4. Kejanggalan di Ibu Kota.

690 68 0
                                    

Rasid hanya tidur tiga jam malam itu. Ia membangunkan Ichsan pukul tiga dini hari, menanyakan asal-muasal detektif itu. Ichsan menuturkan semua yang diingatnya.

"Dalam perjalanan, aku mengalami amnesia. Bahkan, aku yang sekarang kaulihat bukan aku yang sebenarnya," Ichsan bercerita dari sudut pandangnya sebagai orang pertama.

Aku berada di ruangan sempit dengan penerangan remang bohlam lima watt. Ada sebuah meja di tengah ruangan. Tidak salah lagi, ruang interogasi.

Aku bersama pak kapolsek dan kepala sekolah. Masing-masing mereka membawa sebuah map.

Selama berada di ruang interogasi aku hanya diam, mendengarkan, dan menurut.

Kata pak kapolsek, "Kau detektif hebat. Kau telah membantu kepolisian memecahkan banyak kasus sulit. Namun, Serikat Jaringan terlalu berbahaya bagimu. Mereka komplotan kriminal terkuat di ibu kota, tidak segan membunuh untuk menjaga rahasia. Dalam penyelidikan terakhir, kau tertangkap dan mereka telah tahu identitasmu. Selama masih berada di ibu kota, kau tidak akan aman. Sekarang, ikuti rencana yang disusun kepala sekolah. Map ini berisi informasi yang kau dapatkan mengenai Serikat Jaringan," pak kapolsek meletakkan map di atas meja.

Kepala sekolah ikut meletakkan map di atas meja. Kata kepala sekolah, "di dalam map ini ada uang perjalanan, surat keterangan pindah sekolah, dan dokumen lainnya. Pergilah ke Distrik Cikampek. Di sana ada kenalan bapak yang juga kepala sekolah. Alamatnya..." (Aku lupa alamatnya)

*Distrik Cikampek termasuk wilayah Kabupaten Karawang.

Aku mengambil map kepala sekolah, tapi tidak pak kapolsek. Penjelasan pak kapolsek membuatku enggan mengambilnya.

"Lebih cepat kau pergi, lebih bagus," pak kapolsek menunjukkan pintu keluar.

"Ingat, dalam perjalanan jangan terlibat kasus apapun," pesan kepala sekolah.

Aku melangkah keluar. Seketika aku telah berada di suatu sudut ibu kota, di pinggir jalan. Hari mulai malam.

Tidak nampak rembulan, bintang, maupun awan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak nampak rembulan, bintang, maupun awan. Penerangan jalan juga remang seperti tadi di ruang interogasi.

Yang membuatku ngeri, ibu kota yang senantiasa ramai sampai larut malam kini sunyi senyap...

Detektif Ichsan 1 : Detective Undercover.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang