2. Bukan Orang Sembarangan.

770 99 2
                                    

Di Distrik Panongan, selatan Distrik Cikupa, Rasid siswa kelas 1 SMA sedang begadang mengerjakan tugas di ruang tengah. Alasannya, ruang tengah paling terang karena di sana ada dua lampu.

Pukul 23.00 Rasid mendengar deru mesin motor berhenti sejenak lalu pergi. Firasatnya bekerja.

"Seseorang datang dengan naik ojek,"

Benar saja, pintu rumah Rasid diketuk orang. "Alaikum salam?" Rasid menjawab salam. "Ada perlu?"

"Kau tahu tidak, saat ini ibu kota sedang gempar?" tanya siswa SMA dari Terminal Distrik Panongan tadi, masih menutupi wajahnya dengan saputangan.

"Tidak," jawab Rasid polos.

"Kalau begitu bisakah saya istirahat di sini satu malam? Saya habis perjalanan jauh," siswa SMA itu menjelaskan maksud kedatangannya.

Setelah diam sejenak Rasid setuju. "Tunggu sebentar, saya siapkan tempatnya. Ayo masuk," ujar Rasid seraya membuka bentangan tikar yang masih tergulung separuh.

Siswa SMA itu melepas saputangan, menampakkan wajahnya, lalu mengangguk setuju.

Begitu masuk ruang tengah rumah Rasid, tamu asing itu mengamati setiap jengkal ruangan, lantas berkata, "Kau tidak tahu kabar situasi ibu kota karena tidak punya TV kan, Ali Rasidin?"

Bukan kepalang terkejutnya Rasid, tamunya tahu betul musabab ia tidak tahu kabar dunia, bahkan nama lengkapnya. "Siapa kau... Dari mana kau tahu semua itu?"

"Namaku Akad Ichsan, detektif," siswa SMA itu membeberkan identitasnya, setelah itu menguap lebar. "Nama lengkapmu tertulis jelas di buku tugas,"

"Kau tahu kabar situasi ibu kota karena berasal dari sana kan?" Rasid menebak asal.

Ichsan merasa heran, Rasid yang bukan siapa-siapa ternyata punya kemampuan deduksi yang jitu.

"Kau pasti bukan orang sembarangan Rasid," kata Ichsan tepat sebelum ketiduran.

"Ya, kau juga jelas bukan orang sembarangan, Ichsan," balas Rasid.

Jadi, apakah Rasid dan Ichsan sama-sama detektif?

Detektif Ichsan 1 : Detective Undercover.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang