilangan lagi namjoon-ah"

"T-tapi hyu—"

"Hyung ingin..hiks..melihat chim-chiminey tumbuh menjadi namja tampan..hiks...hyung ingin..hiks...melihat chim-chiminey menikah joon-ah...hiks...masa depan jimin masih panjang...hiks....h-hyung...hyung..hikss..."

Melihat sang hyung yang terlihat rapuh namjoon pun memeluk sang hyung dan selalu mengucapkan kata-kata penenang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"H-hyuungg...ul.ji..mahh...cchim..dihh..si...nihhh" suara lirih itu membuat kim brother tersadar bahwa maknae mereka terbangun dari tidur panjangnya.

"Chim baby kau bangun saeng!" tanya seok jin dan hanya di balas dengan anggukan dari jimin.

"Namjoon-ah! Jimin bangun, benar kan kata hyung, jimin pasti akan bangun"

"Ne..hyung jimin sudah bangun" guman namjoon, jujur saja namjoon terkejut karna jimin bangun, karna setaunya jimin sudah tidak ada harapan lagi.

Sudah dua hari jimin tersadar dari koma nya, jimin dasar jika waktunya tidak lama lagi, walaupun jimin hanyalah anak kecil tapi jangan salahkan otak cerdas nya. Jimin hanya ingin menghabiskan waktu yang tersisa untuk hyungdeul nya, jimin tau hyung nya tidak ingin dia pergi.

Flashback

Di sebuah Taman yang Indah terdapat anak kecil yang sedang bermain dengan pria paruh baya, anak kecil itu adalah kim jimin yang sedang bermain sepakbola bersama sang ayah, dan seorang wanita paruh baya yang terlihat cantik walaupun umurnya sudah tak muda lagi.

Setelah lelah bermain bola dengan sang appa, jimin pun mendatangi sang eomma. Jimin pun terlihat sangat bahagia tidak ada lagi pipi tirus yang ada hanya pipi tembem yang sudah seperti kue mochi.

"Eomma kenapa hyungdeul hanya beldili di tsana? Mending main tsama chim, dan kenapa hyungdeul menangits? Eomma chim mau ke hyungdeul, apa boleh, katsian jin hyung dan joon hyung?

"Ani... Chim tidak boleh bersama hyungdeul, chim sudah bahagia di sini"jawab sang appa.

"Tapi appa, eomma, chim mau ke hyungdeul...hanya tsebental boleh yaa...eomma boleh yaa.."rengek jimin.

"Baik lah eomma izinkan tapi jika chim-chim sudah waktunya kembali, chim harus kembali nanti eomma dan appa akan menjemput chim-chim oke!"

"Nee!!!"

Baby chim-chim (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang